08-[Kampus]

991 176 13
                                    

Terhitung sudah 2 hari setelah kejadian manis dimalam itu.

Junmyeon tak jadi bercerita karena Irene terlelap begitu Junmyeon mengelus kepala Irene.

Sudah 2 hari juga mereka tidak pernah berbicara satu sama lain. Saat Irene bangun Junmyeon sudah tak ada, hanya ada seorang supir suruhan Junmyeon yang ditugaskan untuk mengantar Irene pulang.

Dan sudah 2 hari ini juga hari Irene terasa aneh. Ia tak pernah melihat 'anak kecil' dalam apartemennya lagi. Jaeya juga sudah tak ada.

Walaupun Irene senang atas kenyataan itu namun ia juga takut. Takut kesialannya akan datang secara sekaligus dan ia tak bisa menanganinya.

Irene hanya dapat berdoa kesialannya tak seburuk yang ia bayangkan.

Pagi ini, Irene pergi ke kampus. Bukan karena ingin, tapi karena sudah mendapatkan setumpuk surat tentang absensi dirinya.

Nilainya kosong. Absensinya jelek. Dusta besar jika ada dosen yang mengingat wajah Irene.

Untung saja hari ini Irene mendapatkan jam siang. Jam dimana dirinya berdiam dirumah. Tidak sedang istirahat dan tidak sedang berada di club.

Irene tidak bodoh. Irene juga tidak malas. Walau tidak masuk ke kamous ia sering nengejerjakan tugas kampus di aprtementnya. Ya jika ada waktu kosong.

Dan leganya semua tugas yang katanya dikumpulkan sekarang Irene kerjakan semalaman. Tidak semua tugas belum dikerjakan. Hanya 11 dari 23 tugas yang belum dikerjakan Irene.

Irene mahasiswi semester 4. Untungnya bukan semester 8. Karena ia yakin jika dia semester 8 ia tak akan lulus. Tak akan sangguo mengejar materi yang ia tinggalkan demi istirahat dirumah karena lelah bermain malam.

Sepertinya keputasan Irene ke kampus hari ini adalah keputusan yang paling tepat. Meski orang-orang disekitarnya masih terus mencemoohnya namun itu tak sebanding dengan melihat Junmyeon yang sedang berjalan berdampingan dengan dosen pembimbingnya.

Irene tersenyun lebar. Ia mengikuti Junmyeon sampai Junmyeon berpisah dengan dosen. Bagus, sepertinya urusan Junmyeon juga sudah selesai dikampus.

Irene menyeringai dan mendekati Junmyeon. Setelah jaraknya cukup dekat Irene menggenggam tangan Junmyeon.

Junmyeon yang sedang serius membaca skripsinya yang butuh di revisi tersentak.

"Hai Suho!" Irene mendekatkan wajahnya ke wajah Junmyeon dan tersenyum cerah.

"Irene?" Junmyeon mengerutkan dahinya

"sedang apa kau disini?" lanjut Junmyeon sambil mendorong wajah Irene menjauh dari wajahnya

"apa yang kau maksud? Tentu saja sedang menuntut ilmu. Emm atau lebih tepatnya mengumpulkan tugas?" Irene meletakkan jarinya di dagu dengan pose sedang berfikir keras

"aku belum pernah melihatmu sebelumnya" kata Junmyeon mengajak Irene jalan

Namun Irene menahan tangan Junmyeon

"jangan, jangan jalan bersamaku. Nanti reputasimu jelek. Orang-orang tak menyukaiku. Ya kau tau, mereka menyebutku pelacur. Dan fansmu akan marah jika melihat aku berjalan apalagi sambil bergandengan tangan seperti ini denganmu"

Irene menjelaskan dengan raut wajah biasa saja, namun Junmyeon tau saat ini Irene ingin menangis sejadi-jadinya mengingat harga dirinya diinjak-injak orang lain.

"lalu apa masalahnya? Aku ingin berjalan denganmu. Aku suka berada disampingmu. Itukan orang lain, bukan aku!" tegas Junmyeon

"ish keras kepala! Kita bertemu di apartemenku saja ya?" Irene menyeringai

Pain [SURENE❗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang