Oase di Padang Pasir

8.1K 584 161
                                    



Telunjuk kiri saya teriris saat mau mengupas lengkuas. Sialan! Sehari setelah saya nulis chapter Rahasia kemarin. Apa emang bisa menular, ya? Sayang si dia kagak responsif kayak Kakashi. Hahaha

KankoSaku, ya! Buat fans GaaSaku, lain kali saja. Oh ya, sekali lagi, saya membranding diri sendiri sebagai KakaSaku fans buat yang kemarin nginbox gak jelas. Dan, bagi kalian yang mungkin kurang menikmati gaya bercerita saya, tekan tombol back segera ya. Ini gaya bahasa saya, mungkin kalimat pendek-pendek. Setiap penulis punya gaya sendiri, tentu saya pun masih belajar menulis dengan baik secara bahasa, karakterisasi tokoh, alur dan penulisan yang bersih anti typo. Emang penting melakukan pengendapan, misalnya saya baca lagi dua minggu setelah penulisan biar nemu banyak bolongnya. Tapi, saya yakin kalau kalian bakal ngamuk jika saya update sebulan atau dua bulan sekali. ;p :p

Saya akan berusaha menulis lebih baik lagi kedepannya. :D

Note : Di tempat saya, wadah air yang pernah Sakura bawa pas kemah pasca invasi Pain disebut jerigen. Gak tau deh di tempat kalian. Wkwkwkwkwk, makanya saya italic ya.

***

Suasana aula Sunagakure lebih ramai dibandingkan biasa. Ada banyak orang yang telah bersiap di sana termasuk tim dari Konohagakure. Berbeda dengan ujian chunnin yang diadakan oleh Konoha dan Suna sebelum perang dunia keempat lalu, kali ini semua desa beraliansi bahkan desa kecil macam Takigakure pun mengirim delegasi. Ya, meskipun untuk ukuran seluruh desa yang ada, tim yang maju tak begitu banyak mengingat populasi yang menurun akibat kekejaman Mugen Tsukoyomi Uchiha Madara.

Pada upacara pembukaan ujian hari pertama ini, Gaara yang memakai jubah kebesaran Kazekage berdeham di atas podium. Iris hijau laki-laki itu menatap ke seluruh aula, terlihat tampan dan berwibawa meski tidak ada alis yang menaungi kedua matanya. Laki-laki itu tersenyum simpul, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

"Selamat datang di Sunagakure, Minna-sama. Sebagai tuan rumah ujian chunnin gabungan seluruh desa, aku mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi kalian. Ujian chunnin kali ini tetap memakai sistem peraturan sebelumnya yaitu terbagi dalam tiga babak. Hanya saja, ada satu peraturan penting yang akan kami tekankan pada ujian chunnin kali ini, tidak ada pertumpahan darah. Jadi, kelulusan kalian tidak ditentukan dari siapa yang mampu mengalahkan tim lain saja. Kami memiliki standar kelulusan tersendiri dalam ujian chunnin kali ini. Kecerdasan, kekuatan, kejujuran, kerja sama dan...pengorbanan."

Sakura ikut bertepuk tangan bersama dengan tim yang hadir dari desa lain. Rasanya ujian chunnin kali ini lebih mengutamakan kedamaian dibandingkan dua kali ujian chunnin yang pernah ia lalui, salah satunya hampir membuat ia kehilangan nyawa. Sakura masih ingat serangan Orochimaru saat tim 7 berebut gulungan pada babak kedua ujian chunnin saat itu. Uh! Sakura kembali bergidik ngeri.

Tampaknya perdamaian menjadi salah satu tolok ukur yang diperhatikan para shinobi akibat perang dunia keempat. Baguslah, tidak akan ada lagi kekerasan! Mereka jelas tidak ingin mengurangi populasi ninja yang semakin turun drastis, bukan? Sakura kembali memusatkan perhatian pada podium yang berjarak sekitar sepuluh meter darinya.

Kakashi tampil kedua setelah mendapat persetujuan Gaara. Laki-laki itu tampak berwibawa dengan rompi jounin yang membalut tubuh atletis miliknya. Membuat mata Sakura sedikit tak ingin berpaling dari cara berdiri Kakashi di atas podium sana, memberikan beberapa rincian tambahan terkait peraturan babak per babak yang harus mereka jalani.

"Hari ini, kita akan menjalani ujian tulis. Kalian akan dibagi dalam tiga kelompok yang berbeda dengan rekan satu tim. Nama-nama berikut akan masuk dalam kelompok ujian tertulis yang pertama, kalian harus mengikuti pengawas ujian Nara Shikamaru. Ia akan menjelaskan secara detail di ruang ujian." Kakashi menunjuk sosok Shikamaru yang maju satu langkah.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang