Sudah satu bulan kejadian itu berlalu..
Disini kucoba untuk mengulas intisari penting dari pertemuan Antara dua insan yang di setujui oleh semesta.Hari ini tepat satu bulan setelah aku berhasil bertemu dengan dia di cafe milik negara.
Aku masih ingat betul warna pakaian yang ia gunakan saat itu. Baju corak bunga pink dengan tas kecil ala anak SMP.
Dan rambutnya yang masih kuning silau kena cahaya lampu cafe.Sampai saat ini pun aku masih terngiy. ang suara tawa kecil cempreng keluar dari bibir manisnya.
Sesungguhnya malam itu aku hanya menikmati pesona ayu nya saja.
Kala itu aku tak peduli dengan langkah dan strategi pendekatan lagi.
Yang terpenting adalah,
Aku yang berhasil mencintainya tanpa ada penjelasan apapun.Sehingga kutulis semua perasaanku.
Semua perjumpaan indah itu kurangkum di tulisan.
Dan alhasil aku juga sukses membuat dia tersenyum dengan ungkapan perasaan melalui tulisan di Part pertamaku.Komunikasi mulai kujalin dengan intens.
Pesan demi pesan, ulasan demi ulasan, sampai ucapan selamat malam tak lupa ku ucapkan kepada dia sang dewi berambut pendek.Namun, tak ada pertemuan lagi di antara kita.
Hanya saja aku yang tak lupa menoleh ke kanan ketika motor dinasku lewat depan kantornya.
Sering kulihat dia yang duduk cantik menunggu konsumen yang ingin memasang jaringan internet tanpa lelet.Suatu hari di saat kedekatanku mulai tertata, aku pernah mencoba menyusuri tempat dia berasal.
Yang pasti tanpa sepengetahuan dia.
Aku mulai menyusuri tempat itu bersama teman besarku.Setelah kutanya dia,
ternyata dia berasal dari pelosok desa kecamatan yang jarak tempuhnya bisa satu jam lebih dari kota.Di desa itu aku sengaja mencari tahu namanya dengan random bertanya-tanya kepada warga sekitar.
Penelusuran berawal ketika aku bertemu dengan tokoh tua bernama pak sapardi.
Beliau warga lokal yang sudah 60 tahun hidup di desa itu.
Haji tua yang sukses dengan hasil sawahnya.
Beliau bercerita banyak tentang kesuksesannya dalam menjalankan kehidupan sebagai petani.
Bersama sang istri tercinta yang sedang sibuk membersihkan kawul dari gabah yang dikeringkan di depan rumahnya.Sungguh romantisme yang sederhana.
Suami yang duduk manis melihat sang istri bekerja.Siang menjelang sore perjalanan kuselesaikan dengan tanpa buah hasil.
Aku tetap tak tahu rumahnya.
Namun, aku merasakan kedamaian di lingkungan itu.ketika sore hampir tiba , aku pulang.
Aku harus mengajar kelas musik di sebuah sekolahan ternama di kota.Aku masih melanjutkan aktifitasku sebagai mana biasanya.
Sebagai seorang guru dan pegawai lepas di industri kreatif.Dan tiba-tiba.
Lambat laut dia ku mulai berubah.
Dan aku tidak tahu sebabnya.Rasa penasaranku tiba-tiba juga ikut menurun ketika dia mulai memberikan sebuah jarak.
Jarak itu sedikit banyak menyakitkan.
Tapi aku tahan.
Karena sesungguhnya rasa sakit juga menyenangkan.
Aku tak bisa menjelaskan itu.
Namun memang aku merasakannya dengan baik.Semua itu berlangsung sudah 1 minggu.
Entah kenapa di tengah perjalanan minggu ke 2 ,
dia ku mulai menjauh.Aku tak pernah tau alasan kenapa dia menjauh dan tak membalas pesanku.
Apa dia ada yang deketin ya?
Atau dia sibuk ya?
Apa dia bosen ya?
Apa kemarin itu dia hanya sekedar basa-basi ya karena pendekatan antar konsumen jadi baik?
Apa dia tidak bisa move on dari mantan ya?
Apa dia.. ?
Atau jangan-jangan dia.. ?Arggghh
Stop!!!Jangan mengoreksi dia woy!!
Koreksi diri sendiri!!
Oke,
saatnya intropeksi diri sendiri dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.Apa aku selama ini menganggu ya?
Atau aku buat risih dia ya?
Apa aku terlalu cepat ya?
Apa aku tidak menarik ya?Apa aku tidak seperti mantannya ya?
Ya kan aku memang bukan mantannya.Ahh, sudahlah..
Malam-malamku tidak begitu indah seperti malam saat dimana aku masih berkomunikasi dengan dia.
Aku seakan menjadi badan intelegen yang siaga mengawasi ketika ada status baru muncul di sosial media miliknya.
Aku yang melihat foto profile yang sering kali ia ganti.
Aku yang selalu menunggu balasan pesan dari dia.Karena yang kubisa sekarang hanya seperti itu.
Sebenarnya kejadian seperti ini sudah sangat wajar terjadi ketika hukum jatuh cinta sedang berlangsung.
Dimana seseorang yang terlalu berharap namun tak ada balasan atas harapan tersebut.
Dimana keinginan mencintai berada di satu di titik saja.
Dan dimana pembuktian harus menjadi pegangan atas perjuangannya.Bagaimana pembuktian bisa berlangsung jika intensitas komunikasi serta pertemuan di sengaja di putus.
Kurasa itu sangat tidak adil.
Tapi semua manusia memang tidak adil.
Mereka hanya berusaha adil.
Dan aku sangat menghargai itu.Pesan terakhir darinya;
"Cinta itu ngak bkl ad yg tau mas. Ak ng btuh jnji tpi bukti. Enth besok ato lusa siapa tau ak mulai suka sma kamu. "
Iya,
Aku tunggu kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Internet Anti Lelet
RomansaKecepatan mencintai seseorang mengalahkan kecepatan jaringan internet.