Scrapbook

2.7K 322 80
                                        

SCRAPBOOK

-Eglantine-

NCT Band | Fancfiction | Romance | Friendship | General
Mark Lee | Na Jaemin
.
.
.

Jaemin menatap desk calender di depannya dengan wajah serius. Dagunya ditumpukan ke atas lengan kirinya yang dilipat di atas meja belajar, sementara lengan kanannya terjulur lurus ke depan dengan jemari lentiknya yang memegang marker merah. Marker itu dia mainkan dan kadang diketukkan ke meja, dengan bibir tipis yang mencembik dan kerutan di dahi yang kentara, kelihatan sekali kalau pemuda manis itu tengah berpikir keras.

Tangan kanannya akhirnya terangkat. Menggoreskan garis menyilang di kalender dengan angka dua puluh lima di dalam kotaknya. Dan helaan nafas berat langsung terdengar begitu angka itu telah tercoret marker merah dengan sempurna, menemani angka-angka lain yang mengalami nasib yang sama.

Hari ini adalah hari Senin. Everyone hate Monday, termasuk Jaemin. Tubuhnya selalu jadi lelah luar biasa setiap pulang sekolah di hari Senin. Padahal jadwalnya di hari Senin tidak sepadat hari-hari lain. Mungkin hari Senin memang punya semacam kekuatan magis untuk menyedot energi orang-orang. Masalahnya hari ini bukan hanya hari Senin tapi hari ini adalah hari Senin tanggal dua puluh lima Juli, di mana seminggu lagi kekasihnya akan berulang tahun.

Mata bulat seperti kelereng itu bergerak turun, menatap bagian bawah kalender dimana kotak-kotak berisi angka di sana dicetak dengan warna lebih blur, menandakan itu adalah tanggal untuk awal bulan berikutnya. Angka dua di dalam kotak sudah Jaemin bulati dengan marker merah sejak sebulan yang lalu. Tanggal dua Agustus, hari ulang tahun Mark, kekasihnya.

Tapi bahkan setelah hampir sebulan Jaemin berpikir dia belum juga menemukan hadiah apa yang kira-kira pas dia berikan untuk Mark tahun ini. Rasanya dia sudah memberikan semua barang kesukaan Mark di setiap ulang tahunnya. Bola basket, skateboard, jaket, snapback, ipod, sneakers. Dan Jaemin rasanya benar-benar sudah kehabisan ide. Ini tinggal seminggu lagi dan dia sama sekali belum menyiapkan apapun. Hah! Mati saja kamu Na Jaemin.

Pintu kamar Jaemin terbuka, menampakkan sosok pemuda tampan berambut pirang. Pemuda jangkung yang merupakan kakak Jaemin itu mengerutkan keningnya saat melihat adiknya sedang tertelungkup di meja belajar tanpa melepaskan baju seragamnya. Hansol, kakak Jaemin, segera mendekati adiknya dan menggusak surai eboninya.

Jaemin mendongak merasakan gusakan lembut itu. "Hyung," panggilnya pelan seraya menegakkan tubuhnya dan meghadapkannya pada Hansol.

"Hmm. Wae? Sakit?"

"Tidak. Aku tidak apa-apa. Hanya saja-" Jaemin tidak melanjutkan ucapannya dan melirik kalender di atas meja belajarnya. Hansol menaikkan alisnya tanda bertanya.

"Seminggu lagi Mark hyung ulang tahun, dan aku-"

"Dan kamu belum tahu mau memberi hadiah apa?" tebak Hansol yang langsung diangguki Jaemin.

"Memang kamu tidak tahu apa yang diinginkan Mark untuk ulang tahunnya?"

Jaemin menggeleng sebelum membuka mulutnya, "Mark hyung selalu bilang kalau dia tidak menginginkan hadiah apapun setiap aku tanya dia mau apa."

"Kalau begitu berikan benda favoritenya saja. Jam tangan misalnya, atau bola basket, bukankah Mark suka basket?"

"Aku sudah memberikannya tahun lalu dan dua tahun sebelumnya. Rasa-rasanya aku sudah memberikan semua hadiah yang Mark hyung sukai," keluh Jaemin sambil cemberut.

"Kira-kira apa yang belum kamu berikan?"

"Hmmm," Jaemin memutar bola matanya dan menatap ke langit-langit kamar, mencoba mengingat-ingat.

Limitless SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang