Chapter 25

2.3K 331 37
                                    

TOK..TOK..

Sehun menghela nafasnya, selalu saja ada yang mengganggu waktu istirahatnya. Pria albino itu menatap sekilas arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu memperbaiki letak duduknya.

"Masuklah."

CKLEK!

Seorang wanita dengan rok pendeknya yang membuat lekuk pinggang dan bokongnya terlihat jelas melangkah mendekati Sehun sambil membawa beberapa berkas, dia adalah salah satu dari sekretaris Sehun, sekretaris Song.

"Berkas yang harus di selesaikan sebelum kunjungan Tuan Byun siang ini, Tuan Oh."

Sehun melihat sekilas lembaran – lembaran dihadapannya.

"Baiklah."

Wanita itu sedikit membungkuk lalu berjalan menuju pintu besar di belakangnya.

"Tunggu.."

"Ya Tuan Oh?"

"Apa benar ini schedule milikku?"

Sekretaris Song mengernyitkan dahinya, dirinya jelas – jelas mengecek berkali – kali semua berkas yang dia bawa kemari, karena dirinya cukup paham bagaimana sifat atasannya tersebut.

"Apa ada yang salah?"

Sekretaris Song kembali ke hadapan Sehun, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada satu berkas pun yang salah. Tidak dipungkiri, sekretaris muda dan seksi yang diam – diam pernah menaruh hati kepada atasan-nya yang super dingin itu sebelum dirinya menyadari jika Oh Sehun tidak akan menyukainya, tidak akan menyukai perempuan lebih tepatnya. Wanita itu cukup gelisah ketika melihat gurat wajah Sehun, bencana.

"Aku tidak merasa menyetujui acara seperti wawancara dan konfrensi...pers?"

"Maafkan aku Tuan, tapi kedua sche..."

"Aku yang menyuruhnya mencantumkan kedua acara itu dalam schedulemu."

Sehun mendongak dan melihat pria yang tidak lagi muda menurut Sehun berdiri diambang pintu ruangannya, ya.. Tuan Byun. Sehun segera berdiri dan membungkuk hormat, begitu juga dengan sekretarisnya.

"Kau boleh keluar."

Setelah sekretarisnya keluar dan menutup pintu ruangannya, Tuan Byun berjalan mendekati meja kerja Sehun, Sehun benar – benar membenci saat – saat dimana dirinya harus terkurung berdua dengan pria tua yang notabene-nya adalah ayah dari kekasihnya.

"Aku benar – benar senang melihatmu dibalik meja ini, seperti masa mudaku dulu, terlihat ambisius."

Sehun tetap terdiam, Sehun bukanlah seseorang yang ambisius pada awalnya. Dirinya hanya seorang introvert, dingin, dan sedikit arogan. Sebenarnyaa, Tuan Byun sendiri lah yang membuat Sehun seolah – olah seperti bayangan dirinya di masa lalu. Seorang yang ambisius, dan idealis.

"Aku tidak ingin membuang waktu, aku akan mengumumkan bahwa kau adalah pewaris utama perusahaan ini Oh."

"Bagaimana deng-"

"Baekhyun? Aku sudah mengurus semuanya. Akan muncul artikel tentang kau, kau adalah putraku, dan Baekhyun hanyalah seseorang yang diadopsi istriku saat kau pergi menempuh pendidikanmu di luar negeri, di Belanda."

Hati Sehun kembali sakit mendengar ucapan pria tua itu, dirinya tidak bisa membayangkan bagaimana jika Baekhyun-nya mendengar ucapan ayah kandungnya itu. Sehun merasa pria ini sudah merencanakan semua sejak jauh – jauh hari, Tuan Byun memang tidak pernah mengekspos foto Baekhyun sejak dulu, Tuan Byun terbiasa pergi sendiri meninggalkan istri dan anaknya di rumah, sehingga tidak ada yang tahu bagaimana rupa anak dari pemilik perusahaan terbesar di Korea itu. Sepertinya semesta sedang bercanda dengan mempermudah rencana Byun tua ini. Sehun tertawa miris dalam hati.

HEALERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang