"Kamuu..!!" Pekik Rhea seketika
"Ka..kamu yang kemarin satu kamar sama sayakan?." Ujar Sakha
"Jangan mendekat" Rhea bersuara galak
"Akhirnya, tanpa saya bersusah payah mencari kamu, kamu sudah berada di hadapan saya" Kata Sakha dengan suara santai
"maksud anda apa ya?" Tanya Rhea "Mau apa anda, saya rasa setelah kejadian buruk itu kita sudah tidak ada urusan apa-apa pak sakha yang terhormat" Jelas Rhea dengan menekankan nama Shaka
"Kamu mau tahu, mau saya apa, memiliki kamu" Sakha tak ingin kalah ia juga menekankan kata-katanya dan mendekat ke arah Rhea " Kalo kamu mikir ini sudah selesai kamu salah"
"Dasar gillaaaa" Umpat Rhea dalam hati
"Maaf, pak Sakha saya disini untuk mengatarkan surat dokumen dari pak Marlo untuk anda, dan maaf untuk pembicaraan diluar pekerjaan" Kata Rhea tegassembari mengalihkan perkataan Shaka
"Baik saya Terima"
"Kalo begitu terima kasih pak, saya mohon undur diri" Pamit Rhea sembari membalikkan badannya dan segera menarik hendle pintu ruangan makhluk terlaknat ini
Namun disaat Rhea akan menarik pintu ruangan Sakha dengan cepat Sakha menarik pinggang Rhea dan membuatnya mundur dari langkahnya, Sakha masih setia memeluk erat pinggang Rhea begitupun Rhea masih sibuk mencerna kelakuan Shaka yang bisa dikatakan teramat tidak sopan, bukan seperti ini yang Rhea pinta yang ia pinta adalah cukup ia tak ingin berurusan dengan seorang bernama Shaka lagi. Seharusnya ia memberontak saat Sakha menarik pinggangnya semakin erat, tapi otak dan hatinya ternyata tak begitu simkron.
"Jangan memberontak, atau aku akan menciummu" Kata Sakha halus tepat disamping telinga Rhea
"Lepaskan saya, saya harus segera pergi" Aura dingin dari Rhea
"Saya tidak akan melepaskan kamu lagi" Kata Sakha lagi
"Pak Sakha, tolong lepaskan saya atau saya akan teriak" Ancam Rhea
Detik berikutnya, Shaka sudah membalikkan badan Rhea dan mendorongnya tubuh ramping itu bersandar pada daun pintu, Sakha dan Rhea saling menatap satu sama lain. pendangan mereka saling mengunci, awalnya bukan begini yang Shaka harapkan, ia hanya ingin duduk berdua menyelesaikan masalah namun sepertinya Rhea membuat jiwa emosional Shaka bangkit.
"Mari kita bicara"
Sakha semakin mendekatkan dirinya kearah Rhea, Rhea diam di posisinya ia menatap lurus mata elang milik Sakha, ia ingin memberontak namun gerakaannya terkunci dengan tatapan elang milik Sakha.
Aroma mint menguar disekitar telinga Rhea, ya Sakha meniupkan udara kearah telinga Rhea, seketika itu Rhea menutup matanya pelan dan yang Sakha tahu ia berhasil melemahkan lawannya, entah sejak kejadian waktu itu membuatnya merasa terikat pada sosok wanita asing didepannya itu.
Sakha mengambil langkah cepat, ia mulai menyerukkan kepalanya disela-sela leher jenjang Rhea, Sakha menghirup dalam aroma Rhea sesekali ia menciumnya lembut, terlihat tidak ada pemberontakan Rhea. Sakha mulai berani menyerukkan bibirnya kearah leher Rhea.
Setelah itu Rhea seakan tersadar dan matanya terbuka seketika, ia tahu ini kesalahan lagi bila tidak segera ia hentikan ia tahu kejadian malam itu akan terulang kembali. Akhirnya tangan Rhea mendorong keras dada bidang milik Sakha.
"Dasar brengsek!!"
"Rhea, apa-apaan kamu"
"Apalagi yang akan anda lakukan pak Sakha, tidak cukupkah malam itu anda sudah ambil harta paling saya jaga, pernah tidak anda berfikir kalo anda sudah menghancurkan harapan saya, mengambil apa akan daya persembahkan untuk suami saya kelak" Cecar Rhea
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING WITH MR. LAWYER (COMPLETED) REVISI
RomanceSetelah kejadian malam lalu membuat Rhea tidak bisa lari dari rasa takut yang kerap kali datang disetiap Rhea merenung, dan rasa ketakutan dimana apakah didalam rahimnya tumbuh nyawa didalamnya. Akankah Rhea akan bertemu lagi dengan sosok laki-laki...