Harry Potter © J.K. Rowling
.
.
Dalam salah satu dongeng yang pernah kaubaca dari kumpulan kisah milik temanmu, Lily, tidak semua putri berasal dari kerajaan.
Ada satu gadis, dalam kisah itu bernama Cinderella (aneh sekali namanya, kaupikir), yang hidup sengsara sejak kemunculan ibu dan saudara-saudara tirinya. Ia disiksa, didiskriminasi, dan dibenci--tapi pada akhirnya muncul pangeran tampan yang menyelamatkan hidupnya.
Bagimu, Sirius Black sama saja seperti pangeran--sekalipun kau sendiri tidak mengalami hidup setragis Cinderella.
Ia tampan, luar biasa kaya, dan berdarah murni. Tambahan lagi, ia adalah kekasihmu.
Luar biasa, bukan?
Mungkin, Sirius menyukaimu karena kau tidak pernah absen dari pandangannya. Kau adalah Rachelle Potter--adik sepupu dari James, sahabat Sirius. Kau ada di sana ketika pasangan itu mengacungkan tongkat ke arah Severus Snape--atau Snivellus, begitu mereka menyebutnya--dan membuat laki-laki Slytherin itu jungkir balik dengan celana terekspos. Kau tidak pernah absen dari momen-momen emas Sirius dan James, bahkan ketika Lily menatap sepupunya dengan ekspresi benci.
Bahkan, ada satu masa ketika kau diam-diam mengamatinya bertransformasi menjadi seekor anjing--dan versi animagus dari Sirius Black tidak kalah menawan.
Siapa sangka, pada tahun keempatmu di Hogwarts, status Sirius berubah dari 'kawan-baik-sepupumu' menjadi 'kekasihmu'?
Mengejutkan, memang. Tapi tidak dapat dipungkiri, kau selalu berhasil tenggelam ke dalam tatapannya yang luas dan dalam, terpesona memandangi helai-helai rambutnya yang rapi dan terawat--tidak seperti rambut acak-acakan James--juga senyumnya yang, astaga, dapat membuat Veela sekalipun jatuh cinta.
Lebih dari itu, kau mencintai Sirius Black karena ia mewakili segala definisi kebebasan yang tercatat di kamus. Ia liar, ia gemar menarik rantai-rantai yang diikatkan oleh keluarganya, dan ia mampu menjungkirbalikkan ekspektasi semua orang.
Terlebih lagi--ia mampu menjungkirbalikkan hatimu.
.
.
"Bagaimana kencan akhir pekanmu di Hogsmeade?" tanya LIly.
Saat itu, kau dan Lily sedang bersantai di ruang rekreasi Gryffindor, dengan secangkir Butterbeer yang kaubeli di Three Broomstick sepulang dari Hogsmeade. Wajahmu memerah ketika likuid khas Butterbeer mengalir di tenggorokan.
"Menyenangkan sekali," jawabmu riang. "Sirius membeli banyak sekali manisan di Honeydukes--kurasa dia akan membagi-bagikannya pada yang lain--lalu kami sempat main ke Zonko's. Di sana dia tidak beli apa-apa, sih, hanya mencoba satu-dua barang--sepertinya dia tertarik membuat produk leluconnya sendiri."
Iris hijau Lily berputar, namun ia tertawa. "Kedengarannya seru sekali."
"Kau belum mendengar bagian puncaknya," suaramu berubah dramatis. "Kami ke Shrieking Shack."
Kali ini Lily tampak tertarik. "Benarkah?"
Kau mengangguk. "Tempatnya sedikit lebih mengerikan dari yang kukira. Suram dan tidak terawat--aku jadi kasihan pada Lupin yang harus menghabiskan waktu di sana selama bulan purnama," ujarmu muram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and a Million 'What Ifs' [Drabbles & Ficlets]
FanfictionMasih ingat dengan Harry Potter dan dunia ajaibnya? Masih ingat bagaimana kekuatan magis itu berhasil membuatmu jatuh cinta? Sekarang, apakah kamu mau mengulang kisah-kisah itu--dengan sosokmu yang berdiri berdampingan dengan tokoh-tokoh dalam cerit...