1st | Smirk

1.7K 194 4
                                    

Seperti biasanya, Yerim mendatangi kelas Mark, menagih utangnya kemudian pergi ke kantin bersama Saeron.

Wkwk, bercanda.

Yerim, Saeron, dan Mark bersahabat. Mereka bersahabat hanya karena mereka bertiga tinggal bertetanggaan sehingga tiap pulang sekolah mereka tidak pernah kesepian.

"Mark!" Teriak Yerim dengan kencang saat memasuki kelas Mark. Pria itu sendiri tampak duduk disamping seorang gadis.

Mark memberi kode pada Yerim dengan singkat lalu dengan cepat dimengerti oleh Yerim.

"Kita ke kantin saja duluan." Bisik Yerim pada Saeron.

"Kenapa? Ada apa dengan Herin?" Tanya Saeron penasaran. Yerim memilih menggeleng kemudian menyeret Saeron keluar dari kelas Mark.

"Mark sepertinya berbuat salah. Herin ngambek." jelas Yerim setelah mereka telah sampai di kantin. Saeron mengangguk mengerti. Itu berarti Mark harus memfokuskan dirinya ke pacarnya, Herin.

Setelah memesan makanan, Yerim dan Saeron menikmati makanan mereka sambil bercerita dan tertawa dengan suara kencangnya, memenuhi kantin, membuat seluruh tatapan ke arahnya.

"Hei kalau tertawa jangan ribut begitu, kau pikir kantin ini milikmu?" Ejek Saeron lalu memukul Yerim.

"Santailah, orang disini sudah terbiasa dengan kita." ucap Yerim.

Si tiga bersahabat Yerim, Mark, Saeron. Siapa yang tidak tahu ketiga anak kelas 11 ini? Mereka adalah satu geng yang suka bersikap seenaknya. Meskipun begitu, tidak ada yang mau menghabiskan waktu untuk menegur mereka.

Para kakak kelaspun malas mengatur mereka bertiga. Mungkin itu karena status sosial mereka yang berbeda dan keras kepala yang tertanam di kepribadian ketiganya.

Di sisi lain, Mark berhasil berbaikan dengan Herin. Gadis itu akhirnya pamit pergi ke UKS karena waktu jaganya.

Karena masalahnya dengan Herin, Mark sampai lupa harus mengantar si anak baru keliling sekolah. Sebagai ketua kelas yang baik hati Mark tentu harus menepati janjinya untuk itu.

"Disini lorong menuju kelas tiga, nah dan ini kantin. Cukup luas bukan?"

Jungkook mengangguk setuju dengan ucapan Mark. Suasana kantin memang ramai dan bising, tapi sepertinya kebisingan lebih di dominasi oleh kedua gadis yang duduk tidak jauh dari mereka berdua.

"Santailah, orang disini sudah terbiasa dengan kita." ucap salah satu gadis disana. Dan jelas saja, pandangan pertama Jungkook terhadap gadis itu sudah jelek. Apa-apaan. Dia itu preman disini?

"Yak, kalian ribut sekali! Berdua saja sudah ribut, apalagi kalau ada aku." Jungkook kaget ketika Mark berteriak kearah kedua gadis yang tadi di cap jelek oleh Jungkook. Rupanya Mark juga se-geng dengan mereka.

"Jungkook, ayo bergabung." ajak Mark lalu menarik paksa Jungkook. Walaupun ekpresi Jungkook sudah mengisyaratkan bahwa dia tidak mau, Mark mana mau peduli dengan penolakannya. Lagipula Mark juga sedang lapar dan malas mengenalkan sekolah tidak penting ini kepada Jungkook.

"Siapa Mark?" tanya Yerim penasaran sambil menunjuk ke Jungkook.

"Ini anak baru di kelasku, namanya Jungkook." jelas Mark.

"Halo Jungkook, namaku Saeron." ujar Saeron sambil memamerkan matanya yang sipit.

"Namaku Yerim. Salam kenal."

Jungkook hanya menyeringai dengan senyuman canggungnya.

Perhatiannya berpusat ke gadis bernama Yerim yang sibuk memutar-mutar sedotan minumannya dengan malas. Dia lah gadis yang sudah ia cap jelek sebagai preman sekolah. Gadis yang tampaknya manis dan feminim, tapi hanya casenya saja.

Unique GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang