Chan dan Mingyu tengah duduk berhadapan di dalam kamar Mingyu, wajah babak belur Mingyu kini tengah di perhatikan oleh Chan. Pemuda Lee itu mendengus pelan.
"Parah gini, kak. Kakak ngapain sih? Mau jadi jagoan? Gimana Pinky mau sama kakak kalo kakak aja kerjaannya kayak gini?" omelnya sambil memberikan pembalut luka pada luka-luka kecil di wajah tampan Mingyu.
Mingyu hanya tersenyum, memejamkan matanya saat jari-jari Chan menyentuh wajahnya.
Sangat menyesakkan, Mingyu menyukai perasaan saat Chan menyentuhnya, memakinya, merengut ke arahnya. Sangat menggemaskan.
Mingyu membuka matanya saat jari-jari Chan terasa tidak menyentuh wajahnya.
Mingyu menatap Chan dengan tatapan yang sulit di artikan dan di salah artikan oleh Chan, "Iya, maaf, aku cerewet. Lagian Pinky bilang dia udah bosen nungguin jemputan aku, kakak besok udah bisa ngembaliin motor aku, kan? Besok Pinky udah nggak antar-jemput sama aku lagi. Hahh, hilang deh penghasilan aku." kata terakhir itu tertangkap oleh pendengaran Mingyu, membuatnya menyerngit heran.
"Penghasilan? Maksudnya?" tanya Mingyu, Chan menghela nafas.
"Aku antar-jemput Pinky itu nggak mungkin nggak ada alasan, kak. Tante Nana bayar aku buat antar-jemput anaknya. Dan sekarang tante Nana udah narik kepercayaannya itu dan beralih ke ojol." jelas Chan sambil murung.
Mingyu mengerjapkan matanya dua kali lalu tertawa, membuat Chan memandangnya heran.
"Gila! Jadi selama ini gue cemburu buta dong?" tanya Mingyu secara ambigu, Chan terkekeh.
"Udah aku bilang kan, kak? Jangan cemburu sama aku bukan siapa-siapanya Pinky. Cuman teman, jadi kakak bisa lanjut pdkt sama dia," senyum hangat Chan berikan pada Mingyu yang masih dengan senyuman bodohnya, menepuk pelan bahu Mingyu, Chan akan beranjak pergi.
Tangan Chan sukses dicekal oleh Mingyu, membuat tubuhnya yang telah berdiri kembali terduduk, wajahnya menampilkan raut terkejut dan keheranan.
Mingyu memeluknya dengan erat, Chan dengan ragu menepuk punggung kakak tingkatnya tersebut.
Mingyu melepas pelukan mereka, namun tangan besarnya menangkup wajah Chan membuat pemuda bernama tengah Jung tersebut semakin keheranan dibuatnya.
"Lee Jung Chan, dengerin gue baik-baik. Awalnya gue nggak mau ngakuin ini, tapi serius! Semakin gue mencoba buat lupain dan menghapus lo dari pikiran gue, gue semakin nggak tenang," Chan terperangah, masih tidak mengerti apa yang akan dibicarakan oleh pemuda Kim tetangga sebelah kamar kosnya ini.
"Gue suka sama lo, eh nggak, maksud gue, gue cinta sama lo!" jelas Mingyu dengan wajah tampannya yang tengah menampilkan raut serius yang sialnya tertangkap tampan di mata Chan.
Chan mendorong tubuh Mingyu, "Kakak ngigo, ya?!" teriak Chan.
Ayolah, siapa yang tidak merasa shock saat seorang pria menyatakan perasaannya padamu itu tidak akan seseram ini kalau kau adalah seorang wanita, tapi Chan adalah laki-laki tulen. Masih punya burung juga tak memiliki dada yang besar, apa yang dilihat oleh Mingyu darinya?
Wajahnya memang tampan, ia akui itu, tapi, ah ... Sudahlah, memusingkan.
Chan memutuskan untuk pergi dari hadapan Mingyu setelah pertanyaannya tadi tak di jawab oleh pemuda yang lainnya.
Apa-apaan, sih! Nambah pikiran aja! Gerutu Chan dalam hatinya yang bergetar tak nyaman.
Iya, Chan merasa ada ribuan benda yang menyerang jantungnya saat melihat wajah Mingyu barusan. Ia tak bisa menafsirkan apa maksud dari wajah itu, tapi ia tak melihat wajah tersakiti di sana.
Chan buru-buru mengunci pintu kosnya.
Memukul kepalanya beberapa kali dengan kepalan tangannya, "Ahh! Jangan pikirin lagi Chan! Dia gila!" erangnya pada dirinya sendiri.
Yeah, sepertinya Chan bakalan ngerasain apa yang Mingyu rasakan saat bayang-bayang pemuda itu terus saja menghantuinya.
Mingyu tersenyum kecil, "siap-siap gue kejar ya, Lee Jung Chan."
Tamat
.
.
.
.
Mian ini gaje'-'
Tapi cerita ini tamat disini hehe
Makasih dah baca
Yang sider semoga aja cepat sadar '-'
See you muah
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong [Mingyu × Chan]
FanfictionGimana kalau ternyata selama ini semua yang Chan pikirkan tentang Mingyu itu salah? SEASON 1 = TAMAT SEASON 2 = STUCK.