Hari Rabu ini Vania bangun pagi sekali. Dia tak mau datang terlambat dikarenakan hari ini Bu Wdya akan mangadakan ulangan harian sebagai pelatihan menjelang PTS Genap.
Semalam Vania telah membaca ulang dan mempelajari seluruh materi yang akan diujikan. Tak bisa dipungkiri Vania termasuk murid yang cerdas dalam segala hal. Tiga bulan yang lalu dia baru saja menjuarai OSN IPA tingkat Nasional. Di sekolah SMP nya dulu Vania juga sering menjuarai berbagai ajang perlombaan. Selain itu dia juga aktif dalam organisasi. Itu semua berkat ketekunan belajarnya.
Vania memanfaatkan waktu yang ada sebelum bel masuk berbunyi untuk sekedar membaca- baca lagi buku pelajarannya.
*Ulangan
"Selamat pagi anak-anak" sapa bu Wdya yang baru saja memasuki kelas
"Selamat pagi bu" balas murid-muridnya serempak
"Masukkan buku kalian ke dalam tas. Sesuai jadwal, hari ini kalian ulangan." Ucap bu Wdya tegas. Di sekolah, bu Wdya termasuk salah satu dari deretan killer teacher. Tak ada satupun yang bisa membantah ucapanya.
Semua murid yang belum sempat atau lebih tepatnya malas belajar hanya bisa menghela nafas pasrah. Termasuk Laras.
"Soalnya ada 25. 20 soal pilihan ganda plus 5 soal isian. Hari ini ibu ada rapat, jadi kalian tidak ada yang mengawasi. Inget! Nggak boleh contekan" Bu Wdya membagikan soal kepada seluruh murid dan kemudian keluar.
Ucapan bu Wdya hanya berpengaruh selama 30 menit. Karena setelah itu kelas kembali ramai seperti biasanya. Semua sibuk mencari contekan jawaban.
"Van, soal nomer sepuluh gimana cara ngerjainnya?" Laras sangat panik karena dia tidak belajar semalam. Belajar saja dia masih tidak bisa, apalagi tidak belajar.
"Pokoknya tinggal lo kurang dulu trus habis itu baru lo kali"
"Ok. Thank's Van"
Tepat saat bel istirahat berbunyi, bu Wdya kembali ke kelas.
"Waktu habis. Kumpulkan lembar jawaban kalian sekarang"
Semua murid sekarang hanya bisa pasrah akan nasib nilainya nanti. Untunglah Vania dapat mengerjakan keseluruhan soal tanpa kesulitan sedikitpun.
"Van, kantin kuy. Plisss.. Mau ya kali ini aja. Gue traktir deh" rayu Laras sambil menyatukan dua tangannya di depan dada.
"Ok. Kali ini gue mau. Kebetulan tadi pagi gue belum sarapan"
Vania mulai melangkah menyamai langkah kaki Laras menuju kantin. Sahabatnya sedari kecil. Mereka sudah bersama hampir sebelas tahun. Kemana saja mereka selalu bersama, tak pernah terpisah sebentar pun. Selalu menempel layaknya permen karet.
Koridor kelas sangat ramai oleh murid-murid yang sedang menghabiskan waktu istirahat. Ada yang berbincang-bincang, membaca mading, sekedar duduk di depan kelas, sampai menggunjing teman lain. Pemandangan yang membosankan bagi Vania.
Sesampainya di kantin Vania dan Laras kemudian mencari tempat duduk yang kosong.
"Van lo mau makan apa? Biar gue yang pesen" tawar Laras pada Vania
"Samain aja kayak lo. Nih uangnya" Vania menyodorkan selembar uang lima puluh ribuan
"Gausah, kan tadi gue udah bilang mau traktir lo"
"Kesambet setan apaan lo? Tumben baik banget"
" Ya itung itung balesan gue buat lo. Kan lo tadi udah nyontekin gue."
"Thank's ya. Padahal gue ikhlas lo nolongnya"
Laras menganggukkan kepalanya dan langsung ngacir ke stand bakso mang Dikin.
Sambil menunggu Laras, Vania mengeluarkan ponselnya. Sudah lama dia tidak mengecek akun instagramnya. Saat Vania membuka instagramnya banyak sekali notifikasi yang masuk. Dia tak begitu peduli. Vania kemudian menuliskan id-name instagram idolanya Manu Rios pada kolom pencarian. Setelah puas menscrol- scol akun idolanya itu Vania kembali menutup ponselnya dan memasukkannya kedalam saku roknya.
Tak lama setelah itu Laras kembali dengan membawa nampan berisi dua mangkok bakso dan dua gelas es teh.
Saat Vania dan Laras sedang menikmati baksonya dengan khidmad. Tiba- tiba ada dua cowok yang baru saja masuk dalam pintu kantin. Kedua cowok itu ternyata berjalan menuju meja yang ditempati Vania dan Laras. Satu yang membuat Vania terkejut, satu dari keduanya adalah orang yang bertemu di perpustakaan dan di toko bunga kemarin.
"Boleh numpang duduk di sini?" tanya salah satu dari keduanya
"Tentu saja boleh" Cepat-cepat Laras menjawab
Apa-apaan dia. Dia nggak tahu apa temannya ini sedang berada dalam posisi yang akan membuatnya terkena serangan jantung mendadak
Kemudian keduanya duduk dihadapan Vania dan Laras. Laras mencoba untuk bersikap tenang. Dia tak mau terlihat freak di depan kedua cowok tersebut.
"Eh, kenalin gue Rendy. Trus temen gue ini namanya Ardan, dia lagi sariawan jadi nggak bisa ngomong"
Rendy mengulurkan tangannya, bermaksud untuk berjabat tangan sebagai perkenalan
"Enak aja lo, jangan ditanggepin omongannya Rendy. Gila dia" Ardan menoyor kepala Rendy karena tak terima
Oh.. Ternyata namanya Ardan
Vania bersorak kegirangan dalam hati, akhirnya.. Tanpa bertanya dirinya sudah mengetahui namanya. Ingin sekali Vania berteriak, Mengingat dirinya berada di kantin yang sangat ramai, dia mencoba untuk menahan kegilaanya. Dia masih cukup waras untuk tidak memalukan dirinya sendiri di depan umum."Laras kak" laras memperkenalkan dirinya dan menerima uluran tangan Rendy
"Nama lo?"
Merasa pertanyaan itu ditujukan kepadanya, Vania kemudian menjawab "Vania Anastya""Oh.. Salken ya" cowok yang mengenalkan diri dengan nama Rendy itu menyunggingkan senyumnya
Setelah perkenalan singkat itu. Mereka asyik mengobrol. Laras dan Rendy yang paling mendominasi obrolan. Sedang Vania dan Ardan hanya berbicara jika ditanya dan menyahut pada obrolan yang dikira penting.
Vania sangat bersyukur pada tuhan. Tanpa mencari tahu tuhan telah memberikan jalan agar Vania dapat mengetahui nama cowok yang dua hari terakhir ini membuatnya gusar.
Tanpa disadari Vania, ternyata ada orang yang memperhatikannya sewaktu dia melamun.
Next?
Give me vote and coment okay😘
Semakin banyak vote and coment kalian, itu akan berpengaruh pada semangat menulisku. Karena itu tandanya kalian menghargai tulisanku-- TBC --
KAMU SEDANG MEMBACA
I am
Teen FictionAku tidak akan pernah membebani siapapun dengan masalahku. Cukup aku sendiri saja yang mengetahuinya. Di hadapan kalian, aku harus tetap bahagia. Agar kalian merasa bahwa aku tetaplah aku yang ceria.Aku adalah aku. Kalian tidak mengetahui apapun ten...