Tiny!

5.8K 343 34
                                    

Sekedar bacaan ringan untuk menemani malam kalian, selamat membaca ^^

Ff BinHwan/BJin pertama saya, semoga berkenan ^^

Disclaimer : Seluruh tulisan ini milik saya. Saya hanya meminjam nama-nama orang yang saya cintai ini semata-mata demi kelangsungan cerita.

.

.

.

Seorang namja mungil terlihat masuk ke dalam sebuah kamar sambil menghentak-hentakkan kakinya. Bibir merah mudanya mengerucut dengan indah. Tujuan utamanya adalah kaca besar yang terletak di sudut ruangan. Berkaca sambil tetap mengerucutkan bibirnya, membolak-balikkan tubuhnya gusar. Tanpa menyadari ada sosok lain yang sejak tadi memperhatikannya dalam diam, dengan dahi berkerut pastiya.

"Ada apa, hyung?" Akhirnya dia memilih untuk membuka suara.

Sosok mungil itu pun terkejut, terlihat dari gerik tubuhnya yang sedikit terlonjak ketika mendengar suara itu.

"Ya!!! Kau mengagetkanku." dia mengelus dadanya dengan tangan mungilnya.

Dahi namja tadi pun terlihat semakin berkerut, menandakan bahwa dia tak paham dengan situasinya, salah dia apa?

"Aku sejak tadi di sini, sejak kau masuk dengan menghentak-hentakkan kakimu dan mengerucutkan bibirmu." Namja itupun terduduk dari posisinya, handphone yang sejak tadi dia mainkan dia letakkan begitu saja di atas nakas, earphone sudah terlepas dari telinganya sejak si namja mungil itu masuk. Dia sedang asyik tiduran, menikmati musik sambil mencari inspirasi tadi, tapi dia tidak mungkin mengabaikan si namja mungilnya.

Bibir si namja mungil itu semakin mengerucut, aigoo... rasanya kita bisa menguncirnya.

"Aku sedang kesal, jangan membuatku bertambah kesal." Gerutu namja mungil itu.

Sang namja pun hanya bisa menghela nafas dengan berat, dia tahu mood namja mungilnya sedang buruk, jadi dia harus sangat hati-hati. Perlahan dia mendekat ke arah namja mungil itu, ke arah kaca besar di sudut kamar mereka. Ya, itu memang kamar mereka berdua.

"Jinanie hyung... ada apa?" si namja mengusap rambutnya pelan, rambut sewarna madu yang sangat lembut dan harum itu.

Si namja mungil, bukan... Jinanie, em... Kim Jinhwan itupun menghela nafas pelan.

"Hanbinie... apakah aku sependek itu?"

Hanbin sedikit mengernyit, dia akhirnya tahu pokok permasalahannya dimana. Hyung mungilnya ini sangat sensitif terhadap pembicaraan tentang tinggi badan.

"Pendek? Tidak, kau itu mungil, hyung." Jawab Hanbin pelan, tangannya masih memainkan surai madu itu.

"Ya!!! Apa bedanya pendek dengan mungil, itu hanya bahasa halusnya saja." Bibir itu kembali mengerucut.

Hanbin menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya... kau memang terlihat lebih mungil dari kami, sih. Tapi kau tidak sependek itu juga," Hanbin membuat ekspresi seolah sedang berpikir keras.

Jinhwan mendengus melihat dongsaeng kesayangannya sedang bertingkah di depannya.

"Hah... sudahlah, daripada mood ku semakin memburuk, lebih baik aku tidur saja,. Aku lelah."

Jinhwan berbalik, melewati tubuh Hanbin dengan lunglai menuju ranjang mereka.

Tapi langkahnya tiba-tiba tertahan saat sebuah tarikan lembut kembali membawanya ke arah kaca.

Jinhwan bisa melihat Hanbin di belakangnya sedang tersenyum penuh arti.

Hanbin tersenyum melihat kunciran rambut Jinanie hyung-nya, itu hanya semakin membuatnya imut, menggemaskan dan ... cantik.

Dirapikannya rambut-rambut yang sedikit mencuat dari kunciran.

"Kau tau, terkadang aku bersyukur kau ditakdirkan mempunyai tinggi badan seperti ini."

Jinhwan terlihat tidak terima, dia membuka mulutnya bersiap untuk protes tapi diurungkannya ketika suara Hanbin kembali terdengar.

"Karena jika kau lebih tinggi dariku, aku tidak akan bisa melakukan ini."

Hanbin meletakkan lengannnya di pundak Jinhwan, kebiasaan yang sudah menjadi hobi. Entah... dia merasa sangat nyaman ketika meletakkan tanggannya di situ. Sangat pas.

Jinhwan hanya terdiam melihat tangan Hanbin yang bertengger manis di pundaknya.

"Atau ini."

Hanbin menurunkan tangannya dari pundak Jinhwan dan sebagai gantinya dia melingkarkan tangannya pada perut Jinhwan sambil menyenderkan dagunya pada pundak itu.

Jinhwan masih tetap terdiam, mungkin dia terlalu terkejut dengan tingkah dongsaengnya itu. Mematung melihat tangan Hanbin yang melingkar dengan manisnya di perutnya, bahkan dia bisa merasakan suara dan hembusan nafas Hanbin di lehernya. Suasana di kamar itu berubah jadi intim.

"Dan ini."

Dengan cepat Hanbin memutar tubuh Jinhwan hingga berhadapan dengannya, kemudian merengkuhnya dengan hangat. Melingkarkan tangannya di punggung itu dan menaruh dagunya di atas surai madu itu. Sambil sesekali mengecupnya dengan lembut.

"Aku selalu bersyukur atas ini. Bayangkan jika kau lebih tinggi dariku, aku tidak akan bisa melakukan ini. Bukankah tinggi kita ini sangat cocok. Seperti pasangan-pasangan di drama korea." Hanbin tersenyum tengil di sela rengkuhannya.

Jinhwan masih terdiam, kejadian itu terlalu cepat baginya.

"Ya... apa yang kau lakukan, lepaskan!" Jinhwan mengeliat dalam pelukan Hanbin, dia malu, memukul dada Hanbin pelan.

"Biarkan seperti ini, hyung. Akhir-akhir ini kita jarang menghabiskan waktu bersama. Aku merindukanmu."

Jinhwan menghentikan aksi mengeliatnya. Tersenyum kecil atas perlakuan Hanbin. Dia menenggelamkan wajahnya pada dada Hanbin. Menikmati aroma khas yang menguar dari tubuh itu.

"Jangan pernah lagi mengungkit tentang tinggi badan. Abaikan semua gurauan, ejekan atau yang berhubungan dengan itu. Karena kau indah apa adanya, hyung."

Gombal-gembel ala Hanbin, ahaha. Jinhwan kembali memukul dada Hanbin pelan dan semakin menenggelamkan wajahnya di sana. Tak perlu di tanya lagi, wajahnya sudah pasti berwarna merah sempurna.

END

Annyeong... ini post pertama saya di wattpad, salam kenal ^^. Saya dulu penghuni FFn sih, punya 2 akun malah, cuma pair-nya bukan ini. Karena ini pair baru saya dan saya nggak pengen yang di FFn campur aduk, makanya coba-coba post di sini aja. Dan kaya'nya bakal post pair nano-nano, tergantung mood, hahaha. Berhubung saya lagi jatuh cinta sama mereka (BinHwan), akhirnya tercetuslah ff ini, gegara lihat si dedek (Jinhwan) keliatan mungil banget, imut, unyu2, cantik, cakep, menggemaskan, wkwkwk. Lagi jatuh cinta sama diaaaaa ><

Ah ya, saya spesialis FF One Shot, soalnya kalo bikin yang chaptered gitu sering ngadatnya dan berujung nggak diterusin, PHP banget, hehe.

Menerima kritik dan saran yang membangun, lho...!

Sampai jumpa di lain kesempataaaaaaan, chu~ <3

My BinHwan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang