[ requested by KhaisaRayn ]
~.~
K E E Y
Kadang teman-temanku kerap bertanya kenapa aku masih sering memperhatikan Brent dari kejauhan seperti sekarang ini. Mengintip dari balik pintu lokerku yang sejajar dengan miliknya. Mengamatinya sejenak mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Ini memang tampak aneh. Terlebih sejak hubunganku dan Brent menyeruak ke permukaan. Seolah aku ini masih saja menjadi pengagum rahasianya⚊yang sebenarnya bukan rahasia lagi. Karena sekarang ia sudah tahu bahwa aku telah memendam perasaan sukaku sejak lama.
Dan biarkan aku mengatakan sesuatu. Bahwasannya ia sekarang kekasihku. Brent Rivera⚊lelaki dengan sejuta daya tarik dan kepopulerannya. Siapa yang menyangka seorang sepertinya, yang punya berjuta followers di Instagram akan membalas cintaku seperti sekarang? Rasanya seperti baru saja tertimpa durian runtuh.
Tapi benar saja, tidak ada yang menyangka kenapa ia bisa menjadi kekasihku sekarang. Sekalipun aku sendiri masih berusaha mencerna dan beradaptasi dengan itu semua.
"Kali terakhir aku menangkapmu sedang memandangku dari sini adalah dua hari yang lalu." Brent datang dengan senyuman mengembang. Lebih tepatnya, sedikit senyuman menggoda. Aku tahu ia sedang berusaha membuat pipiku memerah.
"Oh really? Aku hanya ingin melihat apakah kau sudah kembali ke kelas atau belum." sanggahku dan ia lekas menutup pintu lokerku dan menghimpit tubuhku dengan tubuhnya.
"Yang aku tahu, aku akan selalu mengajakmu pergi bersama ke kelas selanjutnya. Jadi jangan khawatir, aku tidak akan pergi meninggalkanmu." aku lantas menepuk dadanya pelan sembari berusaha melepaskan tubuhnya dariku.
"Kau harus kembali ke kelas, Brent." pun aku berhasil melepaskannya dan mengunci lokerku. Usai itu ia menggenggam jemariku dan kami berjalan bersama menuju kelas tanpa berkata-kata lagi.
Ada satu hal yang terkadang membuatku masih tidak percaya diri jika berjalan dengan Brent. Terkadang tatapan mata dari murid lain terlihat mengintimidasi dan aku sangat membenci hal itu. Seolah aku tidak pantas untuk Brent karena aku bukan siapa-siapa. Tapi buktinya siapa yang bisa meluluhkan hati Brent sekarang?
"Hei, what's wrong?" Ia menghentikan langkah kemudian menatapku. Secara tidak sadar aku telah melepaskan genggaman tangan kami.
"Nope."
"Hei, aku tahu ada sesuatu yang mengusikmu." kini ia malah menambatkan tangan kanannya di pipiku. Aku terdiam sesaat, memperhatikan dirinya dari dekat dan tersenyum kecil.
"Aku hanya⚊kau tahu? Seperti masih tidak menyangka dengan semuanya."
"Jadi, kau butuh waktu?" aku hanya mengangguk kecil, tapi Brent menjawabnya dengan sebuah cengiran dan dan ia malah menarik hidungku secara spontan. "kau bukan butuh waktu. Kau hanya butuh aku untuk selalu ada di sampingmu."
Dan aku tak menduga Brent akan mengalungkan tangannya padaku, kami berjalan bersama ke kelas dengan tangannya yang merangkulku. Beberapa orang tampak memperhatikan kami. Tapi apa daya, aku tak bisa menolak perlakuan romantis Brent sekarang.
Pun ketika sampai di kelas, ia memilih duduk disampingku daripada bersama teman-temannya. Aku sempat menatapnya sejenak, seolah mempertanyakan kenapa-kau-tidak-duduk-dengan-mereka?
"Kalau aku merencanakan untuk berlibur ke pantai besok siang, apa kau bersedia ikut?" aku menoleh kearahnya dengan tatapan heran.
"Pantai?" aku balik bertanya, hanya berusaha meyakinkan bahwa aku tidak salah dengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet ✖ oneshot(s) [OPEN FORM]
Fanfic❝ Love is bittersweet, It's up to you to make it bitter or sweet ❞ [x] OPEN [ ] CLOSED The second book of one-shot by request Copyright © 2015 by paynefiction. All Rights Reserved