37 - Rise

3.9K 625 74
                                    

I'm in trauma it's got me sick.

🌸🌸🌸🌸

Kejadian kemarin cukup membuat semua orang terpukul, terutama Sieun. Wanita itu saat ini pasti masih berkabung atas meninggalnya Jaehyun dan Wooyoung.

Tapi yang paling membuatnya terpukul adalah Jaehyun. Sieun mungkin menjadi satu-satunya orang yang Jaehyun tinggalkan di dunia ini, dan hal itu sungguh memilukan.

Belum sempat Sieun mengucapkan selamat tinggal dan memeluk Jaehyun untuk terakhir kalinya, pria itu malah terlebih dahulu pergi meninggalkan dirinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Nabi.

Saat ini dia, Sieun dan Johnny tengah ada di rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir pada Jaehyun dan Wooyoung.

Sieun menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak mungkin baik-baik saja," sahutnya pelan.

Nabi mengangguk. "Gwenchana, Jaehyun-ssi pasti sedih jika melihat kau menangis eoh?"

Sieun terdiam. Dia sama sekali tidak punya tenaga untuk bicara lagi, untuk tersenyum saja sulit rasanya. Yang ia bisa saat ini hanyalah menangis, dan menatap kosong ke arah foto Jaehyun.

Yah... Setidaknya pengorbanan Jaehyun kemarin tidaklah sia-sia. Wooyoung sekarang mati, Sieun harap setelah kakek jahatnya itu pergi semuanya akan baik-baik saja.

****

Sihyeon tidak pernah menduga jika Wooyoung—kakeknya akan mati dengan cara seperti itu. Di tembak oleh bawahannya yang paling setia, Jung Jaehyun.

Sekarang lihat, betapa sedihnya Jin Sieun ketika tahu bahwa Jaehyun telah pergi. Sihyeon paham kenapa adiknya seperti itu. Jaehyun telah tumbuh bersama dengan Sieun, hal wajar jika ada perasaan lain yang tumbuh antara Jaehyun dan Sieun.

Sihyeon menepuk pelan punggung Sieun, berharap tangisan adiknya itu akan terhenti. Namun sayangnya, Sieun tidak dapat menghentikan tangisannya.

"Jihoo-ya," panggil seseorang.

Sieun dan Sihyeon mengolehkan kepalanya bersamaan. Sieun sempat berharap bahwa yang memanggilnya dengan nama Jihoo adalah Jaehyun. Tapi faktanya, Hwang Minhyun-lah yang berdiri disana dengan tatapan sendu.

Sihyeon tersenyum tipis menyambut kedatangan Minhyun. Wanita itu tidak terlalu tahu mengenai Minhyun, tapi Sihyeon pernah bertemu dengan pria itu ketika di rawat di rumah sakit dulu.

"Aku titip Sieun padamu ya," kata Sihyeon pelan sebelum melenggang pergi.

Sihyeon sempat mendengar suara tangis Sieun yang semakin menjadi sebelum dia menutup pintu kamar Sieun.

Dia menghela napas pelan. Diam-diam, Sihyeon merasa bahwa dia juga sama sekali belum rela dengan kepergian Jaehyun. Mau sejahat apapun pria itu, dahulu di mata Sihyeon, Jaehyun adalah seorang oppa yang baik. Mengajaknya bermain dan bahkan mengajarinya banyak hal baru. Apalagi bagi Sieun yang sudah tinggal bersama untuk waktu yang lama, pasti berat sekali.

Sihyeon melangkah masuk ke dalam apartemennya setelah memastikan pintu apartemen Sieun tertutup kembali. Wanita itu langsung mencari keberadaan Baekhyun di dalam kamar mereka.

Pria itu nampak duduk bersandar pada ranjang sambil memainkan ponselnya. Sebuah kacamata bulat bertengger lucu di wajahnya. Sihyeon merangkak naik ke atas ranjang dan segera memeluk pinggang Baekhyun manja.

"Kau tidak jadi menginap di apartemen Sieun?" tanya Baekhyun.

Sihyeon menggelengkan kepalanya. "Ada Minhyun, mereka mungkin butuh waktu untuk berdua."

Heal Your Heart | BBH - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang