* Film *

2K 124 10
                                    

2 minggu.

Sudah minggu Eren tidak berjumpa dengan kekasihnya... Levi. Karena tugas pekerjaannya yang jauh dari rumah, terpaksa ia harus meninggalkan rumah.

Dan hari ini, ia bisa lagi bertemu dengannya. Hati dan otak Eren telah penuh dengan Levi. Ia sangat merindukannya.

Kaki telah dilajukan semaksimal mungkin menuju rumah. Hati telah berdebar-debar saat diri sudah didepan rumahnya. Pintu segera dibuka, Eren langsung menuju ruang tengah.

" tadaima! Le..... Vi.... ". Rasa rindu hilang begitu saja saat kedua matanya melihat Levi disana,.... Bersama perempuan lain yang tak dikenali oleh Eren. Mereka berdua duduk disofa panjang, memang Levi jauh dari perempuan itu.

Wajah Levi langsung tersenyum tipis lalu menuju Eren, Eren biasanya senang kalau melihat Levi tersenyum seperti itu. Tapi... Situasinya sekarang tidak memungkinkan Eren untuk membalas senyuman Levi.

" Siapa perempuan itu Levi?". Ucap Eren pada Levi dengan wajah murung.

" ah, dia hanya temanku Eren. Tak apa". Levi menenangkan Eren yang terlihat tak menyukai keberadaan perempuan itu, sedangkan perempuan itu menatap Eren sinis.

Tiba-tiba perempuan itu berjalan mendekati Levi lalu tangan Levi digandengnya dan perempuan itu bergelayut manja disana membuat mata Eren semakin perih.

" Yah tapinya status teman itu hanya untuk sementara, sebentar lagi kami akan menjalin status menjadi 'Suami-Istri'". Ucap perempuan itu dengan santainya.

Dan hati Eren tlah remuk dan hancur setelah mendengarnya, matanya mulai berair, tenggorokannya sakit gara-gara menahan isak tangisan.

"o-oh... Selamat kalau begitu, semoga kalian selalu bahagia". Ucap Eren sambil tersenyum kearah keduanya,  walaupun Levi tau itu hanyalah senyuman palsu. Yang aslinya, Eren ingin menangis meraung-raung dan menjerit kesakitan karena hatinya ini. Hatinya sakit, sungguh sangat sakit.

Tangan Eren bergetar hebat, ia mencengkram ujung jaket yang ia pakai. Levi menyadari itu, Levi tau Eren menahan tangisannya itu. Levi melepaskan tangan perempuan itu dari tangannya

" Eren aku bisa jelaska-". Levi ingin meraih tangan Eren tetapi Eren segera menjauhkan tangannya dari Levi.

" tak perlu, aku sudah paham. Selama aku sibuk dengan pekerjaan, kau ternyata menemukan perempuan lain yah...., aku tak apa". Eren memandang kearah lain tak ingin melihat wajah Levi.

" maaf, aku salah masuk rumah. Kukira ini rumahku. Ternyata bukan". Eren segera melangkahkan kakinya menuju keluar rumah dengan nafas memburu karena menahan tangisnya.

Tanpa jaket ataupun syal, Eren keluar dari sana. Tak perduli walaupun cuacanya sangat dingin karena musim dingin.

Levi tak tega melihat itu ingin menyusul Eren keluar sana dan memberinya jaket, tetapi tangan perempuan itu menahan Levi.

" kau tidak ingin rencana kita gagal kan Levi? ". Tanya perempuan bersurai caramel itu. Levi mendecih.

" tch, sial. Tapi diluar sana dingin Petra!. Kalau dia sakit nanti bagaimana?! ". Khawatir Levi pada Eren.

Petra menghela nafas pelan sambil duduk kembali di sofa.

" ku mohon sabar yah. Aku tau itu sulit, setidaknya untuk kali ini saja. Ini pun demi 'Eren'kan?". Levi mengusap wajahnya kasar.

" iya-iya aku paham. Dan juga terima kasih Petra mau membantuku ". Ucap Levi sambil duduk kembali. Petra tersenyum kecil.

" hehehe, ini kan wajar saja. Soalnya kau kan 'Sahabatku' juga".

Riren fanfic oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang