Masih pagi, namun suara ketikan keyboard komputer sudah terdengar nyaring memenuhi ruangan bernuansa modern ini. Pelakunya adalah seorang namja tampan dan manis, pemilik kamar.
Kim Jongin, atau yang biasa dipanggil Kai. Namja itulah pembuat kebisingan di pagi buta seperti sekarang. Entah apa yang sedang ia ketik hingga pandangannya sama sekali tak teralihkan dari layar komputer. Bahkan ia mengetik tanpa melihat keyboard, meskipun begitu, ia tetap bisa menggunakan ke-sepuluh jarinya tanpa ada kesalahan sama sekali. Trik mengetik sepuluh jarinya sungguh dapat diacungi jempol.
"Huh... akhirnya selesai juga.." Kai menyerutup teh papermint, dan menyandarkan diri sejenak untuk merilekskan tulang punggungnya yang rasanya sudah sangat kaku dan pegal minta ampun.
Melirik jam di pergelangan tangan, Kai menghela napas dan menghembuskannya perlahan sembari merasakan tehnya yang sudah mulai dingin karena terlalu lama dibiarkan.
"5jam.. nggak kusangka bisa selama ini.." Jam menunjukkan pukul 01:00 dini hari, dan Kai baru menyelesaikan tugasnya. Tugas yang sangat penting.
Kai menyimpan apa yang sudah ia temukan, memberikan sandi serumit mungkin pada aplikasi khusus yang ia rancang untuk keperluan pribadi.
Ia berdiri dari duduknya, berjalan ke ranjang king size dengan kombinasi warna abu-abu, putih, dan hitam, sesekali ia menguap karena ini sudah melebihi jam tidurnya.
Nanti, pagi-pagi sekali ia harus bangun dan melaporkan data tadi kepada dua sahabatnya. Masih ada waktu untuk istirahat, Kai tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.
Menduselkan kepala ke guling, menarik selimut sebatas dada, kemudian mematikan lampu kamar dan membiarkan lampu di atas nakas menyala.
Kai bersiap menyambut mimpi indah, meskipun selama ini ia tak pernah ingat apa yang sudah ia mimpikan.
¤¤₩¤¤
Suara klakson mobil menyambut pendengaran, Kai masih enggan untuk membuka matanya. Ia mengambil jam weker di atas nakas, menyipitkan mata melihat digit angka dengan teliti. Dengan malas, Kai berjalan gontai ke arah balkon.
Tiiinn tiinnn
Kai menggelengkan kepala, kembali masuk ke dalam kamar. Kedua sahabatnya itu memang kurang ajar, pagi-pagi sudah membuat mood Kai hancur.
Kai berjalan santai ke arah pagar rumah, membukanya perlahan. Ia bahkan tidak perduli dengan kondisinya yang belum tersentuh apapun, rambutnya belum ia sisir, muka bantal dan jangan lupakan kantung mata akibat begadang semalaman.
"BERISIK!!" Teriak Kai. Ia membuka pagar lebih lebar agar kedua mobil sahabatnya itu dapat memasuki pekarangan rumahnya. Kai menguap lagi..
Dua mobil sport berbeda warna itu langsung masuk ke pekarangan dan memakirkannya dengan rapi. Kai ngedumel, selalu saja seperti anak kecil. Mau masuk saja harus berebutan. Dasar.
Kai kembali menutup pagar. Sepertinya ia harus membayar satpam setelah ini. Dan juga pembantu. Kai rasa itu ide bagus, rumahnya yang besar ini cukup membuatnya kelimpungan tanpa ada yang membantu. Meskipun kadang dua sahabatnya itu membantu sih.
Sudah Kai putuskan besok ia akan memperkerjakan ART dan pak satpam saja.
"Kenapa lama sekali bukanya? Biasanya juga cepet." Chanyeol berjalan mendekati Kai yang berjalan lesu memasuki rumah.
Tak ada jawaban. Kai malas mengeluarkan suaranya. Matanya sungguh berat ya lord. Ingin sekali meneruskan bobo gantengnya yang terpotong tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blacklist
Fanfiction3 (tiga) namja berparas rupawan menghampirimu dan bersikap ramah serta menghanyutkan.. Pasti siapa pun tak akan mampu menolak pesona mereka.. Tapi tahukah kalian? Pertama kali mereka berucap lembut pada kalian, itu berarti akhir bagi diri kalian se...