Bau benda silver seakan masih asing di indra penciumanku, seluruh tubuhku bergetar hebat mencerna perkaataan Yoongi barusan, jelas aku tidak buta dengan apa yang aku hadapi sekarang benda-benda tajam ini sangat asing di hidupku, biasanya aku hanya berhadapan dengan benda tajam di dapur itu pun jarang, tapi ini bukan pada tempatnya.
"Kau takut padaku?" Yoongi sedikit menegakan tubuhnya jemarinya meremas pundakku sedikit sambil tertawa renyah ku tatap matanya masih sambil mengintimidasi.
"Tenang baby girl, Daddy akan menuntunmu" suara serak sialan itu berbisik secara intens dan menuntut di gendang telingaku, demi setan yang ada di dalam ruangan ini, sumpah aku bisa merasakan perpacuan jantungku meningkat dengan gila, merinding di sekujur tubuh.
"Minhye,duduk sini." Aku terdiam sesaat irisku bergerak gusar, membayangkan yang tidak-tidak. Namun situasi indah ini, bagaimana harum maskulin Yoongi serta raut menyenangkannya diganti sepasang iris lapar yang nyalang dan siap kapan pun untuk menerkam. Sepertinya malam ini tidak berakhir baik, karna sudah membiarkan Yoongi menetap disini. Namun disisi lain aku menginginkannya setengah mati.
"Minhye?" Panggilnya lagi. Yoongi memiringkan kepalanya sedikit sembari memasang senyum penuh licik saat aku mendekat lebih intens lagi ke arahnya. "Jangan takut, aku tidak akan membunuhmu"
Aku sedikit menahan napas saat sudah berjarak sedekat ini, ranjangku berdecit sedikit hidungku bisa mencium aroma khas Yoongi yang masih sama seperti dahulu, dari jarak sedekat ini aku bisa melihat paparan profile sempurna pemuda ini dengan jelas. Mata sipitnya, bibir plum nya, luka di wajahnya, hidung mancungnya, alis nya, rambutnya, lehernya, tangannya, seperti pahatan tuhan yang paling indah, dia begitu menawan dan menggoda, tapi sulit di tebak.
yoongi menggerakan jari tangannya yang besar dan panjang, menyelinapkan beberapa helai rambutku ke belakang telinga, tersenyum sangat manis sekali sambil hazel hitam sedalam jelaga itu menuntut agar terus ditatap. "Well, mau bermain denganku?"
Tenggorokanku kering, jari Yoongi yang semakin intens menyentuh wajahku terasa panas, iris nyalangnya menatapku lurus tanpa keraguan, gelap. Seperti singa yang sangat kelaparan dan siap melahap mangsanya.
"Bukan bermain, lebih tepatnya kau mau melukaiku kan?" Ia tersenyum semakin lebar, dan membuat gugup menyelimutiku.
"Kau pintar memahami situasi, sayang." Yoongi menyahut dengan nada rendah sempurna dan membuat diriku seolah terasa terbakar habis. Napasku berat, ia mendekatkan wajahnya hingga tercium jelas harum peppermint menjelaga di indra penciumanku 'napasnya menerpa seluruh telinga dan leherku. "Tidak, aku tidak mau Yoon"
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Hye." Suaranya terdengar melembut semakin intens dan begitu mengancam sembari terkekeh. Tangan Yoongi mencengkram milikku kelewat kuat hingga terasa nyeri dan menghapus jarak kembali aku melihat matanya takut, tapi di satu sisi aku malah penasaran setengah mati.
Yoongi semakin mendekat, kali ini makin mendekatkan lebih dekat lagi hingga aku mengeluarkan suara aneh saat bibirnya mendarat di ceruk leherku.
"Aku tidak akan sejahat itu" ia meracau sambari mendaratkan bibirnya pada leherku mendalamkan ciumannya lagi. Kali ini lebih intens dan bergairah di tambah lumatan dan gigitan-gigitan kecil yang sukses membuatku melolosakn suara aneh itu lagi, aku yakin ia memberi bekas jejak di leherku.
"Membuang darah sedikit tidak akan membuatmu mati, Hye." Aku hampir berteriak saat tubuh Yoongi menerjangku hingga aku berada tepat di bawahnya, aku pikir ia akan mengambil keperawananku malam ini juga, tapi mendadak tubuhnya membeku karna mendengar suara debum pintu sebelah kamarku yang terdengar terbuka. Kepalaku sudah jelas menduga siapa sosok itu.
"Shit!." Umpat Yoongi pelan, tubuhku seketika bangkit dan Yoongi melepaskanku dari jeratannya. Aku membenarkan baju yang hampir terbuka dan terlihat sedikit kacau karna ulahnya. "Dia datang"
Wajah Yoongi terlihat terganggu tak suka. "Siapa?."
"Jungkook" aku menyahut terpampang irisku terasa mati. Yoongi menatapku datar dan aku melanjutkan tertahan "kau harus pergi Yoon."
TBC