Moonlight For a Night

Prolog

Bulan.

Yang Malam ketahui tentang Bulan adalah perempuan dengan wajah yang teduh, tak begitu cantik, namun selalu bisa membuat Malam susah untuk tidur karena wajahnya terpatri indah dibenaknya. Rutinitas Malam juga tak jauh-jauh tentang Bulan yaitu mendengar suara Bulan dimalam hari, suara yang direkam oleh kawan baiknya, Argi.

Bulan yang irit ngomong, saat direkaman ini dia sedang berbahagia, hingga suara antusiasnya terdengar indah pada saat menerima kejutan ulang tahun ke - 17 tahunnya dari teman-teman sekelas.

Argi pernah berkata, katanya Bulan itu tidak suka dengan lelaki yang sifatnya beringas dan nakal di sekolah, seperti dirinya. Oleh karena itu Malam mencoba selalu merubah apapun yang jelek dimata perempuan itu, demi menarik perhatian Bulan, namun hal itu sepertinya tak berhasil, karena tidak pernah menarik perhatian Bulan sedikitpun, perempuan itu memang tak suka mendekat, sukanya didekati.

Namun, Malam bukanlah lelaki yang mudah merayu atau memberi kata-kata yang membuat para perempuan meleleh mendengarnya, yang ia lakukan hanya bisa datang ke kelas Argi, pura-pura sebagai orang yang selalu datang ke kelas sahabatnya untuk bermain game bersama, padahal itu untuk memastikan kehadiran Bulan dikelasnya.

Malam tak berani mendekati Bulan, karena ia seorang lelaki yang pemalu. Memang reputasinya di sekolah kurang baik, dikenal oleh murid lain di sekolah ini juga karena langganan dihukum keliling lapangan oleh guru-guru, namun orang-orang tak tahu sifat apa yang sebenarnya melekat padanya.

Semenjak Malam mengenal Bulan, dia menjadi lelaki yang mempunyai kebiasaan baru, untuk sekedar pengantar tidurnya.

Melihat bulan dimalam hari, bukankah ini tepat sekali.

Bulan dan Malam.

Nama yang saling melengkapi. Tak ada malam jika bulan tak menunjukkan diri, dan tak akan ada bulan jika malam hari tak ada. Nama mereka menunjukkan keterikatan satu sama lain, membuat harapan Malam semakin membara, walau ia tak berani bertindak.