03

7 0 0
                                    

Tak terasa 3bulan telah berlalu,dan hari ini adalah hari terakhir Ulangan Tengah Semester sekaligus dianggap hari kebebasan untuk para siswa dan siswi karena beban belajarnya sudah berkurang. Ya, seperti rencana semalam teman-teman sekelasku berencana hari ini mereka akan menonton satu kelas namun, aku memutuskan untuk tidak ikut karna sahabatku Nazwa tidak ikut. Iya benar selama 3bulan ini aku memang belum memiliki temen selain Nazwa.
Setelah pelajaran terakhir selesai aku bergegas merapikan tasku untuk pulang tiba-tiba ada yang menepuk pundakku, seketika aku tersentak dan reflek menoleh ke belakang..

"Irsya? Ada apa?" iya ternyata dia Irsya,teman sekelasku.
"Mau kemana? Gak ikut maen lu?"
"Engga hehe"
" Ih gak seru lu, ayolah ikut jarang-jarang juga kan kita maen satu kelas barengan, ayolah masa lu tega sama gw Ra? Gw udah melas gini nih" rengeknya dengan cirikhas suara cempreng yang ia miliki.
"iya deh gw ikut Irsya, nanti gw monti supir gw anterin"
"yeeee gausah lu sama gw aja,motor gw kosong kok kan kita temen. Dan satu lagi panggil gw ican IRSYA CANTIK" jawabnya riang dan sarat akan ketulusan.

Kok gw rasa gak bisa nolak ya? Dan kenapa gw rasa gw juga seneng. Tunggu, teman? Sejak kapan? Ah sudahlah Rai dia tulus, batinku sambil tersenyum.

****

Semenjak hari itu akupun menjadi teman dekat dengan Irsya, eh Ican maksudku. Kami selalu menyempatkan waktu untuk mengobrol dari hal yang penting hingga hal yang amatsangat tidak penting. Ohya, bukan hanya Ican saja yang menjadi temanku tapi temannya juga sekarang menjadi teman dekatku juga! Karna menurutnya temannya temanku juga, dan senangnya aku bisa memiliki mereka semua. Ke-11 sahabatku, eh 12 dengan Nazwa! Tapi, Nazwa sekarang menjauhiku.
Entah apa yang menyebabkan Nazwa menjauhiku aku sudah mencoba menanyakannya tapi responnya tidak bagus,ah mungkin dia sedang pms pikirku kali itu tapi, semakin kesini Nazwa semakin menunjukan ketidaksukaannya padaku contohnya saja hari ini, aku sedang berkumpul dengan ke-11 sahabatku di kantin dan dengan sengaja dia menyaringkan suaranya pada saat dia mengobrol dengan temannya katanya 'gw dulu punya temen, tapi temennya gatau diri. Dulu sama gw, eh udah ada yg baru dia lupa sama gw' sambil melirik kearahku. Tidak sampai disitu bahkan Nazwa dengan senangnya menjelek-jelekanku bahkan ibuku, dia sudah keterlaluan sehingga membuat Irsya dan Risa datang menghampirinya karena kesal.

"Lu ngomong apasih? Lu gak suka liat Raisa bereng kita?" Ucap Risa dengan Sarkasme
"Eng.. Engga kok"
"Gausah ngelak lu! Gw tau lu gasuka liat kita, tapi lu harusnya ngaca! Raisa udah minta maaf sama lu tanpa dia tau apa salah dia, karna lu tiba-tiba jauhin dia! Jelek-jelekin dia! Lu liat dia sana?! Dari tadi dia nahan-nahan gw biar gw gak nyamperin lu, dia bilang lu cuma lagi gak mood aja,dia maklumin lu!" Irsya meninggikan suaranya.
Seketika semua orang melihat ke arah Irsya,Nazwa dan Risa.
Aku beranjak dari kursiku, aku tak bisa melihat sahabat-sahabatku menjadi tontonan banyak orang gara-gara meributkan masalahku.

"Can, Mih, Naz gw rasa gak baik ngomong disini. Kita ngomongin dikelas aja yaa Naz"
"Berisik lu!! Jangan pura-pura baik lu! Pencitraan banget sih" tukas Nazwa yang membuatku sedikit tersentak.
Tanpa menghiraukan penolakan Nazwa aku tetap menarik mereka semua untuk menjauh dari kantin menuju ruang kelas.

--------
Ah, sudah lama rasanya tidak membuka account ini! Mari kita coba meneruskan hal yg sudah dimulai supaya alurnya jelas ya Ratna! Happy reading!

'Bulan' yang pendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang