4~ Perantara Rindu

254 16 5
                                    

"Hujan adalah cara Tuhan untuk menyampaikan sesuatu pada makhluknya. Mungkin salah satunya berwujud rindu dari seseorang yang berada jauh di sana untuk kita. Aku suka hujan karena itu."

***

Hal yang paling menyenangkan bagi mahasiswa adalah saat tiba-tiba saja dosen yang harusnya masuk kelas memberi kabar bahwa ia berhalangan hadir. Ditambah lagi tidak ada tugas yang di berikan. Surga dunia.

Bagi mahasiswa Teknik Informatika hal-hal seperti itu sangat amat diharapkan setiap hari terjadi. Mahasiswa Teknik Informatika yang lebih sering dihadapkan dengan penulisan bahasa pemrograman dan lebih perhatian pada ";", adalah yang paling semangat saat mengatakan bahwa "Kuliah tak seindah di FTV FTV".

Memang benar. Jangankan mengenal dunia hura-hura, melirik cowok ganteng atau cewek cantik aja akan jarang di lakukan. Beruntung di Prodi itu banyak sekali cogan cogan dan cecan cecan berkeliaran. Jadi sekali mendapat kesempatan, mereka tak perlu mencari jauh-jauh ke Prodi lain.

Kekosongan mata kuliah itu lah yang saat ini terjadi di kelas Gisya. Untuk itu sejak pagi tadi Gisya beserta teman-temannya sudah duduk manis di kantin Prodi. Mereka semua duduk dengan berbagai macam minuman dan makanan yang sudah hampir habis.

"Habis ini gimana kalau kita berburu ke kantin fakultas ?" celetuk Alrin yang saat itu sedang melahap makanan ringannya.

"Elo gila ?" desis Me-Me sedikit berteriak.

"Emangnya kenapa sih ?" kali ini Alula yang bertanya.

"MaBa nggak ada yang berani masuk kesana karena bakal berurusan sama mbak-mbak rempong yang sok hits" jawab Me-Me tenang.

"Oh ya ? temennya Alrin dong. Rempong. Hahaha" Laudia terbahak yang langsung mendapat tatapan menghunus dari Alrin.

"Eh tapi wait, lo bukannya udah pernah kesana ya Sya ?" lanjut Laudia yang kini menatap Gisya.

Gisya mengangkat sebelah alisnya. "Iya. Waktu itu Kak Marvin sih yang nyuruh. Gue mana tau gosip kayak gitu. Makanya gue santai aja. Dan see gue nggak diapa-apain kok"

"Kak Marvin cowok yang deket sama lo yang anak seni itu ?"

Gisya mengangguk.

"Lagi beruntung aja kali lo"

Gisya mendengus. "Denger ya Lau, kantin itu tempat umum kan ? yaa walaupun gue sendiri udah nggak bakal mau masuk sana lagi sih"

"Kenapa ?" Tanya Me-Me penasaran.

"Iya kenapa ? padahal nih ya ketua HMP kita yang kece badai itu penghuni tetap disana" ujar Alrin dengan tatapan memuja.

"Risyad maksud lo ?"

"Iya Sya. Kak Risyad, Kak Virga dan satu lagi siapa tuh yang paling keren, cool ... ah iya Kak Arkha. duuuh"

Kini mereka berempat menggelengkan kepala melihat tingkah Alrin. Mereka memilih tak menghiraukan kalau Alrin sedang kumat seperti itu. Gisya sudah pernah bilang belum ? jangan biarkan Alrin melihat orang tampan atau penyakit ayannya akan kambuh.

"Eh iya kita jadi MaKrab Sabtu besok itu ya ?" Alula bertanya.

"Jadi kayaknya. Padahal nih ya tanpa acara begituan pun kita udah akrab banget"

"Nah iya Me". "Terus menurut lo gimana Sya ?"

Gisya mengalihkan pandangannya. Yang tadinya ia menatap kosong jusnya kini beralih menatap Alula.

"Gimana apanya ?"

Alula mendengus. "MaKrabnya Sya"

"Ya nggak gimana-gimana. Emangnya kita bisa nolak ?"

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang