What is 'Good'? [DraMione]

277 23 4
                                    

Harry Potter © J.K. Rowling

.

.

"Berani-beraninya kau meninjuku!"

"Kalau kau dan mulut kotormu tidak bisa menjaga omongan, mungkin bukan hidungmu saja yang berdarah!"

Dua pasang mata saling mendelik. Aura permusuhan intens merebak.

Draco Malfoy menahan darah yang menetes dari lubang hidung. Hidung Hermione Granger sendiri, sebaliknya, kembang kempis penuh emosi.

Hermione mengaku kalau ia cukup kelepasan saat melampiaskan kemarahannya pada Malfoy. Tapi, hei, anak itu berhak menerimanya! Karena ulah anak sombong itu, Buckbeak--hippogriff peliharaan Hagrid--musti dieksekusi mati.

Ya, ini semua gara-gara Malfoy, dan bukan karena Hermione asal menonjok.

"Memangnya apa pedulimu dengan binatang itu?" rintih Malfoy. Suaranya sengau. "Dia membuat tanganku luka parah!"

Hermione menyahut dengan suara melengking. "Hal itu tidak akan pernah terjadi kalau kau tidak seenaknya saja mengejek Buckbeak! Dia hewan yang baik--"

"Tahu dari mana kau?" tukas Malfoy. "Apa karena Hagrid yang bilang, lalu kau percaya begitu saja?"

Tentu saja, Hermione ingin menyahut demikian. Ia, Harry, dan Ron sudah mengenal pengawas binatang liar itu sejak dua tahun yang lalu. Ia percaya bahwa Buckbeak tidak dilatih untuk melukai orang jika tidak merasa terancam.

Toh, para hippogriff secara alamiah adalah makhluk yang sombong. Orang-orang penghancur harga diri adalah musuh mereka.

Sebodoh-bodohnya Malfoy, seharusnya laki-laki itu paham--bahkan lebih dari siapapun juga.

Buckbeak dan Draco Malfoy sama-sama angkuh dan benci direndahkan, sama-sama memiliki helai keperakan, sama-sama berkelas, sama-sama memesona--

Oke. Lupakan poin terakhir. Hermione sampai ingin mengutuk diri sendiri karena sudah berpikir demikian.

"Semua orang juga tahu kalau kau tidak seharusnya mengejek Buckbeak seperti itu. Dia tidak pantas menerima hukuman seberat eksekusi mati," desis Hermione. "Hanya karena ayahmu orang penting di Kementrian, bukan berarti kau bisa bertindak seenaknya."

"Kau ini darah-lumpur," tukas Malfoy. "Tidak seharusnya kau bicara padaku seperti itu."

Dalam hitungan detik, lehernya kembali disodori ujung tongkat. Mata kecokelatan Hermione lekat menatap Malfoy, namun tidak seberingas tadi.

"Tahu apa yang lebih buruk?" Rambut bergelombangnya berkibar diterpa angin. "Hatimu. Hatimu yang lebih buruk, lebih hina, dan lebih rendah dari lumpur."

Kali ini Malfoy berhasil menepis tongkat itu. Toh, tidak ada kutukan yang menyerang. Ia menyeringai. "Sepertinya kau benar, Granger," katanya. "Hatiku jadi belepotan lumpur gara-gara orang sepertimu ada di dalamnya."

Tongkat turun. Bola mata membelalak.

Apa katanya barusan?

"Soal burung tadi," suaranya merendah, "kurasa aku agak kelewatan. Tanganku sakit sekali--dan aku tidak bisa berpikir jernih."

Hermione mendengus. "Memangnya kapan kau pernah berpikir jernih?"

"Kau juga jadi membenciku seperti ini," tatapan matanya mengunci milik Hermione dalam-dalam. Gadis itu mundur selangkah dengan jantung berdebar keras. "Apakah karena semua orang membuatmu membenciku?"

Tidak, kata-kata itu bergaung di dalam dada. Aku ingin percaya, lebih dari siapapun, kalau semua orang pantas disukai. Tapi...

"Sejauh ini, apa yang kulihat adalah sisi terburukmu," jawab Hermione dengan mata dipicingkan. "Kurasa aku pantas membencimu, sebagaimana kau membenciku--seorang darah-lumpur."

"Hah," dengus Malfoy, "ternyata kau tidak sebrilian yang kuduga."

"Apa maksudmu?!"

"Sudah kubilang, kan?" Malfoy menyisir rambutnya dengan gugup. "Aku tidak pernah benar-benar membencimu. Semua makian itu--yang kedengarannya superkejam di telingamu--adalah satu-satunya cara supaya kita bisa saling bicara."

Hermione mengerjap bingung. "Apa--"

"Kalau tidak begitu, kita tidak akan saling tatap. Kau akan menghindariku begitu saja, dan berkumpul dengan Potter dan Weasley. Kau tidak akan pernah memberiku kesempatan kalau aku tidak lebih dulu bergerak."

Kata-kata itu berputar begitu cepat dalam otak cerdas Hermione. Hanya saja, ia merasa pipinya memanas ketika menarik satu kesimpulan:

Draco Malfoy menyukainya. Selama ini.

"Aku... aku akan bicara pada ayah soal binatang itu." Kali ini Malfoy menghindari kontak mata. "Tapi hanya kalau itu bisa membuatmu menoleh padaku."

Iris kecokelatan Hermione berkilat-kilat, tanpa tahu apa penyebab sebenarnya. Ia tertawa.

"Kurasa kita butuh waktu untuk mengetahui hal itu, 'kan?"

Berani sumpah, Malfoy lupa betapa manisnya Hermione Granger ketika tertawa.

.

.

Kali ini, request datang dari Arni_Girsang! Kaget banget pas tahu ternyata dia juga Potterhead. //senang

Semoga asupan DraMione ini memuaskan, ya~ aku cuma bisa bikin sesingkat ini soalnya. :')

Omong2, kalau kalian berminat mampir ke orifik saya, mohon masukan dan feedback-nya, ya. ^^ lagi butuh pemicu semangat buat lanjutin cerita, nih. #alasanpalinggakprofesional

Oke, sampai ketemu di drabble berikutnya!

Absurd writer, signing out.

Harry Potter and a Million 'What Ifs' [Drabbles & Ficlets]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang