60 Seconds! (BinHwan Version)

2.5K 200 17
                                    



Kali ini bukan semi canon, tapi 100% imajinasi saya, hoho. Kenapa ada tulisan 'BinHwan Version'nya? Karena saya pernah publish ff ini di FFn (dulu) dengan pair yang berbeda. Jadi... kalo ada yang merasa pernah baca ff ini di FFn, tenang saja, itu saya kok. Bukan copy-paste ataupun plagiat! Dan saya gatel banget pengen remake ff2 di sana jadi ff BinHwan, soalnya karakterya masuk banget ke BinHwan, ahahaha.

Disclaimer : Seluruh tulisan ini milik saya. Saya hanya meminjam nama-nama orang yang saya cintai ini semata-mata demi kelangsungan cerita.

Happy Reading ^^

.

.

"Siapa?". Aku tergagap, pertanyaan itu jelas tertuju padaku. Aku mengalihkan pandanganku dari arah jendela kelas, menunduk untuk membaca buku di atas meja.

"Kim Jinhwan, siswa tingkat akhir, mantan wakil ketua ekskul Jujitsu. Ada lagi yang ingin kau ketahui?". Aku menoleh cepat ke arah si pembicara dan mengernyit heran, sedangkan yang ditatap hanya memperlihatkan cengiran bodohnya.

"Darimana kau tau semua itu? Ah... bukan itu yang terpenting sekarang, darimana kau tau kalau aku sedang memperhatikannya?". Aku membuang kembali pandanganku keluar jendela, di sana, di satu titik tepat di pupil mataku, Kim Jinhwan sedang berbincang bersama teman-temannya. 1 detik... 2 detik... 3 detik... sampai detik ke 7, aku merasa jantungku berhenti berdetak. Kim Jinhwan, dia menatapku, aku tercekat hingga tak mampu untuk sekedar mengalihkan pandanganku. Kim Jinhwan tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya memberi isyarat pamit dan berlalu pergi dengan temannya.

"Dia sudah pergi, lebih baik sekarang kau bercerita kepadaku sejak kapan kau memperhatikannya Kim Hanbin-ssi." Aku mendengus tak berselera pada namja yang sudah duduk di sampingku itu.

"Itu buka urusanmu, Kim Jiwon-ssi." Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja. Ini jam istirahat, wajar saja jika aku boleh melakukan ini, bahkan hanya ada aku dan Bobby di kelas.

"Ya! Aku temanmu, bocah! Lagipula, aku sudah memberimu info penting tadi." Dari suaranya, bisa di pastikan kalau Bobby sedang merajuk.

"Cih... info seperti itu saja bisa ku dapatkan dengan mudah." Aku berkomentar sambil tetap menelungkupkan wajahku di atas bangku.

"Ya! Hanbin-ah... aku kan sahabatmu, kau tega sekali bermain rahasia denganku." Bobby menggoyang-goyangkan badanku dengan cepat, hah... berisik sekali. Aku bangun dari telungkupku dan menatapnya malas, sedangkan Bobby memperlihatkan senyum bodoh-nya padaku.

"Aku suka padanya sejak pertama kali mataku menemukannya. Saat penerimaan siswa baru dan saat dia sedang menolong seekor anak anjing yang sedang kedinginan, kebetulan rumah kami arahnya sama."

"Kami? Uhuk... uhuk... kau sudah berani berkata kami, bahkan kau belum pernah berkenalan dengannya?" Bobby berkomentar dengan ekspresi yang berlebihan.

"Ya! Diamlah... aku tak akan cerita lagi kalau begitu," Aku bersiap kembali menelungkupkan kepalaku tapi Bobby dengan cepat menahan tubuhku dan menariknya.

"Oke... oke... maaf, teruskan ceritamu, kau sensitif sekali hari ini."

"Setiap berangkat sekolah aku selalu menunggunya lewat terlebih dahulu baru aku berjalan di belakangnya, begitu juga jika pulang sekolah, aku akan menunggunya sampai menghilang di tikungan, baru aku akan masuk rumah." Aku mengakhiri ceritaku sambil melirik Bobby dari sudut mataku, dia terlihat terperangah.

"Kau serius? Bagaimana hal seperti ini bisa luput dari mataku?"

"Ya! Apakah wajahku terlihat seperti sedang bercanda!" Aku mendengus kesal.

My BinHwan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang