"Sya.." katanya
"Ah. Siapa?" jawabnya setengah sadar.
"Dasar kebo. Aku kerumah kamu sekarang" kata si penelpon kemudian meutuskan sambungannya.
"Aneh banget" katanya lirih lalu menarik selimut kesayangannya sampai sebatas leher.
*****
Waktu telah menunjukkan pukul 19.30 WIB. Keramaian sudah mulai berkurang. Begitupun dengan kemacetan kendaraan disekitar kompleks perumahan Permata. Di ujung jalan, nampak seorang gadis baru saja keluar dari mobil hitamnya menuju sebuah rumah berwarna biru dinding depannya. Ia terlihat sedang bercakap-cakap dengan seorang tukang kebun disana. Dan segera bergegas memasuki rumah tersebut. Ternyata gadis itu adalah Nadya. Ia telah sampai dirumah Syakilla, gadis yang di hubunginya tadi.
"Non Sya nya lagi tidur mbak. Saya gak berani bangunin. Langsung masuk aja mbak. " kata seorang perempuan yang terlihat sudah berumur. Biasanya Syakilla memanggilnya mbok Nah. Ia adalah seorang PRT yang sudah mengabdi dirumahnya sejak Syakilla masih kecil. Jadi ia sangat mengenal bagaimana sosok Syakilla.
"Iya mbok. Nadya langsung keatas ya." jawabnya sambil tersenyum ramah. Nadya sudah sering berkunjung kerumah Syakilla. Jadi Nadya paham betul denah rumah Syakilla seperti apa. Tak perlu waktu lama, kini ia telah berdiri didepan pintu kamar bertuliskan Queensland berwarna merah dengan gambar panda diatasnya.
Jika biasanya ia langsung masuk, kali ini berbeda. Ia sudah mencoba membuka pintu berkali-kali tapi tidak bisa. Karena pintunya memang sedang dikunci dari dalam. Nadya terus mengetuk dengan kencang, hingga akhirnya si empu membuka pintunya juga. Dengan wajah yang sangat berantakan Syakilla berjalan kembali ke kasurnya setelah membukakan pintu.
"Ngapain sih kesini segala. Ganggu banget deh Nad." katanya sambil duduk ditepi ranjang. Berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Habis di telpon nggak nyambung, yaudah deh samperin. Lagian kamu juga belum makan kan? Belum mandi juga? Apalagi ngerjain tugas? Pasti belum kan? Aku kesini niatnya baik loh. Pengen ingetin kamu." katanya panjang lebar
"Iya. Iya. Yaudah mau kemana?" jawab Syakilla to the point.
"Makan yuk di foodcourt deket apartemen Bintang. Sekalian ngerjain tugas."
"Terserahlah. Yang penting makan. Aku mandi dulu, siapain tugasku ya Nad. Makasih. Nadya cantik deh. " katanya sambul berlari menuju kamar mandi. Nadya hanya menggelengkan kepalanya dan bergegas memasukkan buku catatan Syakilla kedalam tas yang akan digunakannya nanti.
*****
Tak berapa lama mereka telah sampai ditempat tujuan. Segera setelah memesan makanan mereka mengobrol ringan. Walaupun niat awalnya mereka ingin mengerjakan tugas, namun jika sudah benar-benar bertemu pasti banyak curhatnya.
"Sya, kamu tau kak Reno nggak? Yang kemarin lewat depan kelas kita." kata Nadya memulai pembicaraan.
"Siapa? Banyak keles yang lewat depan kelas kita. Mana aku inget" katanya sambil membolak balikkan buku matematika dihadapnnya.
"Ih. Kamu mah, pelupa banget jadi orang. Kak Reno Sya, anak basket itu loh. Temennya kak Dava. Masak gak tau sih." jelas Nadya panjang kali lebar.
"Enggak." jawabnya datar.
"Emang kenapa sih Nad? Kayaknya semangat banget bahas dia. Jangan-jangan.... " sengaja Syakilla menggantung ucapannya. Ia sengaja ingin menggoda sahabatnya satu ini. Syakilla menaik turunkan alisnya sambil tersenyum penuh arti.
"Apaan sih Sya. Nggak ya. Aku tuh cuma mau bilang. Kalau kak Reno baru ada chat aku. Hahaha" jelas Nadya sambil tersenyum-senyum. Terlihat rona merah dipipinya.
"Ciiieeee. Kok bisa? Dapet nomer kamu dari mana? Waah. Kok nggak cerita dari kemarin-kemarin sih." Tanya Syakilla
"Kan kemarin uda cerita pea." Kesal Nadya, segera ia melempar pensil yang ia pegang ke arah Syakilla. Dengan gerakan sigap Syakilla menangkap pensil itu dan meletakkannya diatas meja.
"Ya maapin. Lagian cerita kamu banyak sih. Aku kan jadi gak inget semua." jawab Syakilla beralibi.
Saat mereka sedang asik bercakap-cakap, pelayan mengantarkan pesanan mereka. Segera mereka merapikan buku yang sedari tadi hanya mereka buka sebagai hiasan. Karna yang mereka lakukan sedari tadi malah membicarakan banyak hal.Tak berselang lama mereka telah selesai menikmati makan malam singkat itu. Kemudian dilanjutkan dengan berdiskusi tentang soal matematika dihadapan mereka. Tak terasa hari sudah semakin larut. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Syakilla berjalan menuju kasir untuk membayar.
"Nad, aku bayar dulu ya. Kamu beresin ini aja." katanya sambil berlalu
"Dasar. Suka banget nyuruh-nyuruh orang." gerutu Nadya. Meskipun menggerutu tapi ia tetap melakukannya.
Didepan sana Syakilla sedang mengantri untuk membayar makanan mereka. Dan tanpa diduga, saat ia sedang beranjak maju selangkah seseorang menabraknya.
"Aw" pekik Syakilla
"Eh..eh.. Maaf mbak nggak sengaja." suara berat itu terdengar sedikit familiar ditelinga Syakilla. Seolah sudah pernah mendengar suara itu sebelumnya.
"Iya mas nggak papa. Udah biarin aja." jawab Syakilla sambil menahan tangan lelaki yang membersihkan bajunya karena tadi menabraknya.
Lelaki itu mendongak dan terkejut meliht siapa yang ada didepannya. Begitupun dengan Syakilla."Kamu??" Ucap keduanya bersamaan.
*****
Yeiy, selamat datang di part 3.
Wah senangnya :vMakin kesini pembacanya juga mulai nambah. 😊
Yahh. Walaupun masih belum meninggalkan jejak. But it's okay. 😉
Banyak typo bertebran nih di part 3. So, jangan sungkan buat koreksi ya 😀
See you in next part
Ayanagi2

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone
Teen Fiction"Bukan maksudku meninggalkanmu. Tapi ini caraku mencintaimu." Syakila Prameswara ~ "Tak bisakah kau memberiku waktu sedikit lagi? Sebenarnya aku tidak mengerti keputusanmu. Tapi jika memang itu pilihanmu, aku bisa apa? Menolakpun tak akan ada yang b...