one. start

92 9 1
                                    

katanya hidup tidak harus selalu tentang cinta

"Nam.. Nam.. Bangun"
Suara amih yang sedari tadi membangunkanku. Aku membuka mataku dan mengarahkan pandanganku terhadap jam dingding berwarna merah muda itu. Jam itu menempati pukul 6 pagi .

"Cepet atuh sekarang teh sudah jam enam, dimarahin pak Asep baru tau rasa kamu" Amih berbicara dengan logat sunda.

Setelah mendengar Amih berteriak aku langsung bersiap siap untuk pergi kesekolah. Pertama yang aku lakukan adalah Mandi lalu merias wajah di depan kaca. Ketika aku sedang memakai liptint ,Amih berteriak :
"Namirah, buruan atuh sarapan dulu"

"iya mih" aku menuruni anak tangga.

Oh iya, hai kenalin namaku Namirah Fitradiansyah. Aku anak dari Amih Tanti dan Apih Fitradiansyah . Aku mempunyai 2 kaka laki laki bernama Razib dan fachri, dan adik perempuan bernama Razelah. Aku bersekolah di Salah satu Sma dibogor, disana aku baru memasuki kelas 10 masih jadi adik manis gitu hahaha. Eh udah dulu ya soalnya dari tadi apih klaksonin mulu nih.

"Gubrak" kututup pintu mobil Apih yang besar itu. Aku berlari lari kecil,dan kucepatkan lagi langkah kakiku ini . Satu langkah, dua langkah dan alahamdulillah aku lega karena belum ada guru dikelasku

"Hai Gindutt!! Pagi pagi udah dandan aja " kataku sambil menaruh tas dikursiku

"yaiyalah, gua kan ga secantik lo jadi gua harus on terus biar ga dibilang beauty and the beast " jawabnya

Gindut adalah singkatan dari Gina gendut. Dia teman sebangku aku. Sebenarnya dia itu orang yang nyebelin banget. Dia baper, cepet marah dan lain lain . Tapi aku harus menerimanya dengan lapang dada .

Ketika guru bahasa inggris sedang menerangkan didepan, Gina menarik tangan mungilku .

"eh liat deh si Bu Retno ngakak gitu ya style baju nya" gina tertawa kecil

"mungkin pengen ngikutin style artis hollywood tapi gagal " jawabku sambil mendorong tubuh gina yang penuh lemak

Hal sederhana yang membuat perut merasa geli, kami tak bisa membendungnya lagi. Tawa kami pecah hingga Bu retno menatap kami dengan tajam

"eh apasih kalian ini loh ketawa ketiwi, brisik loh jadinya " Bu Retno memasang wajah emosi

"maaf bu"

Setelah lelah mendengarkan guru yang berbicara, kami meresa segar kembali ketika mendengar bel istirahat.

Aku dan teman-temanku menuju surga sekolah "kantin" .Disana kami para pelajar bisa memanjakan perut ini.

Tetapi betapa kesalnya ketika ada teman yang bucin!!
Contohnya kaya gini nih :
"eh gua makan sama cowo gua ya" kata temanku, nadira

"whatever" gina mendengus kesal

Bukan hanya nadira dan kekasihnya, faraz yang makan dikantin tapi ada puluhan pasangan yang makan dikantin.

"ini kantin apa taman kencana si?"tanya temanku,Hani

"katanya hidup ga selalu harus tentang cinta .Tapi dikantin doang pake cinta " timbal ku

"ah lu mah nam, banyak cowo yang ngedeketin lo tapi lo nya aja gamau" Gina memasang wajah kesal

Aku hanya bisa diam mendengar apa yang Gina bilang. Memang benar apa yang dikatakan si Gindut . Aku tidak pernah tertarik kepada pria yang mendekatiku ,aku merasa belum ada yang pas untukku.

"Namiiiii... "

Tak perlu menoleh pun aku sudah sangat mengenali suara ini. Suara ini adalah suara Dhimas. Dia sahabat cowokku di sekolah. Teman teman disekolah pada takut padanya ,tetapi aku tidak.

Dia memasang ekspresi memohon dan berkata "balik sekolah anter gua beli kado ya"

"iya" jawabku singkat

"okey bye sayang " Dhimas berjalan meninggalkanku

Temanku, Hani sangat menyukai Dhimas. Ia melihat Dimas sebagai pangeran berkuda putih. Hani selalu memujanya, walaupun Dhimas sudah mempunyai kekasih.

Kring.. Kring.. Kring
Bel sekolah sudah berbunyi aku langsung membereskan alat tulisku

"nam.. Nongki yuuu" pinta fathna, teman baikku.

" enggak bisa gua udah ada janji sama Dimas, i'm sorry" kataku sambil mencubit pipi fathna yang besar.

"yahhh, yaudah deh gua balik dulu ya jenongkwuhh" fathna memajukan bibirnya yang tebal itu

"eh jul bareng ke parkiran"

"oke"jawab julya

Aku dan julya berjalan menulusuri lorong pendek sekolah, menuruni 3 anak tangga, dan melewati lapangan basket . Sesekali aku melihat kearah julya . Kupikir dia adalah teman yang baik . Dia selalu ada ketika aku senang maupun susah .

Tiba tiba bola basket terjatuh mengenai kepala Julya. Ketika aku melihat nomor punggungnya dia teman sekelas kami, Bily.
aku langsung mendekati bily dan berkata :
"SIA DEUI!! SIA DEUI!!!, liat liat atuh kalau lempar bola teh! "

"maaf gua kan ga sengaja, jangan marah gitu dong sayang "katanya sambil menggodaku.

Aku sudah muak dengan apa yang bily katakan. Aku hanya membalasnya dengan sebuah tendangan keras dikakinya dan aku langsung membantu Julya berdiri.

Ketika sudah sampai diparkiran aku berpisah dengan Julya. Julya dengan kekasihnya aku dengan Dimas.

(menaikki motor dimas)
"Dim tadi ada yang gangguin gue"

"SIAPA?? "Tanya dimas dengan nada tinggi

"biasa tuh si idiot bily ,tapi lu gausah gebugin dia udah gua tendang tadi" aku mengepalkan tangan mungilku

"Hahahaaha " Dimas tertawa.

Aku dan Dimas sering bertukar cerita. Dan bercanda gurau.

Setelah menemukan kado yang pas buat kekasih Dimas. Aku dibelikan minum kesukaanku "huzelnut milk tea" .

Hai semuanya tolong beri aku saran atau kritik

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang