BAB 1 : POOR DION

3.3K 96 3
                                    

Alessya Peter Zudith
On pict

“Dion maafkan aku, aku tidak pernah bermaksud seperti ini” ucap Reina mengelak

‘’ Kau melalakukan perselingkuhan dihadapanku Reina, dan kau masih mengelak?” Rahang Dion terangkat, menunjukkan bahwa dia tengah marah pada Reina, kekasih yang di kencaninya selama 1 tahun terakhir.
Siang itu Dion pergi ke apartemen Reina bertujuan untuk memberi kejutan pada Reina bahwa ia akan segera membawa hubungan mereka ke satu tingkat lebih serius apalagi kalau bukan pernikahan. Namun Dion lagi lagi harus menelan pil pahit, tatkala dia melihat kekasih nya membawa masuk laki-laki lain dan yang membuat Dion geram adalah, mereka melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh Reina.

“come on Dion, kita hidup di negara yang bebas, lalu apa salah nya aku melalukan sex dengan orang lain?” jawab Reina santai.

“Ternyata selama ini aku salah menilaimu, aku salah ingin mengajakmu menjalani hubungan yang serius ,terimakasih telah menunjukkan ini semua, karena setidaknya aku tidak terlalu terlambat untuk mengetahui ini semua.” Dengan senyum kecut Dion mengatakan isi hatinya pada Reina.

“oh babe, open your mind, kita sama-sama masih muda, 25 tahun Dion,kenapa kau berpikir secepat itu, bahkan kita masih bisa bermain-main” jelas Reina yang tentu saja langsung menyulut emosi Dion.

“oh jadi selama ini hubungan kita kau anggap hanya main-main?” Dion menatap mata Reina mencari jawaban.

“Bukankah memang begitu seharusnya? Aku masih ingin menikamati kebebasanku Dion, berkencan dengan banyak lelaki, sebelum nanti aku harus menjadi istri yang tidak bisa kemana-mana.” Penjelasan Reina panjang lebar.
------------------------------00--------------------------------

Ingatan itu lagi, yah ingatan 2 bulan lalu yang menjadikan seseorang patah hati entah untuk yang ke berapa kalinya. Dion Louis Orlando adalah sahabatku sejak kecil, jadi bukan hal yang tabu lagi jika aku mengetahui semua tentang dirinya dan kehidupannya, karna memang dia sendiri yang mengatakannya padaku tanpa harus aku minta dia untuk bercerita. Kehidupan percintaannya memang tragis, bahkan sudah dua kali dia dibuat sakit hati oleh wanita yang ingin ia ajak untuk serius. Aku sebagai sehabatnya bukannya tidak pernah mengingatkan dia namun pada kasus hubungan nya dengan Reina aku sudah beberapa kali mengatakan kepada Dion bahwa Reina bukanlah wanita yang baik, tapi dia hanya meng-iya kan perkataan ku tanpa mengambil tindakan apapun, dengan kata lain, mungkin dia tidak mempercayai perkataan ku, ya mungkin dia ingin mempertahankan hubungan yang sudah 1 tahun ini berjalan dan lagi dia memang tidak pernah mellihat sendiri keburukan Reina.

Aku adalah Allessya Peter Zudith mahasiswi semester 4 di Universitas ………………………, aku tinggal sendiri di apartemen yang di belikan orang tuaku, yang memang letaknya sengaja di buat di sebelah apartemen Dion, orang tua ku melakukan itu dengan alasan jika Dion bisa menjaga ku, sehingga mereka tak akan khawatir melepasku sendiri di kota yang begitu besar ini.

Teman-teman kampusku biasanya memanggilku Lessya namun sesorang yang kini tengah berada di depan pintu kamarku itu selalu memanggilku Baby, karna katanya seberapa pesatnya pertumbuhan ku dia selalu melihat ku seperti 17 tahun lalu.
Sepagi ini Dion sudah berada di apartemen ku dan menggedor-gedor pintu kamar, dan itu sangat mengganggu

“Baby bangun ini sudah pagi, mau berapa lama lagi kau di dalam sana, cepat bangun”. Dia benar-benar seperti Mommy, begitu cerewet.

“Ya Dion aku sudah bangun, tunggulah di meja makan aku akan segera keluar.” Teriakku dari dalam kamar dan menyuruhnya menunggu di meja makan.

Aku dan Dion memang tidak ada hubungan darah, namun kami, aku dan keluargaku sudah menganggap Dion dan kelauarganya adalah bagian dari kami. Ayah kami sudah bersahbat semenjak  duduk di bangku sekolah, dan persahbatan itu sampai pada kami berdua.
Dion memang bukan kakak ku tapi dia begitu perhatian padaku melebihi seorang kakak pada adik nya. Dan mungkin juga karna usia Dion 4 tahun diatasku, karena 4 bulan yang lalu dia barusaja merayakan ulang tahunnya yang ke 25, sehingga aku menganggap karena itulah dia begitu perhatian dan mengerti diriku. Seperti pagi ini, setiap pagi dia selalu pergi ke apartemenku, dan sarapan disini, lalu mengantarkan ku ke kampus sebelum dia pergi ke kantor nya.
“Good morning Dion” sapa ku saat kulihat dia tengah menyesap kopi nya. Dan lansung menuju dapur mengambil beberapa roti dan selai untuk ku dan Dion.

Me and The GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang