TBB (24)

13.6K 825 61
                                    


"Hei?!" Ragil melambaikan tangannya tepat didepan wajah Moza.

Sontak membuat Moza memekik tertahan lalu mengerjabkan matanya beberapa kali.

"Kenapa? Gak bisa jawab?" Tanya Ragil dengan posisi yang masih setia sedari tadi.

Lagi-lagi Moza terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Rasanya, mendengar ucapan Ragil yang menyatakan bahwa dia menyukai dirinya membuat pikiran Moza tak sampai.

Moza hanya memandang wajah Ragil tanpa mengeluarkan sedikit kata pun. Bahkan jika dilihat secara teliti, Moza sepertinya sedang menahan nafasnya.

"Biasa aja, kali! Gue gak minta jawabannya sekarang kok," ujar Ragil sembari menjauhkan wajahnya. "Tapi besok pagi, lo udah ada jawaban. Oke?"

Gadis itu hanya mengangguk paham. Meski saat ini dirinya masih sedikit shock atas apa yang tertangkap oleh pendengarannya beberapa menit yang lalu.

"Sekarang kita keliling pasar malam. Lo bisa beli semua yang lo mau. Gue traktir!"

"Beneran, kak?"

Entah mengapa mendengar kata traktiran membuat kesadaran Moza tiba-tiba datang. Apa lagi mendengar ucapan Ragil yang mengatakan bahwa dia bebas membeli apa pun yang ada di pasar malam ini.

Ragil mengangguk. "Iya."

Moza kegirangan mendengarnya. Ia tersenyum bahagia seolah melupakan ucapan Ragil tadi yang menyatakan cinta padanya.

Gadis itu pun segera menarik tangan Ragil untuk menyusuri pasar malam tersebut.

"Ayo, kak!"

Sudut bibir Ragil terukir. Ia senang melihat Moza yang antusias. Apa lagi sepertinya Moza tidak sadar jika saat ini tangannya sedang menarik tangannya.





********




Dua remaja itu saling berpegangan tangan. Menikmati setiap wahana yang ada di pasar malam itu.

Sesekali mereka tertawa bahagia karena merasa puas dengan permainannya dan senda gurauan yang keluar dari bibir Moza.

Ragil membiarkan Moza menggengam tangannya. Bahkan Ragil hanya mengikuti kemana Moza mau.

Dan tak lupa juga, Ragil yang membayar semua makanan yang dibeli Moza.

Entah berapa jenis makanan yang masuk kedalam perut Moza. Tapi yang pasti, Moza masih ingin menyicipi semua yang ada di pasar malam tersebut. Meski bukan menggunakan uangnya.

"Kak, boleh beli es cream gak?" Tanya Moza dengan hati-hati.

Ragil tersenyum, lalu mengacak rambut Moza dengan gemas.

"Emang perut lo gak kenyang?"

Bukannya pelit atau sayang untum mengeluarkan uangnya, hanya saja Ragil takut Moza kekenyangan hingga membuat perutnya sakit.

Bisa saja Ragil membeli semua makanan yang ada di sana hanya untuk Moza, tapi dia juga khawatir dengan kondisi kesehatan Moza.

Mendengar pertanyaan Ragil yang seolah menolak permintaannya itu pun membuat Moza cemberut. Ia menunduk sembari menghela nafas.

"Gak jadi, deh."

Perasaan aneh timbul dibenak Ragil saat melihat suara Moza yang terdengar seperti kecewa.

The Bad Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang