Chapter 1

77 10 8
                                    

Pagi hari yang cerah, Kirana telah duduk dibangku kelas sambil membaca, selang berapa menit Nadia datang dengan banyak senyuman.

'' Eh, Kir... Tadi ibu Novi bilang kalau 1 minggu lagi lo disuruh ikut lomba puisi yang bertema berkurangnya rasa kepedulian siswa'' sahut Nadia panjang lebar

''Yang bener? Kamu nggak bohong kan NADIA!? '' pekik Kirana dengan senyum semangat 45!

'' Terserah Lo deh mau percaya ap nggak'' jawab Nadia malas.

Kirana sangat senang, sudah lama ia tidak dipanggil untuk mewakili sekolah dalam lomba puisi.

''Kirana... '' panggil seorang wanita sambil berjalan mendekati Kirana

''tuh, ditunggu bu Novi di lab fisika.. ''

Kirana mengangguk sambil memberi jempol kepada seorang wanita yang merupakan teman sekelas Kirana tadi. Kirana berjalan menuju lab, setiap kali ia bertemu dengan kakak kelas maupun adik kelas, Kirana selalu tersenyum. Ya Kirana adalah anak yang ramah dan sopan.

Sesampainya Kirana di lab, ia melihat bu Novi dan seorang laki laki yang merupakan wakil ketua OSIS saling bercakap. Kirana menyapa keduanya.

''Nih dia Kirana... '' kata sambutan bu Novi sembari menujuk Kirana kepada Dafa, wakil ketua Osis.

Dafa mengangguk, lalu Kirana duduk disebelah Dafa dan siap mendengarkan penjelasan dari bu Novi.

''oke, Kirana kamu sudah tau kabar bahwa kamu akan mengikuti lomba puisi? '' tanya bu Novi.

Kirana mengangguk mantap sambil tersenyum puas.

'' nanti kamu akan didampingi oleh Dafa, ia akan membantu mu '' jelas bu Novi yang selalu dianggukkan oleh Kirana.

***
Bel istirahat berbunyi, Kirana tak ke kantin karena ia membawa bekal. Hanya tinggal Kirana seorang yang masih berada di kelasnya. Kirana melihat seseorang diambang pintu dan berjalan menghampiri nya.

''Dafa? ''

Kirana terlihat bingung karena seseorang yang diambang pintu tersebut adalah Dafa.

''heheh..maaf ganggu, sore ini kamu ada acara? '' tanya dafa dengan tangan menggaruk kepala.

''nggak, ada apa? ''

''ikut aku yuk, ke perpustakaan umum? ''

Kirana senyum, yang berarti ia mau. Setelah itu dafa langsung pergi. Di pintu, dafa bertemu dengan nadia.

''ngapain tu dafa? '' tanya nadia sambil menatap tajam ke Kirana

Kirana tak menjawab ia sibuk menghabiskan bekalnya karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

***

Hari ini Kirana akan telat dijemput oleh supirnya karena ia akan mengantarkan mama Kirana ke bandara untuk berangkat ke Singapura guna menghampiri Kenzo.

''Kirana, mau pulang sama aku? '' sahut dafa yang tiba tiba saja sudah ada disebelah Kirana dengan motornya.

''eh,.. ngak us..a , sebentar lagi dijemput kok''jawab Kirana sedikit gagap.

Dafa menatap Kirana sebentar lalu pergi begitu saja meninggal gadis itu ditempat. Kirana mematung, jantung nya berdegup cepat, apakah Kirana jatuh cinta pandang pertama?

''ahh... mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada Dafa cowok yang pintar, apalagi di bidang fisika. '' gumam Kirana dalam hati

Setelah lama menunggu akhirnya supir Kirana datang.

***

Sesampainya Kirana dirumah, ia mendapatkan paketan yang berupa bunga. Di dalam bunga tersebut terdapat sepucuk surat.

''bunga, surat? Dari siapa? '' Kirana bertanya pada dirinya sendiri lalu melirik sekitar.

Jangan lupa hari ini jam 15.00 aku jemput kamu.

Dafa.

Kirana tersenyum sambil memeluk surat tersebut. Entah apa yang ia rasakan sekarang senang dan bingung rasanya semuanya tergabung jadi satu.

***
15.00

Jam telah menunjukkan pukul 15.00 Kirana kini sudah berada di depan televisi untuk menunggu Dafa. Kirana terus melirik jam, Dafa sudah telat 7 menit .

Terdengar bunyi bel rumah Kirana. Dengan cepat Kirana membuka pintu, ia dapat melihat jelas wajah Dafa dengan baju berwarna abu abu dan berjaket. Ia sangat terlihat rupawan.

''maaf,aku telat... Tadi macet parah'' Dafa memulai pembicaraan.

Kirana tak angkat bicara, ia langsung memberi kode kepada dafa untuk berangkat sekarang. Sesampainya mereka di perpustakaan, Kirana mengambil beberapa buku, ia tidak mempedulikan dafa yang sadari tadi membuntuti dirinya.

''kamu marah? '' sahut dafa sambil melirik kirana

''nggak''

''trus''

Tak ada lagi jawaban dari Kirana ia sedang bersikap dingin sekarang. Setelah selesai mencari buku yang ia inginkan Kirana langsung mengajak dafa pulang. Dafa mengangguk dan segera menjalankan motornya.

Diperjalanan pulang, rintik - rintik hujan mulai turun. Dengan cepat dafa segera mencari tempat untuk mereka berteduh sembari menunggu hujan reda. Terjadi keheningan diantara mereka. Dafa selalu melirik ke Kirana yang sedang memegang tangannya dan saling menggosok satu sama lain.

''nih.. Pakai '' ucap Dafa dengan tangan menyodorkan jaket ke Kirana

''makasih '' balas Kirana lalu mengambil jaket tersebut

Hujan reda. Dafa segera mengantarkan Kirana pulang karena sadari tadi wajah Kirana terlihat pucat. Sesampainya dirumah Kirana langsung masuk, tetapi ketika hendak melangkah masuk tangan Kirana ditahan oleh dafa.

''Kirana, kamu belum kasih nomor handphone kamu... ''

'' untuk? ''

''biar mudah berkomunikasi.. Hehehe'' jawab dafa sambil mengaruk garuk kepala yang tak gatal.

Dafa memberikan benda persegi kepada Kirana. Kirana lalu mengetik pada benda tersebut. Setelah memberikan nomor, Kirana langsung masuk dan meninggalkan Dafa didepan rumahnya.

***

Bersambung...

Jangan lupa follow akun ig kita gaes @tariska_at

Maaf terdapat typo typo.

Jangan bosen baca teman temann

.
.
.
.
Tunggu chapter selanjutnya....



Annoying Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang