Bagian Dua

49 4 0
                                    

Seorang gadis nan cantik sedang berjalan menuju perumahan dipinggir kota.Dia berjalan dengan keadaan mood yang hancur.

Setelah memasuki area pemukiman rumahnya,banyak yang menyapa sang gadis.Sang gadis memang dikenal ramah,baik,sopan,dan selalu membantu orang yang kesusahan.

Hanya sifat dingin dan cuek sang gadis lah yang membuat orang - orang susah untuk berbaur dengan sang gadis.

Setelah sampai dirumah yang tidak terlalu besar,rumah kontrakan itu hanya ditinggali sang gadis dan kakak laki lakinya.

"Udah pulang Lun?" Tanya seorang laki laki yang usianya beda 5 tahun pun
Menyapa Aluna.

Gadis itu bernama Aluna Caithlin Parker.Gadis berambut coklat gelap,memiliki bola mata abu - abu,berwajah cantik nan manis,berkulit putih bersih.

"Hai kak" ucap Aluna yang malas.

"Kamu kenapa?" Tanya Levin kakak Aluna.

"Kak Aluna dapet beasiswa" seketika Levin pun membulatkan matanya tak percaya.

"Oh iya? Beasiswa dimana?" Tanya
Levin.

"Harrison International High School"

"Hah sekolah Harrison?" Pekik Levin,Aluna pun hanya mendecak kesal.

"Biasain dong kak gak usah kayak gitu" Levin pun hanya cengengesan.

"Kira - kira terima gak ya kak?"

"Mending kamu terima aja,siapa tau kalo kamu lulus bisa masuk Universitas International Harrison" saran Levin.

Levin selama ini memang kuliah di Universitas International Harrison lewat jalur beasiswa.Dari kecil Aluna dan Levin sekolah hanya mengandal
Kan beasiswa

"Oke deh kak Aluna terima beasiswa
Nya"

***
Seorang pria tampan memasukan mobilnya kedalam rumah mewah yang ia tempati.

Dengan kesal Jevan pun masuk dan menutup pintu dengan keras sehingga menggema diseluruh rumah.

"Eh tong lu pikir benerin pintu kagak pakek duit apa?" Ucap seorang gadis cantik yang membuat Jeevan terkejut.

"Ah...kak Jessi ngagetin aja.Kalo gue jantungan gimana? Emang kak Jessi mau ganti jantung gue" cerocos Jevan panjang lebar.

Jessica Patel Harrison,anak perempuan satu satunya dikeluarga Harrison.Jessica memiliki paras dan pesona yang menawan.Jessica memiliki wajah yang manis,rambut dark brown,mempuanyai bentuk tubuh bak model.Hanya sifatnya sajalah yang membuat orang geleng - geleng kepala.

"Alay banget lo!"

"JEVAN" teriak wanita cantik yang tak lain adalah mama Jevan.

"Jevan disini ma" jawab Jevan.Shani pun menghampiri Jevan dan langsung menjewer Jevan.

"Aduh ma sakit" Jevan pun meringin.Sedangkan Jessica tertawa denagn bahagianya.

"Kan tadi mama udah bilang pulangnya jangan telat,pokoknya mulai besok uang jaja kamu mama potong!"

"Tapi ma-"perkataan Jevan pun dipotong oleh Shani.

"Gak ada tapi - tapian" ucap Shani melepaa jewerannya.

Jevan pun langsung menguasap daun telingannya yang merah.Sedangkan Jessicaa masih senantiasa menertawakan Jevan.Jevan yang mood sudah hancur pun langsung menuju kekamar nya.

Ini semua gara - gara cewek sialan itu!

***
Siang ini matahari sangat terik,tapi itu tidak membuat seorang gadis yang sedang memetik gitar dan membawakan Sebuah lagu lalu sang gadis pun menyodorkan kaleng berharap ada pengendara yang memberinya uang dengan sukarela.

Lampu lalu lintas pun berubah menjadi hijau sang gadis pun mencari tempat yang teduh untuk beristirahat sejenak.
Sang gadis pun duduk dibawah pohon yang rindang.

"Hai Aluna" sapa seorang gadis seumuran dengan Aluna.

"Hai Zahra"

"Gimana hari ini sekolahmu?" Tanya Zahra dengan lembut.

"Kamu nanyain saya apa sekolah saya" ucap Aluna.Zahra pun hanya cengengesan.

"Ra,saya dapat beasiswa"

"Oh iya dimana?"

"Harrison International High School"
Seketika Zahra pun membulatkan matanya tak percaya.

"Maksud kamu sekolah yang sudah terkenal sampai kepenjuru dunia itu? Yang isinya cuma anak - anak orang kaya itu?" Aluan pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Sumpah Lun kamu hebat banget" puji Zahra.

"Dan saya terima penawaran beasiswa itu"

"Tapi apa kau bakalan kuat sekolah disana.Secara disana kan banyak anak anak orang kaya semua,aku cuma takut kamu dibully" ucap Zahra khawatir.

"Zahra saya kesana mau sekolah bukan mau gaya - gayaan kayak mereka.Kalau mereka bully saya ya biarin aja,because I don't care" kata Aluna.

Setelah istirahat sejenak mereka berdua pun melanjutkan mengamen dipinggiran jalan.

***
Hujan gerimis di ibu kota pun membuat suasana malam ini menjadi sejuk.Devan dan Lano pun sedang menikmati secangkir green tea dan ditemani dengan muffin coklat.

"Apa gadis itu sudah menerima beasiswa yang diberikan?" Tanya Lano ayah Devan.

"Belum pa.Jika anak itu tidak menerimanya bagaimana pa?" Khawatir Devan.

"Jika anak itu tidak menerimanya tidak apa - apa.Berikanlah dia sejumlah uang atas prestasinya" jawab Lano.

"Tapi pa,ada yang berbeda dengan anak ini" ucap Devan yang membuat Lano penasaran.

"Berbeda? Berbeda apanya?"ucap Lano  yang mengerutkan dahinya.

"Wajah gadis ini sekilas sangat mirip dengan Alm.Natasha Parkinson"

***
Maaf ya update ulang lagi,soalnya cerita sebelumnnya kehapus dan harus ngepost ulang lagi:(

Oke pokoknya jangan lupa VOTE and COMMENT ya:)

Okey see you in the next story:)

Love Or Prestige?Where stories live. Discover now