02-[Suho]

1.4K 206 6
                                    

Jaeya memegang tangan Irene. Dia tersenyum puas membayangkan dirinya akan merasakan sentuhan yang dia rindukan selama menjadi roh.

Namun senyumnya hilang saat ia tak dapat meraih tangan Irene. Tangannya menembus tangan Irene, seperti saat dia memegang tangan manusia yang tak memiliki indra ke-6.

"ADA APA INI?! KENAPA AKU TAK BISA MERASUKI MU?!" Jaeya kembali murka. Wajahnya kembali seram. Rambutnya bagaikan diterpa angin kencang.

Irene membuka matanya, ia melirik ke arah Jaeya yang murka. Gawat. Sepertinya Jaeya lebih murka dari sebelumnya, dilihat dari wajahnya yang semakin menyeramkan dan banyaknya darah yang menetes dari telinganya.

"Kau lupa kemampuanku Kakak Ipar? Ck! Sepertinya keluargaku memang bukan apa-apa bagimu. Bahkan hal sepenting itupun kau tak ingat" pria yang di panggil Junmyeon oleh Jaeya tersenyum miris.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA IRENE?!" Jaeya berteriak. Membuat benda disekelilingnya tertiup angin kencang.

Jika kalian bukanlah manusia yang memiliki indra ke-6 dan melihat kejadian ini akan dipastikan kalian melihat dua orang berbicara sendiri dengan efek angin besar disekelilingnya.

Seperti melihat adegan dalam film saja. Tapi tidak ada hantunya. Bersyukurlah kalian tak melihat hantu seperi Jaeya, kalian dapat melihat Jaeya? Habislah. Jika Jaeya tahu, dia akan membuntutimu kemana-mana seperti Irene yang baru melihat Jaeya seminggu yang lalu dan langsung dihadiahi peristiwa mengenaskan.

"YAK KIM JUNMYEON! AKU TANYA! APA YANG KAU LAKUKAN PADA IRENE BRENGSEK!"

"Noona, tenanglah. Hal yang aku lakukan TIDAK JAHAT SAMA SEKALI! KAU BERTERIAK PADAKU SEOLAH OLAH AKU MELAKUKAN KEJAHATAN!" Junmyeon berdiri menatap Jaeya dengan pandangan tajam.

"Ahh kau diam Noona? Apa aku harus memanggilmu Noona agar kau mendengarkanku? Tapi waktu itu aku memohon kepadamu, menggunakan air mataku, memanggilmu dengan sebutan yang menjijikan itu, aku menjatuhkan harga diriku dan kau? Tak peduli"

"KAU PIKIR KAU SIAPA BISA SEENAKNYA MENGHANCURKAN HIDUP ORANG?!" Junmyeon menarik nafas dalam, mengatur emosinya. Dia tahu tak seharusnya membongkar semua masalahnya dengan Jaeya di depan Irene yang sedang gemetaran dalam pelukannya.

"Bahkan setelah meninggalpun kau masih menjadi pengacau tak tahu diri. Pergilah brengsek, pergi! Sebelum aku membuatmu merasakan mati untuk kedua kalinya" ucap Junmyeon tenang, namun terdengar dari ucapan katanya yang menusuk menandakan suasana hatinya sangat buruk.

"Kau pikir kau siapa bisa menyuruhku pergi meninggalkan mangsaku begitu saja?" Jaeya kembali dengan tatapan mengejeknya.

"LEE JAEYA!" Junmyeon tak main-main dengan ucapannya.

"Peringatan untukmu, sekali lagi kau membantah tak ada kata ampun" emosi menguasai Junmyeon saat ini, bahkan ia menghiraukan Irene yang sekarang menangis semakin kencang karena ketakutan.

"Lakukan apa yang kau inginkan Tuan Kim" Jaeya tertawa layaknya ibu tiri Snow White yang berhasil membunuh Snow White dengan apel beracun miliknya.

Junmyeon berdiri. Melepaskan Irene dari dekapannya walau Irene memohon sambil memeluk kakinya.

Junmyeon kalut. Tak ada yang bisa menghalanginya saat ini. Dendam yang ia rasakan terlalu besar untuk dibentengi wajah memelas Irene.

"Rasakan dasar bedebah!" Junmyeon memukul Jaeya sampai terpental dan membentur tiang listrik.

Jaeya terkejut "bagai-bagaimana bi-sa?" Katanya terbata-bata.

Tak pernah sekalipun ada manusia yang dapat menyentuhnya. Bahkan Irene. Hanya dia yang dapat menyentuh tubuh manusia yang akan ia rasuki. Jika bisa.

Pain [SURENE❗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang