THE TRUTH (part9)

38 4 0
                                    

“aku mengetahui dari data dirimu dikantor, saat itu aku mendengar kematian adikmu tapi tak tahu alamat rumahmu untuk itu aku mencarinya dari data dirimu dan menemukannya kemudian pergi kerumahmu saat itu. Aku tak menyapa sebab kau terlihat begitu kacau. Mengenai kematian ayhmu, bukankah kau melihat aku memegang ponselmu? Dari sanalah aku tahu kabar tersebut. Andai boleh tahu dapatkah kau ceritakan tentang yang orang-orang katakan mengenai kematian ayahmu,” lanjut CEO Henry
“kejadiannya kemarin ketika aku pulang dari bandara setelah menghantar seorang teman. Ayahku menerima pesan dari seseorang yang mengaku dirinya sebagai Jaksa Ilham, ia adalah jaksa yang berada ditempat kematian adikku. Pesannya menyatakan bahwa beliau akan memberitahu kebenaran mengenai kematian adikku. Aku sudah melarangnya namun ayah tetap saja pergi hingga tadi malah beliau dikabarkan bunuh diri dikarenakan depresi atas perbuatan adikku,” terang Nana.
“memangnya apa kamu mengetahui sesuatu yang janggal mengenai kematian adikmu?”, tanya CEO Henry lagi.
“Aku tak merasa janggal atas kematiannya hanya saja tentang membunuh seseorang aku tak yakin untuk itu. Ayahku sepertinya sama yakinnya denganku karena dia langsung pergi setelah menerima pesan tersebut. Ayahku adalah orang kedua yang percaya bahwa adikku tak mungkin melakukan hal bejat tersebut ketika bahkan seseorang yang melahirkannya tak mempercainya dikarenakan semua bukti mengarah pada adikku. Oh ya, aku baru ingat bahwa orang yang mengirim pesan bukanlah Jaksa Ilham karena pada saat kematian Tara jaksa itu memberiku kartu pengenalnya, disana tertera nomor telephon kantornya. Aku menghubunginya dan anda tahu apa yang mereka katakana? Jaksa Ilham sedang tidak ditempat, beliau sudah berada di Paris selama satu minggu dan baru akan pulang minggu depan,” sambung Nana.
“jika bukan Jaksa Ilham dia pasti pelaku sebenarnya. Sengaja menggunakan jaksa itu untuk memancing ayahmu dikarenakan ayahmu sepertinya tahu sesuatu tentang kebenaran kematian adikmu. Sebaiknya kamu hati-hati mulai sekarang, jika ada urusan atau masalah kamu bisa mengatakannya padaku. Kau sudah cukup hebat dan kuat untuk tak menangis hari ini,” hibur CEO Henry.
“kuat? Anda tahu betapa sulitnya menahan air itu agar tak keluar? Rasanya kepalaku akan benar-benar meledak. Ibuku sudah cukup terpukul hari ini dan jika aku menangis, tak dapat kubayangkan akan seperti apa beliau. Terkadang aku berfikir akan jauh lebih baik apabila aku tak perlu tumbuh menjadi dewasa dan merasakan luka atau kekejaman seperti ini. Tetap menjadi anak kecil yang bisa melakukan semua semauku, menangis semauku dan tertawa seinginku,” rengek Nana.
“apa salahnya menjadi dewasa? Kau hanya baru merasakan kepahitan hidup, kau bahkan tak akan tahu apa yang akan terjadi padamu nanti ataupun besok. Lagipula dengan menjadi dewasa kau akan lebih tahu ketulusan dan cinta. Apa salahnya menangis? Itu bukan berarti bahwa kamu cengeng. Meski tak dapat membuat mereka yang mati kembali hidup, setidaknya menangis bisa mengusir seluruh emosi buruk walau sejenak. Jangan menipu diri sendiri dan lari dari perasaan. Sebaiknya kamu istirahat sekarang, fikirkan semua hal yang baik ketika kamu sudah merasa tenang,” ucap CEO Henry menguatkan.
Nana mengangguk dan masuk kerumah setelah CEO Henry pergi. Ia berusaha untuk memejamkan mata namun hasilnya tetap nihil, matanya tak dapat bekerjasama dengannya hingga terdengar suara ponsel berdering. Tertera nama crazy giraffe, yang dimaksud adalah Arham. Gadis itu sengaja menamainya dengan nama itu karena dia pria tinggi yang aneh dan gila namun menyenangkan. Dia menghela nafas panjang dan mengangkatnya. Dibalik telephon terdengar pria itu bertanya mengenai kondisi Nana tidak lupa meminta maaf atas keterlambatan dirinya untuk mengetahui duka yang dialami gadis itu. Setelah menahannya seharian airmata itu akhirnya tumpah. Arham yang tahu bahwa Nana menangis berusaha menguatkannya. Cukup lama mereka seperti itu baru setelah merasa tenang Nana menceritakan semua kronologi kejadiannya. Pria itu menyuruh Nana untuk selalu waspada dan hati-hati serta tidak dengan mudah percaya siapapun untuk saat ini termasuk CEO Henry. Mereka mengobrol cukup lama hingga Nana menyadari bahwa hari sudah larut dan Arham pagi-pagi sekali pasti juga harus menjalani pelatihannya, ia pun mengakhiri percakapan mereka.
Keesokan harinya terlihat seorang gadis cantik yang sedang disibukkan didapur ditemani oleh seorang wanita paruh baya yang tengah membersihkan perkakas dapur. Mereka adalah Nana dan ibunya, tiba-tiba dari luar rumah terdengar ada yang mengetuk pintu. Sang ibu pergi untuk membukakan pintu, dibalik pintu terlihat Jena dengan senyum sumringahnya. Jena masuk kedalam rumah dan ikut sarapan bersama Nana dan ibunya. Selagi sarapan ibu Nana terlihat masih murung, beliau pasti mengingat saat dimana anggota keluarganya masih lengkap. Gadis itupun menegurnya “Bu, aku memasak dengan penuh semangat dan cinta hari ini. Apakah rasanya begitu buruk hingga membuat wajahmu seperti itu?
“ibu sangat menikmati sarapan buatanmu tapi, setelah semua yang terjadi masih bisakah bagi ibu tersenyum? Ibu tak hanya kehilangan seorang putri tapi juga suami sekaligus. Bahkan, sarapanpun terasa begitu kosong tanpa mereka, sepi dan dingin. Rasanya seperti tak ingin hidup lagi,”  jawab sang ibu.
“bu, aku juga tak hanya kehilangan seorang adik tapi juga ayah. Kita sama-sama merasakan hal yang sama, aku merasa kesepian setelah mereka pergi. Sekarang hanya ada kita berdua, entah siapa dulu yang akan menyusul mereka, waktu itu pasti akan tiba. Dan untuk saat ini yang masih hidup tetaplah harus melanjutkan kehidupan, jangan meratapinya terlalu lama. Jika mereka tahu apa ibu fikir mereka senang melihat kita seperti ini. Makan dan mari hidup dengan baik serta biarkan semua berjalan seperti biasanya biarlah Tuhan yang menjadi perencana terbaik. Bu, sebenarnya aku punya sedikit tabungan dari menulis dengan itu aku ingin kita membuka kedai makan seperti impian ibu,” bujuk Nana.
“kau selalu menjadi penerang bagi keluarga kita. Tentu, kita harus melanjutkan hidup. Ayo kita coba, ibu akan memasak masakan terenak untuk orang-orang,” sahut sang ibu.
Nana memeluk sang ibu kemudian melanjutkan sarapan lalu pergi ke kampus. Jena yang selalu berada disisinya telah menemukan kembali sosok sahabatnya yang selama satu bulan lebih benar-benar jatuh terpuruk. Sekarang sedikit demi sedikit kecerian itu mulai muncul kembali. Meski baru satu hari setelah kepergian ayahnya, tapi karenanya dia telah tumbuh semakin dewasa serta semakin belajar mengenai arti kehidupan yang sebenarnya. Tibanya dikampus lagi-lagi gadis itu mendapat semangat dari teman-temannya tak hanya itu para penggemar Nana juga terlihat didepan kampus, mereka ingin Nana kembali menulis. Para reporter berlarian untuk menanyai kejadian yang sebenarnya sedang menimpa keluarganya. Jena bak bodyguard dengan sigap menarik Nana masuk kedalam kampus. Mereka berdua tertawa karena lama tak seperti ini setelah kejadian sang adik.
Ponsel Nana berdering, dia mendapat panggilan dari CEO Henry. Pria itu menanyakan tentang keadaan gadis itu dikarenakan banyak reporter yang berada didepan kampus. Nana meyakinkan bahwa ia baik-baik saja sehingga pria itu tak perlu mengkhawatirkannya. CEO Henry menyuruh Nana datang sepulang kuliah untuk membicarakan kontrak mereka.
Nana yang ditemani Jena bergegas pergi ke Arana Entertainment. Tanpa basa-basi CEO Henry langsung mengutarakan niatnya yang ingin memperpanjang kontrak dengan Nana. Pria itu berencana membuat proyek baru dan menjadikan Nana sebagai penulis utama. Pria itu tahu ini mungkin seperti memanfaatkan Nana karena publik sedang berpihak padanya setalah kepergian sang ayah. Namun, ini juga merupakan saat yang bagus untuknya kembali. Tak hanya itu kali ini Nana akan bersaing dengan Chong Group yang merupakan keluarga Daniel, pria yang katanya dibunuh olek adiknya. Mereka akan memproduksi drama baru akhir tahun ini dengan menggunakan penulis terkenal. Mendengar Chong Group membuat Nana mengingat bagaimana ayahnya harus membuang semua rasa malu dan harga dirinya untuk meminta maaf atas kesalahan yang tak diperbuat adiknya. Hal itu membuatnya tanpa fikir panjang langsung menerima tawaran tersebut. Jika keadilan untuk adiknya belum bisa dia dapatkan setidaknya jika kali ini gadis itu dapat mengalahkan mereka itu sedikit lebih baik untuk mengembalikan harga diri ayahnya. CEO Henry memberikan hak penuh padanya kali ini. Pria itu ingin Nana memberikan garis besar mengenai naskah yang mau ia tulis akhir pecan nanti. Jena yang merasa khawatir terus menanyai sahabatnya itu apa gadis itu baik-baik saja jika harus bersaing dengan Chong Group, Nana hanya menanggapi dengan senyum.
Setelah penandatanganan kontrak, Nana dan Jena minta undur diri tapi CEO Henry mengajak mereka makan siang bersama. Gadis itu menolak dan menceritakan keinginannya untuk buka kedai sehingga ia harus mencari tempat sewa untuk berjualan. Pria itu menawarkan agar Nana membuka kedai makanan dibawah kantor karena disana ada ruang kosong dan strategis dekat dengan jalan raya. Gadis itu bisa menyewanya, ia bisa bekerja dan melihat serta membantu sang ibu nantinya. Dengan senyum merekah dibibirnya Nana mengucapkan banyak terimakasih pada CEO Henry. Mereka pun pergi makan siang bersama.
Selesai menyantap makanan Nana dan Jena pulang, sepanjang perjalanan Jena mengomentari kebaikan CEO Henry pasti dikarenakan pria itu menyukai Nana. Dia hanya diam tak menanggapi, justru ingatannya memikirkan tentang Arham, gadis itu mengambil ponsel dan mengirim pesan padanya. Jena yang mengetahui apa yang dilakukan Nana pun menggodanya. Alih-alih menerima balasan pesan, pria itu malah menghubunginya. Nana menoleh dan tersenyum pada Jena dengan menunjukkan layar ponselnya yang berdering. Gadis itu mengangkat dan menceritakan semua yang terjadi hari ini sedang pria itu berbicara bahwa ia akan ada urusan diluar negeri selama 2 bulan yang merupakan rangkaian pelatihan. Arham menyuruh Nana untuk menjaga diri baik-baik serta tidak mengkhawatirkan apapun. Gadis itu mengiyakan perkataan Arham dan mengakhiri percakapan. Terlihat aura kerinduan dari wajah mereka. Setibanya di rumah sang ibu mengutarakan rencana pembukaan kedai makan pada Nana. Gadis itu menerima rencana sang ibu kemudian tak lupa mengatakan bahwa ia telah menemukan tempat yang bisa disewa untuk berjualan.
Saat ini hari-hari mereka disibukkan untuk pembukaan kedai makan, kehidupannya mulai kembali normal. Tak lupa hari ini gadis itu harus bertemu CEO Henry. Pria itu berencana melakukan pengambilan gambar di Paris untuk “Give Me Justice” yang merupakan naskah drama tulisan Nana. Bercerita tentang dua orang sahabat yang bekerja diluar negeri. Karena suatu kesalahahaman salah satu dari mereka mendapat hukuman mati dan untuk menyelamatkan sahabatnya itu mengharuskannya mencari kebenarannya seorang diri hingga ia bertemu dengan seorang pria yang nantinya ia akan membantu menemukan semua bukti untuk membebaskan sahabatnya. CEO Henry menawari Nana agar ikut ke Paris sebagai penulis naskah sembari liburan dari kesedihan yang sudah dialaminya selama ini. Gadis itu terlihat tak menolak dan juga tak mengiyakan, ia ingin meminta izin pada sang ibu terlebih dahulu.
Nana bimbang untuk pergi atau tidak, jika pergi mungkin ia bisa bertemu Arham yang kebetulan juga sedang di Paris tapi dilain sisi ia sangat khawatir apabila harus meninggalkan ibunya sendiri. Jena mengetahui kegalauan sahabatnya itu, ia pun meyakinkan bahwa dia akan menjaga ibu Nana dengan baik jadi Nana bisa pergi. Sang ibu yang sudah mendengarnya juga memberi izin pada Nana. Ny. Hardi ingin putrinya isitirahat sejenak dari kesulitan yang menimpa keluarganya dengan berlibur ke Paris, lagi pula gadis itu juga belum pernah keluar negeri sebelumnya.

THE TRUTH (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang