Penjelasan

3.1K 182 36
                                    

Buku - Buku Jari diangkat dari kisah nyata.

Senjani dan Fajar betulan ada meskipun tidak bisa saya bagi identitasnya demi kenyamanan mereka dan keluarga.

Realita jika kebanyakan keluarga korban perkosaan merasa menanggung aib kemudian memilih menikahkan korban dengan pelaku pun masih terjadi sampai saat ini. Solusi yang mereka berikan sama sekali bukan solusi. Semoga dari kisah Buku - Buku Jari ini kita mampu memetik pelajaran serta meningkatkan kesadaran untuk makin aktif melakukan pendampingan pada korban.

Tidak semua korban perkosaan sekuat dan seberuntung Senjani.

Perkosaan sudah seharusnya kita lawan bersama. Akibat yang ditimbulkan bukan berhenti pada korban, melainkan turut terasa bagi keluarga, orang lain, bahkan menciderai masyarakat. Mari bersama-sama mulai menyalahkan pelaku dan berhenti menyalahkan korban. Tidak ada satu orang pun yang mau dilecehkan, tidak ada satu orang pun yang berhak melecehkan. Semoga konsep sederhana ini mampu semua orang cerna.

Saya mengenal tokoh Fajar secara pribadi semasa hidupnya. Kisah tentang Senjani, beliau ceritakan saat dulu saya sedang kebingungan. Beliau bercerita tentang Senjani ketika saya (dengan kurang ajarnya) pernah bertanya,

"Bah, pernah pacaran nggak sih? Abah pasti pernah suka orang kan?"

Saat itu saya masih awal umur remaja.  Beliau menceritakan kisahnya sendiri dengan tujuan awal agar saya mengerti jika panggilan Allah tidak didasari gengsi maupun sangsi, jika saya sendiri masih terlalu naif serta belum mampu berpikir jernih.

Sialnya, kisah beliau terlalu menyayat hati.

Kurang lebih setahun sejak saya mengetahui cerita itu, beliau pindah tempat bertugas. Tidak pernah bertatap muka lagi sampai akhirnya beliau meninggal dan jenazahnya kembali ke kota saya untuk dimakaman.

Saya dan keluarga datang melayat seperti layaknya yang semua orang lakukan pada sahabat.

Saat dipemakaman, ada seorang ibu bersama anak cucunya datang melayat. Saya yakin betul (dan akhirnya terbukti) jika yang datang ialah Senjani. Sebelum pulang saya berkesempatan menyapa dan ibu tersebut mengenalkan diri serta menyebut nama yang sama seperti yang Fajar pernah ceritakan pada saya.

Saya ikut bahagia untuk Senjani, untuk Fajar, untuk Erik, dan semua orang yang terlibat dalam hidup mereka saat ini. Kesalahan dan segala rupa kekecewaan di masa lalu berhasil mereka lalui dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi.

Buku - Buku Jari diceritakan ulang, dengan beberapa detail tambahan yang tidak merusak alur cerita awal.

Terima kasih sudah berkenan ikut membaca dan menghayati. :)

Buku - Buku JariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang