Penghianatan

178 4 1
                                        

Entah kenapa perutku terasa sakit hari ini.

"permisi bu, sy izin ke toilet bentar ya, soalnya perut saya sangat sakit bu." Izin seorang gadis cantik yang bernama lengkap Aulia, kepada gurunya.

"ya sudah tapi jangan lama-lama, kalau lama kamu tidak Ibu biarkan masuk!" jawab ibu guru tersebut.

"iya bu, kalau begitu saya permisi dulu." pamit Lia dengan sedikit terburu-buru karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit perutnya.

"hemm." jawab ibu guru.

SKIP KAMAR MANDI

"Huu, akhirnya lega juga nih perut." Kata Lia sambil mengelus-ngelus perutnya dan segera keluar dari dalam toilet.

Setelah melakukan ritual kecil di dalam toilet, Lia sedikit berlari kecil untuk mencapai kelasnya yang berada di lantai dua. Ketika Lia menginjak tangga terakhir di lantai satu. Ia melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat olehnya.

Disana di ujung koridor tepanya di depan ruang musik, Ia melihat William kekasihnya, dua tahun terakhir ini sedang berpelukan dengan sahabatnya sendiri yaitu Putry, yang telah menemaninya dari SMP.

Tes...

Tanpa di minta air bening itu keluar dari kedua mata indah milik Lia. Dalam sekejap semua kebahagiaan dan kenangan yang pernah Ia rasakan selama ini hancur. Dadanya terasa sesak seperti ada seseorang yang tengah meramasnya, seperti sebuah kertas yang tidak di pakai lagi dan membuangnya ke tempat sampah. Lututnya, terasa lemas, hingga Ia tak mampu untuk berdiri lagi.

Itu lah yang tengah di rasakan oleh Lia. Cinta yang selama ini Ia beri dengan tulus, telah di buat hancur dalam sekejap, dan tanpa sengaja mereka telah menghempaskannya ke dasar jurang yang paling dalam, tanpa ada cahaya sedikit pun.

Daripada menambah sesak yang Ia rasakan, Lia mencoba untuk berdidi dan berfikir positif. Dengan menyemangati dirinya sendiri Lia menghapus air mata itu dengan kasar.

Lia mencoba untuk tidak menghiraukan pemandangan yang sangat menyakitkan baginya. Dengan sedikit tarikan nafas, Lia kembali berlari menuju kelasnya yaitu 11 IPA 1 yang berada di samping ruang music tersebut.

Mungkin karena terlalu menikmati suasana berdua. Mereka tidak menyadari keberadaan Lia, yang telah menyaksikan adengan yang menyesakkan itu dari dua puluh menit yang lalu.

Memang benar kata orang.
Begitulah manusia jika mereka telah berduaan, mereka menganggap waktu serasa miliki berdua.

Tok...tok...

"permisi Bu, boleh saya masuk?" tanya Lia sambil tersenyum manis kepada gurunya.

"ya, silahkan". jawab ibu guru tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku super tebal itu.

SKIP PULANG SEKOLAH.

kring...kring...

Suara bunyi bel berbunyi dengan nyaring. Itu berarti semua murid sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Tapi tidak bagi siswa yang mengikuti ekskul Karate dan Basket.

"Lia." teriak seorang gadis cantik yang memiliki lesung pipi di sebelah kiri wajahnya, sambil melambaikan tangan nya menyuruh Lia untuk mendekat.

Gadis itu, tak lain adalah Putry sahabatnya.

Mendengar suara teriakan yang sangat tidak asing lagu di telinganya. Lia membalikkan badan dan membalas senyuman Putry.

"iya, tunggu bentar." balas Lia dengan teriakan yang cukup besar.

Setelah membereskan semua buku yang berada di atas meja, Lia segera menghampiri Putry.

"emm, maaf ya Lia, gue ngga bisa nemenin lo ketempat buku, soalnya cowo gue udah nunggu di depan sekolah." kata Putry dengan sesikit gugup.

"oh ya udah, tadi gue juga mau kasih tahu lo, untuk hari ini ngga usa temenin gue ke toko buku soalnya gue udah janjian juga dengan William." kata Lia sambil tersenyum manis kepada Putry.

"oh ya udah, kalau gitu gue pergi dulu ya." pamit Putry.

"iya." jawab Lia dengan singkat.

Setelah kejadian tadi siang, Lia tetap tersenyum dan terlihat baik-baik saja. Padahal semuanya tidak, disana di tempat yang tidak bisa di lihat dan di rasakan oleh oranglain, terdapat sebuah retakan kecil yang berhasil mereka berdua ciptakan. Dan karena retakan itu lah yang mampu membuat air matanya mengalir.

Setelah kepergian putry, Lia merogoh sakunya dan mengambil benda tipis berwarna gold itu untuk menghubungi William.

"hallo wiil, kamu jadikan temenin aku pergi ke toko buku hari ini? tanya Lia sambil berjalan menuju parkiran.

"aduhh, sorry ya, kayakanya sekarang aku ngga bisa nemenin kamu. Soalnya tadi mama nelpon dan nyuruh aku buat anterin dia ke bandara. jawab William di seberang sana.

"oh, gitu yah, ya udah lain kali aja deh, salam ya buat mama kamu." jawab Lia.

"iya sayang. Ya udah aku tutup dulu ya, I LOVE YOU." kata William.

"love you too". balas Lia dengan senyuman yang mengembang.

Lihat, hanya dengan kata-kata sederhana saja, William mampu membuat Lia jatuh cinta lagi.

Walaupun ada rasa sedikit kecewa yang Ia rasakan, karena William tidak jadi menemaninya hari ini. Padahal ada hal yang ingin Ia tanyaka soal kejadian tadi siang.

Dengan terpaksa untuk hari ini saja, Rahmy pergi ke toko buku menuggunakan bus. Dengan sedikit berlari Lia segera menuju halte bus.

Tapi, sebelum Ia menaiki bus, di sana tepatnya di perempatan depan jalan. Ia melihat William sedang mengelus puncak kepala Putry dengan lembut, seperti yang biasa William lakukan kepadanya. Bukan hanya itu saja ,William juga membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Putry masuk, bak seorang seorang putry kerajaan.

Sekali lagi semuanya kembali hancur. Kebahagiaan yang tadi sempat Ia rasakan telah hilang entah kemana. Bersamaan dengan keluarnya cairan bening itu lagi.

tes...tes...

Air mata sialan itu kembali meluncur dengan mulusnya membasahi wajah cantik milik Aulia.

Cinta, kasih sayang, dan ketulusan yang pernah Ia rasakan telah hilang, dan hancur.

dertt...

Suara getaran hp milik Lia,menadakan adanya pesan yang masuk.

KITA PUTUS.

Begitulah kata yang tertera di layar hp miliknya, dengan nama sang pengim William.

Sekali lagi, untuk yang ke tiga kalinya semua nya telah hancur. Persahabatan, cinta, dan kasih sayang, telah hancur hanya karena sebuah penghianatan dan kebohongan.

Lia tidak sanggup lagi melihat semua ini. Sebelum Ia menaiki bus itu. Ia telah berlari menjauh dari kerumunan orang-orang yang menatapnya dengan heran.

Setelah cukup jauh Ia berlari, Lia akhirnya terjatuh dan menekuk lututnya di sebuah taman kecil dan membenamkan kepalanya di sana.

Bersamaan dengan itu semua, hujan turun dengan derasnya. Seakan langit tahu apa yang tengah terjadi dengan dirinya.

Seakan akan langit ikut bersedih, dan menemaninya dalam gelap dan kehancuran yang begitu menyakitkan dan menyesakkan dada bagi siapa pun yang merasakannya.

Dalam derasnya hujan, gelap, dan kesunyian yang menemaninya. lia menangis sejadi jadinya.

Emosi yang tidak dapat di keluarkan dengan amarah, dapat kita keluarkan dan kita lampiaskan dengan air mata.

😊😊🤗🤗

Yeyy part 2 udah selesai.

Semoga kalian suka ya, Maaf banyak typo yang bertebaran

. Btw, jangan lupa vote+comment ya Guys.

Salam manis.
Nisra
Rahmy😄😊😁😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang