6th | Yerim's Secret Fiance

836 112 4
                                    

Tidak butuh waktu lama, Mark dan Yerim sudah duduk di kursi VIP menuju Paris. Perjalanan akan berlangsung selama kurang lebih 3 jam sehingga keduanya memilih untuk tidur di kabin mewah itu. Sebelum lepas landas, Yerim menyempatkan diri untuk mengirim pesan ke nomor Saeron; memberitahu bahwa dirinya akan tiba sekitar pukul satu malam, dan pastikan ada yang menjemputnya di bandara.

"Apa yang kau pikirkan?"

Gadis itu mengalihkan fokusnya dari langit malam di jendela ke wajah Mark yang terlihat serius. Matanya jelalatan, dia tidak tahu cerita mana yang harus ia beritahu kepada Mark. Bahwa ada dua hal yang membuatnya terkejut hari ini? Tidak, lebih baik jangan. Mark tidak perlu tahu. Cukup Jungkook saja yang tahu betapa brutal dirinya sejak masih sekolah dasar.

"Tidak ada. Aku hanya takut jika Saeron mengerjaiku. Tapi aku benar-benar mendengar suara Minjae Oppa. Dan juga, sejak kapan Saeron pergi ke Paris? Sepulang sekolah? Dia tadi datang ke sekolah, kok." Ujar Yerim dengan kebingungan tinggi.

"Dia juga tidak pulang denganku. Dia bilang mau ke rumah temannya. Tadi aku pulang sendirian, tahu tidak? Huft.." Gerutuan Mark menjadi alasan Yerim menggeleng-gelengkan kepala melihat perilaku Mark yang bisa-bisanya memikirkan hal seperti itu disaat ada hal yang lebih mengejutkan sedang menunggu mereka di Paris. Kekanak-kanakan. Kasihan sekali aku pada Herin.

"Kau sudah memberitahu Herin soal kau ke Paris?"

"Tidak. Biar saja. Biar besok dia mencariku."

"Ah iya yah, kita tidak mungkin sempat pulang ke Seoul besok. Sekarang saja sudah pukul berapa." Gumam Yerim pelan. "Kau tahu Mark, aku takut sekali kalau pertemanan kita bertiga membuat Herin khawatir. Bagaimana jika kau fokus saja pada Herin? Nanti dia malah berpikir aku dan Saeron mengambil kekasihnya."

Lanjutan Yerim membuat Mark membuka salah satu matanya yang sedang tertutup dan melirik gadis itu disampingnya. Dalam hati Mark berujar, kau kan memang punyaku, dan aku punyamu, anak ini lupa ingatan?

"Herin juga punya otak. Mana mungkin aku yang tampan ini mau dengan kalian yang super jelek seperti ini? Aku yakin Herin juga punya pemikiran yang sama denganku."

Jika saja seorang pramugari tidak segera menegur mereka untuk memakai sabuk pengaman, sudah dipastikan seorang Mark akan mabuk duluan sebelum lepas landas. Sudah jelas bukan siapa yang bisa menyebabkan hal itu terjadi. Siapa lagi kalau bukan preman perempuan yang dengan sialnya duduk di samping kanan Mark.

Akhirnya pesawat berangkat, terbang di atas langit malam yang tadi membuat Yerim mendongak ke atas. Kini pandangannya stabil, lurus ke luar jendela. Malam artinya hitam, dan hitam artinya gelap. Tidak ada apa-apa di luar. Mungkin posisi bulan tidak berada di sisi kanan pesawat sehingga Yerim tidak berkesempatan untuk melihat cahayanya.

Meski begitu Yerim terus menerus menatap ke luar, meninggalkan Mark yang terlelap dengan aman di kursi nyamannya sambil memutar musik di telinga.

Banyak hal yang terjadi, tapi Yerim fokus pada satu hal selama berjam-jam.

Apa yang kakaknya lakukan bersama Saeron di Paris?

Dan tentu saja, pikiran Yerim berujung pada berbagai kemungkinan buruk.

***

Pagi datang lagi.

Sudah tidak terhitung berapa kali Jungkook berharap untuk memperpanjang waktu di malam hari. Dia suka disaat dia terlelap dalam kegelapan. Terdengar mengerikan tapi sejujurnya itu salah satu hal ternyaman yang pernah Jungkook rasakan dalam hidupnya. Berlebihan.

Dengan langkah gontai, Jungkook memulai harinya dengan mandi. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Masih ada satu setengah jam sebelum sekolah di mulai.

Unique GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang