"Iya mas nggak papa. Udah biarin aja." jawab Syakilla sambil menahan tangan lelaki yang membersihkan bajunya karena tadi menabraknya.
Lelaki itu mendongak dan terkejut meliht siapa yang ada didepannya. Begitupun dengan Syakilla."Kamu??" Ucap keduanya bersamaan.
*****
Semua mata memandang mereka berdua. Tak terkecuali Nadya. Semua orang disana merasa aneh dengan teriakan yang baru saja disebutkan kedua orang tersebut bersamaan.
"Kamu laki-laki gak bertanggung jawab itu kan?" Tanya Syakilla memastikan bahwa ingatannya benar. Bahwa lelaki ini adalah orang yang sama yang juga menabraknya tadi siang.
"Kamu? Cewek cantik tadi siang?" Katanya mengabaikan ucapan Syakilla barusan.
"Waah. Nggak nyangka ketemu lagi. Sepertinya kita jodoh." Imbuhnya
"Apa?" Syakilla hanya mampu membelalakkan matanya. Mulutnya masih dalam posisi terbuka, mendengar ucapan yang baru saja muncul dari mulut lelaki didepannya itu. Bukannya permintaan maaf, malah gombalan receh yang keluar.
"Haha. Bercanda. Nggak usah tegang gitu dong. Btw sorry ya, aku gak tau kalau ada bidadari secantik kamu didepanku. Kalau tau pasti aku udah minggir. Nggak mungkin nabrak kamu. Maafin ya?" Katanya sambil menaik turunkan alisnya. Wajahnya benar-benar seperti orang tanpa dosa. Ia sama sekali tak terlihat merasa bersalah. Berbeda dengan beberapa menit yang lalu.
"Apaan sih. Receh banget. Udah sana minggir." Katanya sambil meninggalkan lelaki itu.
"Aneh banget sih. Kenal juga nggak. Main gombalin aja. Dikira aku perempuan macam apa. Dasar laki-laki hidung belang. Nggak bertanggung jawab. Huh" runtuk Syakilla.
Sementara Syakilla meninggalkan lelaki itu, sang lelaki malah senyum-senyum nggak jelas sambil menatap Syakilla. Ia kemudian meletakkan piringnya dimeja dan bergegas mendekati Syakilla. Segera ia melepas jaketnya dan melemparkannya pada Syakilla. Karena terkejut, Syakilla mengakap jaket tersebut.
"Buat kamu. Anggep aja permintaan maaf aku. Oya, aku Valdo 11 IPS 1." Katanya sambil berlalu mengambil piringnya yang diletakkan tadi.
Syakilla hanya melongo tak jelas. Sambil memperhatikan apa yang sedang ia pegang dan pemberinya bergantian."Apa sih maksudnya. Aneh banget." Katanya perlahan.
Setelah membayar Syakilla segera kembali untuk menemui Nadya sambil memegang jaket itu.
"Balik yuk Nad." kata Syakilla sambil menarik tasnya
"Eh Sya, kamu gak dingin. Baju kamu basah gitu." Kata Nadya sambil memandang baju Syakilla yang ternyata basah setengah.
"Oh my God. Kok aku gak ngrasa sih. Pantesan jaketnya dikasih aku. Dasar cowok nyebelin." gerutunya sambil membersihkan bajunya.
"Gimana dong aku pulangnya?" wajah Syakilla tampak memerah. Ia menatap Nadya tanpa berkedip.
"Yaudah lah, pakek jaket yang kamu pegang itu. Paling nggak kan bisa nutupin basahnya baju kamu. Lagian udah tau basah gitu, malah diumbar nggak jelas."
"Ih Nadyaaa." teriak Syakilla kesal
"Udah ayo pulang. Keburu masuk angin ntar" Nadya menarik Syakilla meninggalkan kafe tersebut.
*****
*Valdo POV*
Alarm hp yang terus berdering memanggil si empunya yang masih berada ditengah lapangan. Segera ia berlari menuju pinggir lapangan, dan kemudian membaca notif yang muncul disana.
"Cabut dulu bang. Mau ngerjain tugas" katanya sambil berlalu
"Yoi. Tiati Val" jawab seseorang yang masih asyik memainkan bola di tangannya.
Segera ia bergegas menuju motor kesayangannya dan melajukannya menuju rumah bercorak abu-abu diperumahan elit tak jauh dari lokasi basketnya. Ia pun memasuki rumah itu dengan wajah sumringah.
"Malem pak" sapanya pada tukang kebun yang baru saja menyelesaikan membukakan pintu gerbang untuknya.
"Eh, den Valdo. Malem juga den. Baru pulang?" jawab si bapak tersebut
"iyalah pak. Kalau udah dari tadi ngapain masih diluar. Bapak lucu deh. Oiya, mamah udah pulang?" tanya valdo kemudian
"Belum den. Masih diluar kota sama tuan." jawabnya sambil meletakkan kunci gerbang yang sedari tadi ia bawa.
"Yaudah pak. Valdo masuk dulu ya. Jangan kecapean nanti sakit. Kalo sakit mbok yang repot. Kalo mbok repot nanti Valdo yang nggak makan. Kaya hari ini, Valdo musti makan diluar."
"Haha. Iya den. Siap"
Setelah bercakap-cakap dengan tukang kebun dirumahnya, segera valdo menuju kamarnya dan membersihkan diri. Beberapa saat kemudian ia membaringkan tubuhnya dikasur kesayangannya. Ia mencoba memejamkan matanya, namun sekelebat bayangan muncul dibenaknya. Ia pun membuka mata dan menatap langit-langit kamarnya. Sebuah senyum simpul muncul dibibirnya, mengingat apa yang terjadi hari ini.
"Siapa ya gadis tadi. Lucu sih, tapi galak" Gumamnya pelan.
*****
Okay guys, kita udah sampek dipart 4 :v wkwkw
Maaf ya kalo update nya lama, soalnya lagi sibuk bgt. Apalagi akhir² ini aya baru sakit, jadi rada kurang deh feelnya. Kurang bgt malah 😅😅
Banyak typo bertebaram dimana²
So, voment temen² sangat dibutuhkan demi kemajuan cerita ini.
Jangan hanya baca, tinggalkan jejak juga, jika tidak keberatan :v hahahaha
Salam sayang
Ayanagi2
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone
Teen Fiction"Bukan maksudku meninggalkanmu. Tapi ini caraku mencintaimu." Syakila Prameswara ~ "Tak bisakah kau memberiku waktu sedikit lagi? Sebenarnya aku tidak mengerti keputusanmu. Tapi jika memang itu pilihanmu, aku bisa apa? Menolakpun tak akan ada yang b...