"Ada apa, Ma?" tanya Ethan melihat Marie tampak gelisah seperti mencari seseorang.Marie mengalihkan matanya pada Ethan. Wanita paruh baya itu mengulas senyum sambil mengusap lengan Ethan dan melanjutkan langkahnya keluar. "Tidak. Sepertinya Mama tadi melihat seorang perempuan muda naik ke atas. Pelayan baru? Dia bule?"
Ethan hanya tersenyum tidak menjawab dan memilih diam sembari menggeser layar ponsel membaca pesan masuk dari seseorang. Mata Ethan berpaling pada mobil yang berhenti tepat di depan mereka. "Ma, mobilnya sudah siap." Ethan memeluk Ibunya tanda selamat tinggal seperkian detik menghiraukan pertanyaannya. Membuka pintu mobil dan menyilakannya untuk masuk.
"Kau mengusir Ibu?" Canda Marie.
Ethan tersenyum kecil. "Tentu tidak."
"Jadi, siapa perempuan itu? Kekasihmu?" tanya Marie lagi pantang menyerah.
Ethan mengangguk samar tanpa ragu sambil memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Anggota tubuhnya yang memberi anggukkan tadi pasti sama sintingnya dengan otaknya. "Hati-hati. Sampaikan salamku pada Papa."
Marie menggelengkan kepalanya jengah seraya menyunggingkan senyum. Anak ini selalu saja sekaku bongkahan es di kutub utara. Ia heran bagaimana para wanita menyikapi putranya, sedangkan tidak semua wanita tahan dengan lelaki kaku nan dingin. Irit berbicara hanya menjawab seadanya. Maidlyn sungguh luar biasa sabar menghadapi Ethan dulu. Tujuh tahun lamanya ia bertahan di sisi Ethan. Tapi sayangnya wanita itu dengan kejamnya meninggalkan Ethan tanpa alasan yang jelas. Mungkin karena sikapnya yang terlampau cuek seperti ini.
"Nak, sering-seringlah main ke rumah," ucap Marie setelah masuk dan mendudukkan tubuhnya di jok mobil belakang.
Ethan mengangguk, "Iya," jawabnya sedikit membungkuk dan menahan pintu mobil, "diusahakan."
Marie menatap Ethan lekat ingin mengatakan unek-unek yang mengganggu benaknya. Ia menghela napas pendek sembari mengusap tangan Ethan yang menempel pada pintu mobil. Pandangan Ethan mengikuti gerakan ibunya.
"Mama senang kau memiliki pacar. Tapi maaf, sepertinya Mama kurang setuju dengan wanita tadi. Dia tampak masih kecil jika diperhatikan. Benar begitu?" tanya Marie pada Ethan. Tumben sekali ibunya berkomentar mengenai kehidupan pribadinya. Biasanya siapapun itu selama tidak berbatang, dia pasti akan setuju dan mendukung. Sepertinya Marie pun menyadari bahwa perempuan itu tidak pantas untuk Ethan karena umurnya yang terlampau belia. Padahal Marie sendiri tidak tahu umur jelasnya. Apalagi jika tahu? Bisa-bisa ia akan terkena serangan strok saat ini juga.
Ethan termasuk orang yang lurus dalam segala hal. Semuanya tertata di jalan yang memang tidak pernah melenceng keluar dari jalur. Logika selalu ia nomor satukan. Namun berbeda dengan sekarang. Entah apa yang salah dengan cara kerja otaknya saat ini. Semua hal yang ia lakukan menyangkut kehidupan pribadinya sungguh menyesatkan. Apa perempuan tujuh belas tahun adalah umur yang wajar untuk bisa menarik lawan jenis secara seksual? Apa pria berumur tiga puluh tahun yang tertarik pada perempuan umur segitu masih termasuk normal? Sepertinya Ia harus menyempatkan diri mempelajari buku tentang panduan orientasi seksual menyimpang pada manusia. Ia harap dirinya tidak termasuk di dalamnya.
"Ma, aku menyukainya."
Astaga! Apa yang baru saja dia katakan? Ia ingin menyangkal omongannya sendiri, tapi ibunya menganggukkan kepala dan tak lagi membahas jawaban singkat Ethan.
Ma, aku bercanda! Iya, bercanda. Aku menyukainya saat dia mengerang di bawah kuasaku. Bercinta dan bercinta. Aku menyukainya ketika kami bercinta. Iya, kan? Benar, kan?
"Baiklah. Terserah padamu. Mama hanya agak canggung melihatmu bersama dengan perempuan yang sepertinya masih terlalu muda. Tapi, mengingat kau tidak akan menikah, Mama yakin hubungan kalian pun akan segera berakhir. Kau masih mencintai Madie," ujar Marie tak hentinya membahas wanita masa lalunya. Bahkan ia mengucapkan semua itu tanpa diselingi basa-basi, langsung ke intinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Callia
RomanceTakdir seorang Callia Florentine. Gadis yang terlahir di tengah-tengah para pelacur. Selama hidupnya, ia tak pernah tahu bagaimana dunia luar itu. Berbaur dengan anak seusianya atau mengenyam pendidikan dengan selayaknya tak pernah ada di daftar hid...