"Sial sial sial" umpat Hara yang first kiss nya baru saja direbut oleh seorang pria bernama Yoongi
"Ra, lo knapa? Ada masalah?" Hara dan Jimin berada di tempat biasa mereka nongkrong bareng
"JIMTET! Jawab gue!"
"paan?"
"Bibir gue udah terkontaminasi!"
"LO KECEBUR DI EMPANG?!
"F-first kiss gue...diambil Yoongi"
"Apa?"
Oke. Sekarang tatapan Jimin berubah menjadi dingin,sedingin es kutub. Menatap Hara seperti Hara adalah mangsa yang ingin diserangnya saat ini juga. Di ranjang. Berdua. Main (?)
"Jim, gue kan udah pernah bilang ke lo, kalo siapapun yang jadi ciuman pertama gue itu suami gue, tapi knapa harus Min Yoongi?" Hara mewek. Bibirnya maju kayak kurang belaian
"Ya udahlah gak papa" Bukannya tak peduli, Jimin menganggap semua yang dikatakan Hara hanyalah kebohongan semata
tringggg....
"Bentar ya,Ra"
Jimin meninggalkan Hara yang menatap layar ponselnya, ia melihat sebuah pesan. Di foto itu, Hara berciuman dengan Yoongi. Amarah Jimin naik sampai ke ubun-ubun.
Ia pergi meninggalkan Hara yang sedari tadi menunggunya.
Siapakah yang mengirim foto tersebut? Mungkinkah orang yang sama yang mengirimkan surat pada Yoongi? Mungkinkah Jimin sendiri? Atau yoongi? Tapi, untuk apa? Yoongi bahkan belum mengenal Jimin, ia bahkan tidak tahu nomor telfon Jimin. Lalu siapa?
"Jimin mana sih?!"
YUP! Hara marah. Jimin telah membuat kesalahan dengan meninggalkan Hara. Alhasil Hara harus pulang berjalan kaki. benda yang melingkar menunjukan jam satu tepat. Tidak ada siapapun yang bisa ia harapkan untuk mengantarnya pulang
Hara melewati jalan yang sepi. Seperti penunjuk arah, ia melihat Jimin sedang dikelilingi oleh preman yang berbadan besar, tinggi, kuat , berbulu, dan panjang (?)
Pikiran negatif sudah merasuki pikirannya. Ia melihat raut wajah Jimin yang ketakutan. Jika ia berani, ia bisa saja maju dan langsung menghajar preman itu karna ia belajar bela diri , tapi ia cukup cerdik untuk memikirkan rencana
Ia bersembunyi dibalik tembok dan menguping dahulu percakapan mereka. Tidak terdengar jelas memang
"Bunuh di-" Hanya itu yang dapat ia dengar.
Bunuh? Siapa?
Itulah yang ada dibenaknya. Seribu satu pertanyaan muncul di otaknya.
Itu suara Jimin. Benarkah? Sahabatnya sendiri? menjadi seorang pembunuh?
Oke
Jika ia ketahuan, ia pasti akan dibunuh oleh preman itu. Ia segera lari menjauhi tempat yang menjadi rahasia dia dan dirinya sendiri.
Sial
Ia tersandung dan terjatuh. Salah satu preman itu menyadarinya dan mencari keberadaannya
"Papa,Mama , maafin Hara gak bisa jadi anak yang baik. Maafin Hara yang sukanya ngomongnya kasar, belum bisa kasih mama cucu, dan suka nonton bokep hiks..."
Setidaknya itulah kata kata terakhirnya. Ia mencoba melepaskan diri. Sayang sekali, Preman itu telah melihatnya
"HEH! Ngapain Kamu?!"
"Maafin saya om. Saya cuman lewat doang. Cius dah"
"Bohong kamu bocah!"
"Gak kok,om"
"Ikut saya"
"Gak mau om. Om kalo mau main jangan sama saya om. tetek saya rata,om"
"Gak peduli!"
Hara diangkat dan dibawa ke perkumpulan preman yang ia takuti. Saat sampai, ia dijatuhkan begitu saja layaknya barang yang sudah usang dan tidak terpakai.
Wajah Jimin yang tadinya serius dan khawatir sekarang berubah menjadi kaget yang luar biasa.
"Hara? Lo knapa di sini? Lo gak apa apa kan?"
"Jim, lo gak diapa apain kan ama mereka? Lu gak terkontaminasi ama lidah mereka kan?"
"Hah?"
Suasana menjadi canggung tak terkecuali para preman itu
"Jim, lo tau gak sih?! Gue tuh mau dicabulin sama dia!" Hara menunjuk preman yang membawanya tadi
"Nanti gue ngomong sama dia" jawab Jimin santai
Sesaat, Hara sadar ada keganjalan yang terjadi di sini. Saat ia sampai di sini, preman preman itu kaget saat Jimin berkata dengan akrabnya pada Hara. Apa mereka berteman? Setau Hara Jimin adalah anak yang cukup takut pada hal hal semacam kejahatan
Tapi sekarang? Jimin berbicara dengan lantang dan percaya diri pada preman itu. Mungkinkah Jimin.............salah satu dari mereka?
"Jim, mereka siapa"
"M-mereka temen gue"
"Bukannya lo takut sama hal berbau kejahatan?"
"mmmm... Kan gue udah sering bantuin mereka, makanya gue gak canggung" Jimin keceplosan
Apa yang biasanya dilakukan oleh preman preman yang jahat? Malakin orang? Nyuri barang? Yang pasti hal yang tidak baik. Kalau begitu Jimin sudah menjadi bagian dari mereka
"oh, bilang dong"
Entah pemikiran Hara yang cetek atau kata kata Jimin yang sulit dimengerti, entahlah
"Ra, ayo pulang gue anterin"
"yok!"
Jimin mengantar Hara pulang. Tidak ada percakapan diantara mereka saat dalam perjalanan. Hara sampai di rumahnya dengan selamat
"Park Jimin, lo mau bunuh siapa?"
"................................................................"
.
.
.
Sekian gaessssssssss. Byyeeeeeeeeeeeee (/^.^)/
Unnchhhh (lope lope)
