30 - Breath

3.9K 681 94
                                    

Breath in Deeply.

🌸🌸🌸🌸

Seorang wanita nampak menatap ponselnya dengan cemas. Sudah seminggu berlalu sejak dia meninggalkan Seoul untuk melarikan diri.

Ya, saat ini dia memang sedang dalam pelarian dari sesuatu. Suatu hal yang telah membuatnya dan suaminya harus berpisah untuk sementara waktu.

"Nyonya," panggil seseorang.

Wanita itu—Saera lantas menolehkan kepalanya dan menatap sang pelayan dengan penuh tanya.

"Yixing Daepyonim sedang dalam perjalanan kemari," terang pelayan Shin, pelayan kepercayaan Saera.

Saera menganggukkan kepalanya cepat dan bernafas lega. Setidaknya masih ada sedikit waktu untuknya dan Yixing bersama. Setelah itu, Saera akan membiarkan Yixing untuk menjalani keinginannya.

"Terima kasih."

Pelayan Shin lantas menganggukkan kepalanya sopan dan berlalu dari hadapan Saera.

Selama sepuluh tahun pernikahannya dengan Yixing, tidak pernah sekalipun Saera merasakan sebuah rumah tangga yang harmonis.

Dia memang jarang bertengkar dengan Yixing. Tapi ada banyak faktor yang membuatnya dan Yixing jarang bertemu atau berinteraksi.

Saera menyesal.

Seharusnya dari dulu dia berperan baik dalam hidup Yixing. Bukan sakit-sakitan seperti sekarang. Jika saja Saera sadar akan pemyakitnya dulu, mungkin saat ini dia masih bisa merasakan hidup tenang.

Tidak hidup di dalam ketakutan seperti sekarang.

Satu-satunya yang Saera takuti saat ini adalah mati. Dia tidak mau mati, yang Saera mau saat ini adalah hidup selamanya bersama Zhang Yixing.

"Saera."

Mata Saera mengerjap cepat begitu mendengar suara yang familiar di telinganya. "Oh, kau sudah sampai?"

Yixing menganggukkan kepalanya. Pria itu lantas menghampiri Saera dan berjongkok di hadapan Saera.

"Kakimu sudah tidak sakit lagi?" tanyanya.

Saera tersenyum manis. "Kakiku sudah tidak sakit lagi setelah melihatmu."

Yixing tersenyum tipis dan bangun dari jongkoknya. Dia berjalan berputar dan menarik kursi roda yang di gunakan Saera.

"Kita mau kemana?"

"Makan malam."

Saera mengerutkan kenignya bingung. Tidak seperti biasanya Yixing mengajak dia makan malam. Apalagi makan malam romantis seperti yang ada di hadapan Saera saat ini.

Ruang makan yang tadinya terang menderang kini disulap menjadi tempat yang minim cahaya. Hanya ada beberapa titik cahaya yang dihasilkan oleh lilin. Bunga-bunga mawar dan lily menambah suasana ruang makan yang tadinya biasa saja menjadi romantis.

"Aku menyiapkan ini sendirian," ungkap Yixing.

"Terima kasih."

Mereka terdiam. Yixing duduk di tempatnya dengan kepala yang tertunduk dalam. Pria itu nampak sangat tidak bersemangat.

"Apa ada masalah?"

Yixing mengadahkan kepalanya, natanya menatap Saera sendu. "Kapan kau akan berkata jujur padaku Saera-ah?"

Wanita itu terdiam.

"Sampai kapan kau menyembunyikan hal ini dariku?"

"Oppa..."

Heal Your Heart | BBH - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang