2. Her Boyfriend

43 3 1
                                    

Flash back
2 years ago

Seorang gadis berambut kuncir kuda sedang berjalan menyusuri setapak jalan yang mulai cukup padat. Dengan santainya dia menyanyikan lagu. Padahal dia sudah telat sejak 15 menit yang lalu.

Gadis itu mulai memasuki gang belakang sekolahnya. Dengan seenak jidatnya ia menaiki tangga yang entah sejak kapan sudah berada di pagar belakang sekolah itu.

Gadis tersebut meloncat dari tangga itu dan sampai tepat di daerah toilet.
Dengan mengendap-endap ia melangkah melewati ruang BK. Dia harus hati-hati. Karena jika sampai dia bertemu dengan Pak Dimas yang merupakan guru terdisiplin seantero sekolah bisa mati riwayat hidup seorang gadis muda berambut kuncir itu.

Dap dap dap 

Sreeeeeet.

Gadis itu belum lewat satu senti dari pintu ruang BK. Tiba-tiba saja ruangan itu terbuka. Jantungnya tiba-tiba berdetak dengan kencang.

Dag dig dug

Dia berfikir daripada berlama-lama disitu seperti orang sawan, lebih baik dia berlari menuju kelasnya.

"Eiiiitssss anak pendek berhenti kamu!!!" Teriak Pak Dimas saat itu juga.

Gadis itu menghembuskan nafas dengan pasrah. Dia berbalik dan mendatangi Guru BK itu dengan sempoyongan.

"Dari mana kamu?" Tanya Pak Dimas menginterupsi. Gadis itu hanya diam saja menatap lantai koridor itu.

"Hei saya tanya, kamu tuli atau gimana ha?" Tanya beliau sekali lagi.

"Eumm anu anu itu pak..eumm...eum." gadis itu berkata dengan gagap.

"Yang jelas kalo ngomong. Yaudah ikut saya ke kelas. Kamu sepuluh 2 kan? Ayo!" Ucap guru itu sambil lewat begitu saja.

Gadis yang tadinya menatap lantai itu langsung menampakkan mimik muka bingung sambil membuka rahang bawahnya.

"Tumben sekali jidat onta itu baik. Tersenyum pula." Batinnya.

Daripada terus-terusan bergelut dengan pikiran anehnya yang memang selalu aneh itu, dia segera pergi mengikuti langkah Pak Dimas yang sudah jauh.

Sesampainya dikelas, gadis itu beserta Pak Dimas segera masuk. Gadis itu langsung saja berlari menuju bangkunya. Namun sebelum ia sempat menghempaskan tubuhnya di kursi, ia dipanggil oleh Pak Dimas.

"Eh kamu, enak banget langsung duduk. Sini dulu kedepan. Ayo! Gapakek lama!!" Seru Pak Dimas membuat gadis itu hanya bisa meniup pucuk poni di dahinya itu.

Sementara itu teman-teman sekelasnya hanya bisa bergumam sendiri tentang kelakuan gadis itu. Sudah biasa mereka melihat tingkah konyol bin aneh bin menyebalkan gadis itu. Padahal dia seorang GADIS, tetapi kelakuannya sangat menjengkelkan.

"Anak-anak lihat teman kalian yang di depan!"

Sontak saja, mata semua murid di kelas itu tertuju pada gadis yang berdiri di depan kelas. Ada yang merasa kasihan, ada yang biasa saja bahkan ada yang berdecak kagum dengan gadis itu. Sudah dapat dipastikan bahwa gerombolan yang 'anehnya' bertepuk tangan itu adalah anak buah atau apapun itu dari gadis tersebut.

Melihat teman-temannya, gadis yang berdiri di depan itu dengan bangganya tersenyum. Di raut wajahnya saja tidak ada secuil rasa bersalah. Dia malah menampakkan deretan gigi putihnya itu.

"Eh emang ya anak jaman sekarang. Dihukum kok malah cengengesan!!!" Ujar Pak Dimas pada gadis tersebut. Namun gadis itu hanya menghembuskan nafas pelan.

Who's My Past?  ; WisnuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang