Kabut yang sangat tebal, hingga tak mampu aku menembusnya.
Aku tahu ketidakmampuan ku ini, tapi aku berusaha untuk melewatinya.
Aku tidak sehebat mereka yang dengan mudah mampu melewati kabut-kabut gelap itu.
Jauh disana kulihat mereka melambaikan tangan sambil berteriak memberitahu bahwa mereka telah melewati kabut tersebut.
Namun aku tidak akan berputus asa karena aku tidak bisa secepat mereka dalam melewatinya.
Aku tahu kemampuan ku tidak seperti mereka, aku tahu itu semua.
Tapi tidak ada salahnya jika aku ingin seperti mereka..
Aku berusaha sekuat tenaga dan tidak menghiraukan cemoohan orang-orang itu, aku yakin dan percaya bahwa aku pasti bisa melewati kabut gelap yang ada di hadapanku ini.
Mungkin tidak secepat mereka tapi aku pastikan aku bisa melewatinya meskipun tertatih-tatih penuh goresan luka dan duka yang mendalam.
Tapi itu semua akan ku jadikan latihan agar nanti setelah melewati kabut ini diri yang hina ini tidak mudah untuk berbuat semena-mena dan melukai hati orang lain, dan juga tidak akan memandang rendah atas kemampuan orang lain.
Apapun itu tetap berusaha meski luka yang kau rasa cukup menyiksa, percayalah wahai diri bahwa di balik kabut tebal itu ada sesuatu yang Allah siapkan untukmu. Mungkin sesuatu yang kau nantikan yang selalu menjadi doamu disetiap shalat khusuk yang kau lakukan.
Allah akan gantikan air mata itu dengan sesuatu yang membuatku merasa bahwa Allah menukarnya dengan yang kita katakan sebagai bahagia.
Insyaallah..
Terus berusaha dan berdoa, yakinlah Allah tidak pernah tidur.
Allah hanya sedang mengujiku, seberapa kuat dan siap untuk menerima bahagia itu.