Don't like Don't readT
Happy reading ^_^
.
.
.
.
.
Jonathan. Dilihat dari mana saja ia memang sangat tampan. Tak ada yang lebih tampan dari Jonathan di antara para siswa di kelas Jenny. Ya, Jenny memang mengakuinya. Ia tidak munafik. Namun, sayang. Jonathan tidak bisa bicara. Jenny yakin, jika Jonathan terlahir normal. Ia pasti akan jadi rebutan para gadis-gadis. Namun, keterbatasannya menghalangi semuanya.Jenny bisa melihatnya. Ya, gadis-gadis yang tadi memuji ketampanan Jonathan kini sibuk kasak-kusuk akan kekurangan Jonathan. Jenny jadi iba. Pasti sangat sulit menjalani kehidupan seperti itu. Jenny tak bisa membayangkan jika dirinya berada di posisi Jonathan sekarang.
Disela-sela aktifitas belajar mereka. Jenny memberanikan diri untuk bertanya.
"J-Jo-Jonathan. Ka-kau, pindahan darimana?" Jenny yakin suaranya tak terdengar oleh orang di sampingnya itu. Suara Jenny sangat pelan dan cenderung bergetar. Ia manahn gugup dan takut. Tapi, tak disangka-sangka. Ia mendapatkan selembar kertas berisi jawaban.
'Inggris.'
Jenny mengerjap. Hanya itu saja? Tidak sopan sekali. Tapi, untuk apa ia mengharapkan lebih. Tak begitu lama, Jenny ikut mencoreti selembar kartas itu.
'Oh... Pasti sangat menyenangkan bisa tinggal di Inggris ya.'
Jenny menggeser kertas itu ke hadapan Jonathan. Jenny ingin menarik kembali kertas itu. Ia tak ingin disangka sok kenal sok deket oleh si Murid baru itu. Tapi, mau bagaimana lagi. Sudah terlanjur dibaca.
Jenny tertunduk lesu. Dugaannya benar. Murid baru itu tak kunjung membalas tulisannya. Jenny mendesah pasrah. Niatnya sih hanya ingin berkenalan agar si Murid baru itu nyaman dengan lingkungan barunya. Daripada kecewa dan malu karena tak kunjung mendapat balasan, Jenny memilih memandang langit cerah di luar sana. Pasti enak sekali bisa berada di bawah rimbunnya pohon. Menikmati belaian angin sejuk di wajahnya sambil memandang awan yang berarak di langit sana.
Jenny merasakan colekan di lengan atasnya. Ah, ternyata Murid baru itu membalas tulisannya. Jenny mengambilnya. Ia tersenyum melihat isinya. Yah, sayangnya Jenny tak bisa melihat Jonathan yang memandang Jenny berbeda.
.
.
.TBC
Huaaaa.....maaf terlalu pendek 🙏🙏🙏otak saya lagi error susah mikir
*Mikirin gebetan terus sih😣😣😣😂😂😂Untuk Chapter berikutnya saya usahakan lebih panjang lagi
*Jangan lupa untuk Kritik dan sarannya ya,...
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
NEXT CHAPTER 3....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mute
Teen FictionJenny terdiam di bangkunya. Ia tak memperdulikan seseorang di depan sana yang dipanggil Guru tengah mengoceh memperkenalkan seorang siswa pindahan dari luar negeri. Yang Jenny tahu, pemuda itu bernama Jonathan. Tak banyak yang ia dengar. Karena sesu...