017

1.1K 91 0
                                    

"Bagaimana kau bisa ada disini?" Seperti sedang ada di alam bawah mimpiku, Min-Bajingan-Yoongi datang lagi, menyebalkan rasanya harus menangkap sosok itu secara nyata, bersandar pada dinding seraya tak lupa menyilangkan kedua tangannya di depan dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kau bisa ada disini?" Seperti sedang ada di alam bawah mimpiku, Min-Bajingan-Yoongi datang lagi, menyebalkan rasanya harus menangkap sosok itu secara nyata, bersandar pada dinding seraya tak lupa menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Hal mudah, asalkan tidak ada Taehyung" ya memang, sudahku bilang kan ia adalah bajingan yang sesungguhnya? Perkataanya terdengar sombong.

Cecenguk itu datang dan pergi seenak jidat nya, lihat? Sekarang ia di hadapanku, ya- tepat di dalam kamarku entah datang darimana dia.

"Pulanglah Yoon, sudah malam

-kenapa belum membersihkan lukamu juga?" Selain bajingan ia juga mempunyai sisi mengejutkan dari dalam dirinya, bodoh- lihat saja luka yang kemarin lusa belum ia bersihkan sepenuhnya dibiarkan begitu saja sampai darah mengering di kulit pucatnya, ketampananmu berkurang Yoon.

Dimana yang kau bilang IQ diaras rata-rata? Min Genius? Lelucon macam apa itu? Bodoh.

"Siapapun tak akan ada yang mampu meyembuhkan luka ku, kecuali kamu." Sibodoh ini ternyata suka sekali memainkan drama, tidak tau tempat tidak tau waktu kah kau Yoon?

"Aku tidak suka memainkan drama Yoon

-tunggu situ aku akan ambilkan p3k"

Karna malas ikut memainkan drama yang ia buat, lebih baik aku membungkamnya dengan kain kasa dan plester agar menutupi mulut dramanya itu- beruntung nya aku masih di dalam kadar kesabaranku, tidak mungkin sejahat itu.

"Ini, bersihkan lukanya" aku kembali dengan kotak p3k ditanganku 'yang ku ambil di dekat dapur, ini sudah malam dan aku mati-matian agar tidak menimbulkan suara yang nantinya takut-takut akan membangunkan tidur nyenyak Jungkook, tidak tau sudah tidur maupun belum, yang jelas ini sudah jam 2 pagi, manusia bodoh mana yang belum sibuk dengan dunia mimpinya? Itu aku, dengan sibajingan itu.

"Aku tidak bisa" mati-matian aku menahan agar tidak menyemprotkan makian dan sumpah serapahku ke Yoongi, aku masih tahu waktu, sejak tadi kami berbincang dengan suara yang sangat pelan 'hampir bisa dibilang seperti berbisik, rasanya ingin berteriak dan segera mengusir badebah ini.

Tidak mau ambil banyak resiko jika Jungkook tiba-tiba bangun mengecek kebisingan di kamarku lalu menendang Yoongi keluar seperti kucing liar yang ketahuan mengendap sedang mencuri ikan, setidak nya aku masih punya hati untuk berbelas kasihan., Kau lihat kan?

Pun langsung saja aku membersihkan darah yang mengering di sekitar bibir serta hidungnya, serta ku pasangkan plester di ujung bibir plum nya, luka nya terlihat sudah sembuh- hanya saja si bodoh ini belum membersihkan darah nya.

Aku sedang merutuki diri dalam hati sekarang karna- wah posisi macam apa ini? Aku baru menyadari jarak yang kami timbulkan hampir bisa dibilang sangat mengikis ini, yang dengan duduk dipinggiran kasur serta sibuk membersihkan darahnya, tak sadar dengan wajah Yoongi yang dekat sekali dengan wajahku, sampai-sampai deru nafas dan hamparan angin yang ditimbulkan oleh paru-parunya bisa kurasakan langsung menggelitik di kulit wajaku.

Mata kami perlahan bertemu,
mata hazel yang menjadi candu itu- bola mata hitam sedalam dan sehitam jelaga yang membuat siapapun jika menatapnya akan merasa terhipnotis dan tertarik ke alam dunia seorang Min Yoongi, berlebihan sekali, tapi memang ini keadaanya jika kau menatap seorang Min Yoongi sedekat dan seintens ini, percayalah ini memabukan.

Kami sudah sama-sama dewasa, mustahil jika aku bilang pikiranku bersih-bersih saja di suguhkan dengan situasi seperti ini, di kamar, di atas ranjang, berdua, bersama pria, dan sial nya lagi pria itu adalah seorang Min Yoongi, sangat berbahaya sekaligus sangat mustahil untuk di tolak.

Entah berkah dari setan di dalam ruangan ini atau apapun itu, rasanya aku sudah tak mau menggunakan akal sehatku lagi, untuk malam ini saja.

"Mau coba cium aku?" Susah payah ku telan air liurku sendiri, perkataanya barusan sukar untuk di cerna, suara berat nan huskey nya menambah nilai plus kadar ke sexy an Min Brengsek ini.

Berani bertaruh, aku sedang bergulat habis-habisan dengan iblis yang sukar dikalahkan, dia terus mengiang di kepala dan fikiranku 'mantap mengiyakan bahwa menuruti perkataan Yoongi barusan adalah suatu surga yang sayang jika dilewati, mendapat surga dari bisikan iblis? Lelucon macam apa?

Baik, kau bisa katakan aku pendosa sekarang, aku kalah oleh iblis yang mempengaruhiku, aku mengiyakan perkataan Yoongi, dan surga pun sepenuhnya takkan bisa menerimaku, pasrahkan saja.

Yoongi menatap tepat dimata, secara dalam dan intens tapi juga terkesan lembut, tanpa banyak bicara ia menarik pinggangku agar lebih dekat dan menghapuskan seluruh jarak, menatapku lamat-lamat lagi seakan mencari celah keraguan 'takut-takut hal yang ia lakukan akan menyinggung perasaanku, sayangnya tidak sama sekali Yoon, di setiap senti perasaanku masih sepenuhnya tempatmu.

Menggenggam tangan kiriku dengan sangat intens selagi menyalurkan kehangatan dari atas peemukaan kulit telapak tangannya yang besar sekaligus hangat, sungguh ini menghangatkan, efeknya membiud seakan rasakan sampai memuncak di setiap inci dalam tubuhku, hebat- aku kecanduan Yoon.

Pun perlahan menarik tengkukku dengan sangat hati-hati, ini tidak seperti yang ia lakukan sewaktu kami bersama dulu, ia lebih mementingkan keadaanku dari pada hasrat nya, aku tau Yoon kau sedang menahannya dari tadi, bicara apa aku?

Ciumannya hangat, selalu begitu sejak dulu harum nafas dan aroma tubuhnya juga masih sama sejak dulu, tak ada yang berubah, hanya keadaan kita saja.

Tak ada tuntutan bahkan paksaan di setiap lumatan-lumatannya 'seakan menuntunku agar mendalami ciumannya, lumatan demi lumatan gigitan demi gigitan pun lidah seakan bergulat masih tanpa tuntutan dan paksaan, aku kecanduan lagi tak sadar aku hanyut kedalamnya pun tanganku sudah saling bertautan diatas cengkuk Yoongi seakan meminta lebih, Bodoh.

"Mau ku ajak melakukan hal yang seru?" Aku menyerngit menimbang-nimbang perkataan Yoongi yang sulit di cerna, tanpa menjawab aku hanya memasang wajah seakan berkata 'apa?' Yoongi pasti masih bisa melihat raut wajah bingungku 'kamar ini masih ada satu lampu tidur yang menyala, percayalah ini tidak gelap total.

Pun Yoongi beranjak mengambil suatu benda persegi diatas nakas sebelah ranjangku, mengecek sekilas isinya dan kembali lagi ke posisinya sebelumnya, menyodorkan benda itu kehadapanku dengan gerakan dagu kecil untuk mengisyaratkan segera membuka kotak persegi yang entah terbuat dari apa aku kurang paham ini sejenis logam atau apa? Dan sejak kapam dia meletakkannya disitu?

Tanganku bergetar hebat saat menyentuh permukaan benda-benda kecil yang tersusun rapih 'pisau kecil berbeda-beda jenis, jarum berbagai macam ukuran, silet-silet yang beragam serta sejenis benda tajam yang namanya pun aku kurang paham.

tenggorokanku terasa tercekat bak terisi lumpur penuh 'benar-benar kering seolah sedang mencerna apa yang sedang aku hadapi 'keringat pun seakan membanjiri peluhku.

Pun menengadah keatas sedikit 'mencari manik mata milik Yoongi takut-takut dan keraguan aku menatap nya, tapi si empunya hanya membalas tatapanku terlalu datar, bertanya tanya dengan raut wajahku takut-takut dia salah mengambil benda atau apalah, tapi nyatanya tak ada keraguan dari sorot manik jelaga miliknya.

"Pilih yang kau suka, aku akan menghujam mu dengan kenikmatana" terlalu datar, sangat- senyum licik nya sukses membuat badanku bergidik 'ngeri pikirku.

TBC

COLD √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang