04-[Hospital]

1K 179 7
                                    

'Ceklek'

Pintu kamar terbuka dan menampilkan lelaki yang hanya berpakaian boxer dan kaos dalam berjalan kearahnya sambil tersenyum

"Irene kau sudah bangun?"

Ya, sosok yang tadi ada ditempat tidur itu Irene

"E-eh Kris sunbae-nim"

Lelaki yang disebut Kris itu mendekati tempat tidur dan menaruh nampan yang berisi sarapan di nakas

"Lekaslah sarapan, kau harus kekampus bukan? Tadi malam kita melakukannya lebih sedikit emm-lama dan lebih hebat dari sebelumnya mungkin? Hahaha"

Kris mengusak poni Irene lembut sambil terkekeh

"Ahhh begitu, baiklah. Terima Kasih sarapannya sunbae" Irene tersenyum kikuk

Kris tersenyum hangat sebagai balasan lalu memutar tubuhnya dan berjalan menuju pintu

Saat Kris sudah keluar kamar Irene mengusak rambutnya kasar

"Jika lelaki sialan itu membiarkanku menginap tak akan seperti ini jadinya!!!" Irene menendang bantal yang berada di sampingnya

Tak tahu mengapa hal pertama yang terlintas di pikiran Irene saat bangun adalah wajah Junmyeon yang sedang menatapnya tajam

"Hantu jelek itu juga benar benar tak tahu malu! Sudah jelek membuat susah!" Irene bergumam dengan nada sinis

"Apa peduliku sekarang. Menyesali tak akan mengeluarkanku dari tempat mewah seperti rumah hantu ini" Irene menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha tak emosi

Dalam waktu kurang dari 15 menit makanan yang disiapkan Kris lenyap seketika karena dilahap Irene. Irene makan seperti orang kelaparan.

Saat sedang minum karena sudah puas makan kepalanya kembali terasa pening. Lebih sakit dari semalam. Bayangan tadi malam terputar kembali di otaknya. Dimana kejadian dia diperlakukan seperti pelacur oleh Kris.

Kejadian yang baru Irene ingat saat bangun tidur walau dalam bentuk potongan karena tak dapat diingat dengan jelas. Dengan potongan kegiatannya dengan Kris tadi malam saja sudah cukup membuat Irene kembali mengingat kelakuan pria bejat yang menyebabkan Irene trauma.

Trauma Irene memang aneh. Irene tidak akan merasa tertekan atau sakit saat yang melakukan hal itu dengannya memang melakukan seperti yang Irene minta. Tapi jika perlakuannya seperti Kris kepalanya pening, berat rasanya, dadanya sesak seperti jantungnya berhenti berdetak.

Kejadian yang menimpa dirinya waktu lalu kembali terlintas di pikiran Irene.

Irene ingin menjerit sekarang juga. Tapi melihat keadaanya yang sedang berada di rumah Kris ia tak mau berbuat gegabah.

Irene menahan dirinya untuk tidak berteriak mati matian. Dia berlari keluar kamar.

Walau bagian pangkal pahanya sakit tetap ia paksakan. Sakit yang bersarang di bagian bawahnya tak ada apa apa dibanding sesak dada dan pening kepalanya saat ini.

"Akh! Dimana Kris? Kenapa dia menghilang?" Mata Irene menerawang bagian tengah rumah Kris, mencari keberadaan si tuan rumah agar mendapat ijin untuk keluar dari rumahnya.

Kepala Irene terasa semakin sakit. Dengungan ditelinganya semakin keras dan jelas. Jantungnya seperti benar benar akan berhenti, tapi Kris tak kunjung menampakan dirinya didepan Irene.

"Presetan dengan meminta ijin, aku akan keluar dari rumah hantu ini sekarang" Irene berlari ke pintu utama dan berhasil keluar rumah Kris.

Kris keluar dari kamarnya dengan setelan jas rapi yang tertempel ditubuhnya. Kris siap pergi ke kantor. Dia berjalan menuruni tangga dan memandang bingung kearah pintu yang tidak ditutup.

Pain [SURENE❗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang