“Alay ah. Udah yuk pulang. Mau disini aja kamu.” Kata Nadya sambil menarik tangan Syakilla keluar kelas.
Yang ditarikpun tidak memberontak, ia hanya mengikuti kemana arah kaki didepannya melangkah. Hingga tiba-tiba ia menabrak sesuatu yang keras.
Bugh!!
“Aw. Jalan pakek mata dong. Jangan main nylonong aja. Dikira ini jalan nenekmu?” Maki Syakilla sambil mengelus lututnya yang menyapa dinginnya lantai koridor.
“Kamu nggak papa Sya? Aduh maaf ya, dia memang sedikit ceroboh.” Kata Nadya sambil membereskan buku Syakilla yang berserakan di lantai.
“Kamu apa-apaan sih Nad. Dia yang salah malah kamu yang minta maaf. Harusnya dia dong.” Katanya sambil membantu Nadya memunguti bukunya. Kemudian Syakilla mendongak untuk melihat siapa yang menabraknya.
“Eh... Cakep juga” Batinnya.
Lelaki berperawakan tinggi, putih, rambut yang dijambul dan disisir rapi serta alis tebal menambah ketampanannya. Siapa saja yang melihatnya pasti akan mengakui ketampanan lelaki ini. Seketika ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk membuang pikiran bodoh yang baru saja terlintas. Ia lekas berdiri dan melotot kearah lelaki tersebut setelah memunguti beberapa bukunya.
“Eh mas. Kalau jalan lihat-lihat dong. Orang segede ini main tabrak aja.” Katanya nyolot sekali.
“Habisnya kamu cantik. Aku jadi terpesona.” Katanya sambil cengiran.
“Apaan sih nggak jelas banget.” Katanya sambil mengalihkan pandangannya. Tak tahu kenapa ia merasa udara disekitarnya terasa lebih panas. Nadya yang ada disebelahnya nampak menutup mulut sambil tertawa kecil.
“Sorry ya, buru-buru banget nih. Gak bisa bantuin ngambil buku kamu. Bye.” Kata lelaki itu sambil berlari meninggalkan Syakilla dan Nadya yang masih diam tak bergerak dari tempatnya.
“Dasar cowok gak bertanggung jawab. Untung ganteng, kalau nggak udah aku bunuh ditempat. Kesel deh.” Katanya sambil memunguti bukunya.
“Ngomel aja. Cepet tua nanti. Lagian dia muji kamu cantik kok. Jarang kan ada yang muji kamu.” Katanya sambil tersenyum dan membantu Syakilla memunguti bukunya lagi.
“Nggak. Apaan sih. Kamu juga ngeselin deh. Udah ah siniin bukunya. Mau pulang. Bye.” Katanya meniru gaya si cowok yang baru saja menabraknya.
*****
Sesampainya dirumah, Syakilla langsung berbaring dikamarnya yang sangat berantakan karena tadi pagi tak sempat ia bereskan. Tanpa meletakkan tasnya dimeja belajar, ia langsung melompat ke ranjang kesayangannya. Segera ia memasang headset ketelinganya dan memutar sebuah lagu. Ia menatap langit-langit kamarnya sambil bersenandung kecil.
The only some many songs
That I can sing to pass the time
And I’m running out of things to do
To get you off my mind
O-ooohhhhh..Tok!! Tok!!
Suara ketukan pintu meyadarkan Syakilla dari lamunannya. Merasa ada yang terus mengetuk pintu, dengan kesal ia melepas headsetnya, dan melemparnya ke tepi ranjang. Ia turun dari sana sambil menghentakkan kaki.
“Siapa sih. Ganggu banget deh. udah tahu baru pulang sekolah, belum ganti udah main ketok pintu aja. Untung aku belum…….” Seketika ia diam seribu bahasa melihat orang yang berdiri didepan pintu kamarnya.
“Tante udah siapin makan siang buat kamu. Buruan ganti baju terus makan dulu sama tante. Ada kak Rosa juga dibawah." kata seorang perempuan paruh baya yang ternyata adalah tante dari Syakilla.
"Aku masih kenyang, tante sama kak Rosa duluan aja." jawab Syakilla sambil berusaha untuk menutup pintu. Belum sempat pintu tertutup sempurna, ada sebuah tangan kokoh yang terus mendorongnya. Hingga akhirnya pintu itu kembali terbuka.
"Makan dulu Sya. Nggak baik nunda makan, nanti kamu sakit loh. Kalau kamu sakit, nggak kasian sama mama kamu disana?"
"Masih kenyang tan. Kalau udah laper juga makan. Tante duluan aja, kasian kak Rosa udah nunggu dibawah." jawabnya
"Kamu itu suruh makan aja susah. Apa sebegitu tidak sukanya kamu semeja makan dengan tante Sya? Apa kamu belum bisa menerima tante?" seketika nadanya naik satu oktaf.
"Maaf, Syakilla capek. Mau tidur dulu." katanya sambil mendorong pintu kuat-kuat dan menguncinya. Ia bersandar dibelakang pintu sambil menghela nafas panjang berulang kali. Ia juga menutup matanya, hingga tanpa disadari ada cairan bening yang membasahi pipinya.
"Maaf" katanya lirih sambil merosotkan tubuhnya menyentuh dinginnya lantai kamar siang itu.
Setelah mendengar suara langkah kaki yang menjauh, seolah sudah tak mampu untuk menahannya lebih lama lagi. Akhirnya keluarlah tetesan air mata yang makin lama makin deras. Diikuti suara isakan yang menjadi. Ia sudah tak kuasa menahannya, menahan rasa sesak yang selalu muncul ketika melihat wajah tante nya. Seolah membuka luka lama yang belum sempat kering seutuhnya. Sungguh mengerikan.
Setelah mampu menenangkan diri, Syakilla memutuskan untuk menghabiskan sisa harinya dengan tidur. Dia sudah bertekad tidak akan bangun jika matahari belum berganti dengan sorot rembulan yang menenangkan.
*****
Drrttttt....
Suara getaran handphone menyadarkan Syakilla dari tidur panjangnya. Tanpa melihat siapa nama yang tertera di layar hp nya, ia segera mengangkat panggilan itu.
"Halo." katanya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Eh, kamu baru bangun tidur ya? Dari kapan? Gilaaa. Udah bikin tugas belum? Tugasnya banyak banget tau. Masa kamu malah enak-enakan tidur gini sih." kata seseorang diujung sana.
"Berisik deh. Mau apa telpon aku?" syakila malah bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari si penelpon.
"Mau ngajakin kamu makan. Bunda lagi keluar kota, jadi dirumah nggak ada yang masak. Mager mau masak. Gimana mau nggak?" katanya menjelaskan panjang lebar. Namun yang ditanya hanya diam saja. Tak ada respon sama sekali. Ia pun menyebut namanya untuk memastikan apakah yang di telpon masih ada di tempat.
"Sya.." katanya"Ah. Siapa?" jawabnya setengah sadar.
"Dasar kebo. Aku kerumah kamu sekarang" kata si penelpon kemudian meutuskan sambungannya.
"Aneh banget" katanya lirih lalu menarik selimut kesayangannya sampai sebatas leher.
*****
Okaayy
Sampai juga dipart 2 :v hahaRencananya aya mau update setiap 3 hari sekali loh guys. Doain selalu ada ide ya. 😂
Btw, buat para pembaca. Bolehlah ya ninggalin jejak. Biar aya makin semangat nulisnya ^^
Udah segitu aja deh.
Salam rindu dari penulis amatir
Ayanagi2
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone
Teen Fiction"Bukan maksudku meninggalkanmu. Tapi ini caraku mencintaimu." Syakila Prameswara ~ "Tak bisakah kau memberiku waktu sedikit lagi? Sebenarnya aku tidak mengerti keputusanmu. Tapi jika memang itu pilihanmu, aku bisa apa? Menolakpun tak akan ada yang b...