RAIN
-Eglantine-
NCT Band | Fancfiction | Romance | Angst | General
Mark Lee | Na Jaemin
.
.
.
Mark menghembuskan napas kesal untuk yang kesikan kalinya. Kaki jenjangnya berjalan mondar-mandir di pinggir halaman tengah kampusnya dengan tangan di kedua sisi pinggangnya. Pemuda berambut coklat gelap itu menatap ke halaman kampus yang ditumbuhi rumput hijau, sayangnya halaman itu kini sudah digenangi air hingga rerumputan hujaunya tak lagi terlihat. Pandangannya kemudian menatap langit mendung yang masih dengan semangatnya mengguyurkan air hujan, setelahnya terdengar decihan kesal dari bibir tipis Mark, tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.
Saat ini Mark seharusnya sudah ada di ruang rapat aula utama dengan anak-anak BEM yang lain. Tapi gara-gara hujan deras yang tiba-tiba turun-padahal ramalan cuaca yang dilihatnya tadi pagi jelas-jelas mengatakan hari ini cerah sehingga dirinya tidak membawa payung-dia jadi terlambat menghadiri rapat, padahal dia adalah ketuanya. Mark ingin menyalahkan ramalan cuaca pagi tadi tapi dia sadar bahwa dirinya juga bodoh karena mudah saja percaya.
Awalnya dia ingin menerobos saja, tapi hujan yang deras membuatnya nyalinya ciut seketika. Bukan apa-apa, hanya saja halaman tengah kampusnya itu luas, dan entah mengapa terasa dua kali lebih luas saat hujan dan ingin diseberangi begini. Mark berani bertaruh, demi semua koleksi kaset game milik Johnny, kakaknya, kalau dia akan basah kuyup meski baru seperempat jalan. Lagi pula halaman itu sekarang lebih mirip seperti danau karena permukaanya yang sudah sepenuhnya tergenang.
"Ck! Kenapa harus hujan, sih?" Hujan benar-benar menghancurkan moodnya.
"Arrrggghh! Aku akan benar-benar terlambat kalau begini caranya!"
Mark tidak mempedulikan tatapan aneh mahasiswa lain yang ada di sekitarnya. Ketua BEM itu masih menggerutu tidak jelas. Tangannya dengan kasar menggusak rambut coklat gelapnya hingga kusut dan mencuat ke segala arah. Terimakasih pada wajah campurannya sehingga meskipun rambutnya seperti sarang burung dia tetap terlihat keren.
"Mark Hyung!" panggilan lembut itu menghentikan semua gerutuan Mark yang mulai disisipi kata-kata kasar dalam bahasa Inggris yang sungguh tidak pantas untuk di dengar.
Mark menoleh ke arah suara untuk mendapati seorang pemuda manis bernama Na Jaemin. Terlihat kerutan bingung di wajahnya. Perlahan pemuda berambut coklat madu itu melangkah mendekati Mark.
"Hai, Jaem," balas Mark dengan disertai senyuman hangatnya. Mendadak moodnya membaik. Mark sendiri bingung. Mungkin di otaknya dia punya sekelompok saraf positif yang begitu responsif pada manusia bernama Na Jaemin, sehingga hanya dengan mendengar suara dan melihat wajah Jaemin bisa membuat senyuman otomatis terkembang di wajahnya dan moodnya yang membaik seketika.
"Hyung sedang apa di sini?"
"Aku ingin ke gedung sebelah untuk rapat tapi hujan, dan aku tidak membawa payung. Padahal rapat sudah dimulai sepuluh menit yang lalu," jawab pemuda bermarga Lee itu sambil melihat jamnya. Tampak sekali raut kesal di wajah yang tampan itu.
"Emmm," Jaemin mengangguk mengerti. Dia mulai melangkah maju hingga berada persis di depan Mark. Kedua tangan Jaemin terangkat dan mulai merapikan rambut Mark yang berantakkan. Menyisir surai coklat gelap Mark yang setingkat lebih gelap dari miliknya dengan jemari kurusnya. Mengembalikan tatan rambut yang lebih tua supaya lebih rapi.
