Chapter 2

10.8K 228 42
                                    

Awas banyak typo!!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Pak Raffa sudah sangat deket dengan wajah gue,  Gue tutup mata dan...

"Iva kamu bisa minggir?"

Eh? Minggir?

"apa kamu bisa minggir Ivana? Saya mau ambil buku dibelakang kamu"

"E..eh iya pak"
Duuh, kirain nih orang mau ngapain, ternyata cuma mau ngambil buku toh.
Pak Raffa terlihat membolak-balik halaman buku yang dia ambil tadi, sebenenya dia mau ngasih hukuman apa sih?

"Iva, kamu saya kasih hukuman, kerjakan semua soal matematika dibuku ini"
Nih, orang sehat? Masih waras kan? Kalau suruh ngerjain satu buku sih gak apa-apa, lah ini dia kasih lima buku sekaligus. Mana tebel banget bukunya. Botak, botak deh nih kepala.

"bapak yakin? Apa ini gak kebanyakan pak?"
"oh jadi kamu mau ditambahin lagi?"

"enggaaaak pak, enggak ini udah cukup"
Kenapa sih dari semua pelajaran kenapa harus matematika sih, pelajaran yang paling dibenci oleh seluruh siswa.

Gue bawa buku yang diberikan pak Raffa tadi ke kelas, sumpah berat banget nih buku. Saat gue hampir sampai dikelas gue ditabrak oleh seseorang dan terjadilah adegan seperti didrama korea.
Semua buku yang gue bawa berserakan dilantai.

"aduh maaf ya gue gak sengaja" kata orang yang nabarak gue.

Gue lihat wajah orang itu dan tenyata... ganteng banget nih orang, gak apa-apa deh kalau gue ditabrak sama dia setiap hari.
"kamu gak apa-apa"tanyanya lagi.

"iya gak apa-apa kok" kayaknya dia murid baru deh, soalnya gue gak pernah liat cowok seganteng ini disekolah selama ini
.
"kamu murid baru ya?"
"iya, kenalin nama gue Nico Aldiansyah, kamu bisa panggil Nico aja"
"nama gue Ivana, semoga betah ya sekolah disini"
Gue pun pergi sambil membawa tumpukan buku tadi ke kelas.
__________

Gue taruh semua buku yang dikasih pak Raffa tadi dimeja, dan semua temen gue terutama Vino dan Gina. Ekspresi mereka seperti melihat hantu disiang bolong, mereka seperti tidak menyangaka gue bakal mengerjakan buku sebanyak itu.

"lo kesambet apa Va? Lo masih sehat kan Va" tanya Gina sambil memegang dahi gue

"Kesambet setan belajar kali  nih bocah" kali ini Vino yang berkomentar.

"kalian ini yah, gue bolos salah, gue mau belajar dikira kesambet. Kenapa serba salah banget sih gue?"

"hehehe ya gak biasa aja liat seorang Ivana mengerjakan matematika" kata Gina.

Bel pelajaran kedua berbunyi semua siswa yang berada diluar kelas kembali asuk kedalam kelas dan gue terpaksa mengikuti pelajaran kedua juga.
Bu Iren memasuki kelas dengan seseorang dan ternyata itu Nico. Ya ampun ternyata gue sekelas sama Nico yang gantengnya gak ketulungan itu.

"nah semua ibu membawa murid baru dia pindahan dari jawa tengah, Nico perkenalkan diru kamu"

"hai semuanya Nama saya Nico Aldiansyah, kalian bisa panggil saya Nico. semoga kita berteman baik ya"

"kalau ada yang mau bertanya dipending dulu ya, kalian bisa tanya nanti dan Nico kamu bisa duduk di bangku didepan Ivana" kata bu Iren

What!! Dia duduk didepan gue, apakah ini takdir untuk gue?

"baiklah kita mulai pelajarannya, semuanya buka buku halaman bla bla bla........"
Semua yang diterangkan bu Iren tidak ada yang masuk ke pikiran gue, yang ada dipikiran gue hanya orang yang sekarang duduk dibangku didepan gue.

Saat istirahar sebagian anak perempuan berkumpul dimeja Nico, mereka menyerbu Nico dengan banyak pertanyaan.

"Nico kamu udah punya pacar gak?"

"Nico nomor WA kamu berapa? Minta dong"

"Nico kamu ganteng deh, waktu kecil dikasih makan apa sih sama ibunya"
Ya kurang lebih seperti itu pertanyaan yang dilontarkan anak permpuan itu, dan Nico yang dikasih pertanyaan malah bingung mau jawab yang mana dulu.

Tiba-tiba Nico berdiri dan menghampiri gue."Va ke kantin yuk"

"ayo, gue udah laper nih" Gue gak boleh nolak nik ajakan Nico, jarangkan makan bareng cowok ganteng.

Kami berdua pergi meninggalkan kelas dan menuju kekantin, dan semua anak perempuan terlihat iri, kecewa, dan penasaran dengan hubungan kami.

__________

Saat dikantin banyak siswi yang mencuri-curi pandang ke Nico.

"mau pesen apa Va?"tanya Nico

"mie ayam sama jus jeruk aja deh"

"mang pesen mie ayamnya dua sama jus jeruk satu jus alpukatnya satu"

"Siap tunggu bentar ya"
Sembari menunggu pesanan kami ngobrol tentang sekolah lama Nico dan sebagainya. Dan gue menemukan fakta bahwa Nico masih jomblo, kesempatan besar nih.

"Nic, gue boleh gak minta no telpon lo"

"boleh kok, catet ya 08525xxxxxxx"

"ok, udah nanti gue WA ya"
yes gue dapet nomornya Nico.

"ok gue tunggu WA dari lo"
Setelah itu, Makanan pesanan kami akhirnya pun datang.
__________

Bel tanda pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi gue enggan untuk pulang, karena gue masih harus mengerjakan soal-soal yang diberikan pak Raffa.

Kenapa gue nggak ngerjain dirumah? Kalau gue kerjain ini dirumah, orang-orang dirumah gue pasti syok sama seperti teman-teman gue tadi.

Gue cek jam yang melingkar dipergelangan tangan gue menujukkan pukul empat, berarti gue udah satu jam ngerjain nih soal-soal.
Gue kemasi semua buku yang berserakan dimeja dan gue bergegas menuju parkiran.
Pasti sekarang tinggal motor gue diparkira,
Dan benar saja diparkiran hanya ada satu motor yang terparkir, yaitu motor gue, gue kenakan helm dan melajukan motor gue menuju rumah.

#Tbc

Udah lama gak update,  ada yang nunggu update gak ya? Semoga masih ada ya..

Ok sampai jumpai chap selanjutnya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Husband Is My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang