Hellena Pov
Ini sebenernya kelas apa pasar sayur sih? Ramenya nggak karuan. Bikin kepala gue pusing. Ditambah lagi Ketua kelas, Wakelas, sama Seksi Keamanannya ngomporin bikin keributan.
Gue yang lagi sakit perut gara-gara PMS cuma bisa nutupin telinga gue. Begitu juga dengan Anas yang lebih milih nyumpet telinganya pake headset dan malah hanyut sama novel yang lagi dibacanya.
"Huwaaa....Mantep broo....lanjut..." terdengar suara bagai di koordinasi dari depan kelas.
Gue nengok. Ternyata Trio Bokep sama anak cowok lainnya lagi duduk di meja guru sambil ngadepin laptop punya Revan. Entah nonton apaan.
"Hahahaaahaaaa....masa sih, Bec?" terdengar tawa nyaring dari arah pojokan kelas.
Gue nengok lagi. Siapa lagi kalo bukan Rebecca and the gank yang lagi ngerumpi. Pasti ngerumpiin cowok. Itu fakta.
"Bhuahahaaa.... dung... dung... brak... brak... dung... mantap...." lagi-lagi suara ribut terdengar dari arah depan. Ditambah lagi sambil gebrak-gebrak meja.
Seketika kepala gue jadi pening.
"Hahaha....yang bener?"
"Bhuahahaaa... Brak... Dong... Dong..."
"Khahahaaaa....hihihii....masa iya Bec...hihihi..."
"Ayo teros... Bhuahahaaa..... Brak.... Dong.... Dong...."
Suara-suara itu terus berbunyi dan berputar dalam kepala gue. Dan akhirnya...
BRAKK!
"HEH, LO SEMUA PADA BISA DIEM NGGAK SIH?! INI KELAS APA PASAR IKAN?!"
Semua langsung diem karena kaget gue gebrak meja dan teriakan gue. Bahkan Anas ikut kaget. Semua bengong ngeliatin gue yang lagi ngatur bafas gegara emosi. Maklum, gue jadi gampang marah gegara PMS.
"GUE JAHIT MULUT LO PADA SATU-SATU BIAR NGGAK BISA NGOMONG LAGI! BERISIK BANGET KAYA PASAR IKAN!" ucap gue lagi.
Hening...
"Wah, Busek ngamuk." celetuk Revan mencairkan suasana yang seram karena kemarahan gue.
"Macan betina bangun bro." tambah Fandi.
"Hihihiii..." Revan dan Fandi terkikik.
"BISA DIEM NGGAK MULUT LO? GUE LEM TAU RASA LO!" bentak gue lagi membuat dua anak tuyul itu langsung kicep.
Suasana kembali hening. Gue kembali netralin nafas gue.
"Rasain, siapa suruh juga. Coba kaya gue. Lo pada sih biki gara-gara" celetuk Wira sambil bergaya sombong.
Sementara dua anak tuyul itu natap tajam pada Wira yang tersenyum miring ke arah mereka.
"LO JUGA! BISA DIEM APA NGGAK!" bentak gue langsung bikin Wira ingslep kaya bekicot.
Revan dan Fandi langsung balas tersenyum miring ke arah Wira yang balas melotot. Gue kembali duduk. Kelas tetap hening. Semua perlahan kembali ketempat duduk masih-masing dengan bisik-bisik. Gue denger.
"NGGAK USAH BISIK-BISIK KAYA KUMBANG!" ucap gue lagi dengan nyaring membuat suara bisik-bisik langsung menghilang.
Ini suasana hening kaya di kuburan Cina. Semua pada diam. Sebenernya gue nggak enak pada ngebentak mereka. Tapi merekanya aja yang pada nggak peka. Tapi karena gue lagi PMS dan gampang banget marah-marah, akhirnya gue nggak tahan lagi dan keluarlah semua uneg-uneg di kepala gue.
Panggilan kepada sekretaris dan ketua kelas kelas 10 IPS-1. Ditunggu diruangan Pak Andre sekarang. Sekali lagi...
Setelah berita panggilan selesai gue berdiri dan berjalan memenuhi panggilan tadi. Begitu juga dengan Wira. Sampe di depan pintu kelas gue berhenti dan balik menghadap ke arah temen-temen gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Cintaku
RomansKetika rasa putus asa menghampiri, frustasi mulai menyerang, seseorang datang menghampiri dengan cinta dan kasih sayang kembali menyatukan jiwa yang hancur. Ketika semua hampir kembali dia pergi dengan insiden kecelakaan. Membuat semua kembali hancu...
