Blacklist II

344 50 3
                                    

Sekali lagi saya ingatkan, cerita ini mengandung unsur B×B or Boyslove...

Bagi yang tidak suka. Mohon sadarkan diri anda sejak awal untuk tidak membaca ff ini!!

Sebenarnya, cerita ini saya buat hanya untuk hiburan diwaktu senggang sih. Kalaupun ada yang suka dan mau baca, saya anggap itu sebagai bonus ^-^

Oke, just read and have fun...

Happy reading...

==============================
.

.

"Sepertinya, aku menemukannya." Gumam seorang namja yang berdiri di tengah, ia berpakaian biasa dengan sweter berwarna soft pink dan mengenakan masker untuk menutupi mulut dan hidungnya.

Namja berjaket merangkul bahu namja bersweter. Ketiganya langsung mengarah ke tempat yang ditunjuknya

"Hn. Kajja." Senyum simpul tercetak di wajah tampan namja berjaket itu.

.

.

.

Kai melepaskan maskernya dan duduk di antara Chanyeol dan Sehun. Selalu seperti ini, Kai sendiri heran kenapa dua manusia tinggi itu tak pernah memberikannya ruang untuk bernapas bebas. Rasa-rasanya bukan dia yang maknae di sini, tapi perlakuan Sehun dan Chanyeol padanya seakan ia itu bocah lima tahun yang perlu penjagaan khusus dari hyung-hyungnya.

Huft.. oke, lupakan. Back to topic.

"Jadi bagaimana? Apa misi kami?" Tanya Sehun datar dan dingin. Berbeda sekali dengan sifatnya saat di rumah Kai tadi. Tapi baik Chanyeol maupun Kai tidak merasa aneh, karena sudah terbiasa.

"Sangat tidak disangka, kalian adalah anggota Blacklist yang terkenal itu. Sebelum ke inti, apakah orang tua kalian tahu apa yang sudah kalian lakukan selama ini?" Ujar seorang laki-laki yang duduk di hadapan Chanyeol. Ia terkekeh dan itu terdengar sangat menyebalkan.

"Tidak seharusnya anda bertanya sesuatu yang menyangkut privasi kita, tuan. Karena itu sudah di luar kesepakatan." Tangkas Kai dengan tatapan datar.

"Katakan saja apa tugas kami. Lakukan transaksi, kemudian biarkan kami melakukan tugas yang anda minta, tuan Wu." Sahut Chanyeol.

"Baiklah, saya mengerti. Kasus kali ini mungkin sudah sering kalian dengar sebelumnya. Mengenai politik antar perusahaan." Siwon menatap ketiganya secara bergantian. Hingga matanya berhenti tepat pada seorang namja manis berkulit tan serta hidung mungil yang menurutnya terlihat seksi. Dan jangan lupakan bibir pulm berwarna merah alami itu. Siapapun pasti tergoda untuk mencicipinya dengan hanya sekali tatap.

"Tolong kondisikan tatapan anda, Siwon-ssi!" Peringat Sehun sedikit menggeram sebenarnya. Karena sedari tadi, ia melihat arah pandang laki-laki itu pada Kai penuh napsu. Rahangnya mengeras tak suka dan tangannya juga sudah mengepal sedari tadi.

Siwon menatap Sehun sambil tersenyum tipis, dan itu semakin membuat Sehun geram. "Mianhe, saya tak bermaksud-"

"Sebaiknya anda langsung ke inti saja. Kami tidak ingin buang-buang waktu, jadi mengertilah." Potong Chanyeol.

Siwon berdehem sejenak untuk mengontrol diri.

"Kalau begitu langsung saja. Jadi, tugas kalian adalah...." Sambungnya.

Ketiganya mendengar dengan seksama. Tak ingin ada satupun yang tertinggal.

¤¤₩¤¤

BlacklistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang