''Baiklah, baiklah Nona, daripada kau terus memarahiku, lebih baik kita memulai pekerjaannya''
''Bukankah kau yang membuat semuanya menjadi rumit''
Jawaban kelinci tersebut jelas seperti sangat tidak mengiginkan, dan semata - mata menyalahkan akan keberadaan sang Kancil. Namun Kancil seakan tidak peduli, dan malah kembali mengolok si kelinci
''Dasar Nona jutek''
Kelinci yang mendengar ucapan tersebut langsung menatap kancil dengan penuh amarah seraya menggenggam tangan kanannya dengan erat
''Hmmm, tidak, tidak, Nona aku hanya bercanda''
''Dasar kau''
Kemudian mereka mulai mendorong drom nya satu persatu
''Satu, dua , tiga, dorongg!!!''
Perlahan lahan, satu persatu drom bisa mereka masukkan, setelah semua usai, Kenny lebih dulu keluar dan langsung duduk dibawah pohon
''Ahkhh, ternyata melelahkan juga ya?''
Taklama kemudian kelinci keluar dari rumahnya
''Semua pekerjaan memang melelahkan jika tidak dilakukan dengan keikhlasan, ini''
Setelah keluar dari rumahnya, ternyata si kelinci membawakan segelas minuman, yang langsung ia berikan kepada Kenny, setelah menanggapi ucapannya
''Wahhh, terimakasih aku tidak menyangka , ternyata kau~''
Lagi - lagi sebelum Kenny usai berbicara sudah dipotong terlebih dahulu oleh kelinci
''Kau jangan befikiran yang macam - macam, aku memberikan ini, karena banyak sekali air yang meluber di dalam, jadi daripada terbuang sia -sia''
''Terserah kau saja Nona, satu hal lagi yang aku tau tentangmu, ternyata kau juga tipe hewan yang gengsian''
''Kau jangan terlalu banyak menyimpulkan tentangku, karena kau tidak tau apa- apa , bahkan walau hanya satu titik bagian kecil dalam diriku''
''Aku heran, apakah kau terlahir dalam kejutekan''
''Asal kau tau. Aku yang lebih heran padamu, bukannya dari awal aku sudah menolak tawaranmu untuk membantuku, dan bahkan aku mengatakan nya secara blak-blakan kepadamu, tapi kenapa kau terus saja memaksa untuk membantuku?''
Obrolan mereka semakin lama semakin meninggi, karena keduanya sama-sama tidak ada yang mau mengalah, karena masih sama-sama mengutamakan emosi,
''Baiklah. Aku akan memberitahumu alasanku, dari awal aku melihatmu begitu kesulitan, jadi aku berniat untuk membantumu, dan asal kau tau, aku adalah tipe hewan yang berpegang teguh pada niat. Ya walaupun aku tau, tidak mudah untuk menaklukan hewan sepertimu, dan walaupun aku tau kelanjutannya seperti apa, aku akan tetap menerima segala konskuensi yang ada''
Jujur, walaupun Kelinci sedikit mengantuk karena panjangnya alasan yang diberikan Kenny, tetapi karena ia merasakan ketulusan yang nyata pada stiap kata dari ucapannya Kenny,
''Dan perlu juga kau tau , mengapa aku bersikap seperti ini padamu, karena aku tidak terbiasa dengan orang baru, ditambah lagi perangaimu yang membuatku ragu, dengan terpaksa aku harus menunjukan sisi lain dalam diriku''
Kenny mendengarkan setiap ucapan kelinci, walaupun jika harus jujur ia sudah tau jawabannya
''Ya, ya, aku bisa mengerti''
''Tetapi , setelah mendengar alasanmu, kalo boleh jujur. Ternyata kau tidak seperti yang kubayangkan''
Ucapan Kelinci tersebut cukup membuat Kenny meringis tersenyum, karena ia merasa berhasil menaklukan sang kelinci jutek, yang pada awalnya sangat tidak menyukai kehadirannya
''Ohya, perkenalkan namaku Kuruka, si Kelinci''
Sambil mengulurkan tangannya, yang tanpa berlama - lama lagi langsung disambut hangat oleh Kenny
''Aku sudah menunggu sangat lama untuk ini, sekali lagi, aku Kenny sang kancil, dan ingat double y, bukan i''
''Iya, iya, tapi bisakah kita tidak menyebutkan nama spesies kita, itu terdengar terlalu formal''
''Ohya . Tentu, tentu. Dan apakah sekarang kita berteman?''
''Terserah kau saja''
''Dan, aku anggap itu jawaban iya darimu''********
Gimana guys? Ternyata si kelinci ga jutek - jutek amatkok mungkin karena belom kenal aja, makanya ada pepatah mengatakan ''tak kenal maka tak sayang''
Semoga suka ya guys!.
Happy Reading Guys!...
KAMU SEDANG MEMBACA
Desa Kuruken
AcakKenny adalah seekor Kancil yang ramah, itu sangat terlihat ketika ia tiap pagi berjalan jalan di hutan seraya menyapa hewan yang ada disana, dan ia sama sekali tidak pernah menyangka jika akan berakhir seperti semuanya