"Karena kamu adalah canduku, makanya aku rindu ..."
~PIECES~
"Gisya !"
Gisya menghentikan gurauannya bersama Marvin saat mendengar seseorang memanggil namanya. Gadis itu menatap heran seseorang yang berdiri di depannya. Pasalnya yang memanggil namanya tadi adalah Arkha, kakak tingkatnya yang ia temui tempo hari.
Gisya merasakan Marvin melepaskan genggaman tangan pada pergelangan tanganya. Gantinya tangan lelaki itu ia masukkan kedalam saku celana. Marvin tersenyum.
"Kalau gitu gue duluan ya"
"Iya kak. Hati-hati"
Setelah kepergian Marvin, Gisya kembali menoleh pada laki-laki yang masih setia berada di depannya. Sama halnya seperti Gisya, Arkha baru bergerak mendekati Gisya saat Marvin mulai menjauh.
"Yang tadi itu pacar lo ya ?"
"E-ee-Kak Arkha tadi kenapa manggil ?" jawab Gisya mengalihkan pembicaraan.
Arkha paham dengan sikap Gisya yang sepertinya tak ingin diusik mengenai kehidupannya itu.
"Emm lo ada kuliah pagi ? Kalkulus bukan ?"
Gisya kembali melangkah yang diikuti Arkha di sampingnya. Gadis itu menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Gue kebetulan juga ikut kelas lo. Biasa gue ngulang" cengir Arkha, seperti masalah 'mengulang mata kuliah' bukanlah perkara yang besar.
"Oooh"
"Lo orangnya pendiem yah". Tanya Arkha to the point yang sedari kemarin sudah gatal ingin mengatakan itu. Hal itu karena setiap ia bersama Gisya, gadis itu selalu berkata seadanya.
"Atau gara-gara kita baru kenal ? Haha santai Sya gue orangnya selow kok" Arkha kembali bersuara saat ucapannya tadi tak di tanggapi Gisya.
"Enggak kok kak. Aku emang orangnya gini"
"Lo nggak perlu sekaku itu. Kita sama-sama dari Jakarta kan ? lo nggak perlu sungkan manggil lo-gue sama gue"
"I-iya Kak"
"Bagus" ujar Arkha yang kemudian tersenyum.
Arkha melihat jam yang melingkar di tangannya lantas mengajak Gisya untuk segera masuk ke kelas. Keduanya berlalu, seiring dengan kisah yang baru saja dimulai. Kisah tentang dia yang mulanya mencintai dan berusaha ingin memiliki.
Jatuh cinta pada pandangan pertama barangkali sudah menjadi hal yang biasa bagi Arkha. Dulu pertama kali ia bersama Senja, karena ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan saat ia bersama Kinara pun, itu juga karena jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan kini saat ia bertemu dengan Gisya, ia juga merasakan hal sama.
Arkha mungkin salah satu cowok brengsek bertopeng malaikat diantara banyaknya yang ada di dunia ini. Arkha mengakui itu. Tetapi ada hal lain saat ia melihat Gisya pertama kali. Ia tahu gadis itu memiliki sesuatu yang istimewa. Untuk itu ia ingin masuk ke dalam kehidupan gadis itu. Tanpa ia mengerti, perlu sebuah usaha khusus agar pintu yang telah lama tertutup itu bisa terbuka kembali.
Gisya bukanlah orang yang mudah ditaklukkan oleh seseorang. Gadis itu memiliki pendirian yang kuat.
***
Jam kuliah kalkulus yang berlangsung 150 menit lamanya akhirnya berakhir. Gisya menghela nafas lega. Awalnya ia berpikir kalkulus hanya sebatas matematika biasa, namun perkiraannya benar-benar salah.
Ia menoleh kerarah empat teman-temannya. Raut wajah semuanya sama, sama-sama pucat.
"Gue kayaknya salah ambil jurusan deh. Pusing pala gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
Teen Fiction•Jatuh cinta itu mudah, yang sulit hanyalah memulainya Memiliki separuh hati milik orang lain membuatnya menyadari beberapa hal. Bahwa ada alasan mengapa detak jantungnya selalu saja berdetak setiap kali ia melihatnya di depan mata. Dan mengapa per...