[2] Hah? Ditembak?

653 32 7
                                    

"Gue ditembak kakel."

Dirga yang sedang bersiap untuk piket kelas, tiba-tiba saja tertawa keras. Tak ada rencana.

Saat kedua gadis di depannya itu menatap dirinya penuh amarah, Dirga hanya menatap balik salah satunya--Desyca.

"Sebenernya galucu, sumpah."

Desyca meraih surai hitam Dirga, menarik cukup keras, "Bacot!"

"Sakit dodol!"

Dirga merintih kesakitan, mengusap-usap surainya setelah dilepas gadis slebor dihadapannya itu. Irene hanya menonton kejadian barusan, tadinya sih mau beli popcorn dulu, tapi, takut keburu selesai, pikir Irene.

"Gausah iri deh."

Desyca menjulurkan lidahnya, mengejek Dirga. Matanya membulat lalu ia kembali berkutat dengan ponselnya.

Desyca

AlvaroRP
Addback ya.

15.02 read

DesycaTan
Udah kak.

15.05 read

DesycaTan
Ada perlu apa ya kak?

15.05 read

AlvaroRP
Kalo gue bilang, gue suka lo, lo percaya gak?

15.05 read

AlvaroRP
Lo inget gak? Gue itu yang pernah duduk bareng sama lo dan temen lo di kantin. Yang ksh tmpt duduk ke lo, wkt kantin rame.

15.06 read

DesycaTan
Oh

15.06 read

DesycaTan
Rada horror sih kak, kalo kakak suka sama aku. Haha

15.06 read

AlvaroRP
Srius, gue suka sama lo, mau gak jd pacar gue?

15.07 read

DesycaTan
Ini lucu banget kak beneran.
Ini dibajak ya?
Atau, ini lagi main tod?
Oh! Pasti lagi buat prank youtube, kan?

15.08 read

DesycaTan
Udah ah kak, aku mau nonton drakor hwhw. oh iya! Waktu kakak kasi tempat duduk ke aku pas di kantin, nnti aku ganti deh. pas lagi rame jg. Itu kan yg kakak mau? Imbalan?

15.10 read

AlvaroRP
Loh?

15.10 read


"EH RENE, BACA DEH NGUKUK SIAL!"

Desyca tertawa lebar memamerkan deretan gigi putihnya, sembari menyodorkan smartphone miliknya kepada Irene.

Irene menyimak.

"BAH! NGAKAK, DIA SUKA LU DI KANTIN? JAN TERIMA DES, DIA MINTA IMBALAN ITU MAH!" balas Irene.

Sungguh dalam ruang kelas hanya sisa tiga makhluk hidup kasat mata, gatau deh kalo yang gak kasat mata mah. Ya pokoknya sisa Desyca, Irene sama Dirga.

Dirga lagi fokus sama nyapunya, yang aslinya sambil nguping dengerin dua cewek yang katanya salah satu diantara mereka itu ada yang ditembak kakel.

"Des,"

Desyca menoleh ke hadapan sang pemanggil namanya barusan, "Apasi, Ren?"

"Lo gabakal terima kan?" tanya Irene lagi.

Desyca rolling eyes, "Terima gak? Dir, terima gak?"

Tiba-tiba Dirga menoleh, mendengar namanya dipanggil, lalu menaruh sapu ijuk yang sedari tadi dipegangnya ke meja.

"Lo nanya?"

"Kok lo nanya balik sih?"

"Lah lo juga nanya balik, kan?"

"Lo nanya balik lagi bege."

"Oh oke oke." Dirga menghela nafas, lalu duduk di salah satu kursi kayu tepat di hadapan Desyca dan Irene, "Lo nanya apa?"

"Dih idiot."

Dirga memasang ekspresi sombong, "Kalo idiot gabakal ngalahin lo di olimpiade bulan lalu."

Desyca lagi-lagi memutar bola matanya malas, "Lagi ga hoki. Lupa cuci tangan."

"Halah."

"Bacot ah kalian!" tanggap Irene sembari menggendong tasnya di pundak, bersiap untuk kembali ke kediamannya tercinta. Gadis dengan nama belakang Taniadi itu menatap Irene bingung, "Mau kemana, Ren?"

Irene menatap mereka bergantian, "Mau beli popcorn. Ternyata ada yang lebih seru dari drama korea. Ya kagak lah, balik ah."

"Ini lagi."

"Bodo."

Irene meninggalkan kedua remaja tersebut. Dengan dua makhluk kasat mata.

Desyca kembali menatap Dirga penuh tanda tanya, "Gimana terima gak kakelnya?"

"Gausah."

"Yaudah gue terima aja. Soalnya gue gabakal mau terima saran lo hehe." balas Desyca.

Unfaedah banget ish, Des.

"Yaudah terima aja." sahut Dirga.

"Emang mau diterima, kan,"

"Lah? Kan kebalikannya, kan gue udah bilang terima aja, harusnya lo ga terima dong."

"Sirik aja lo, kalo gue punya pacar. Jomblo si yeu." ledek Desyca.

Mata sipit Dirga tak henti-hentinya menatap Desyca datar, "Kalo putus gausah galau."

"Kok lo jadi ngatur ya--"

*****

Next or unpublish?





FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang