Chapter Seven

3.6K 111 16
                                    

~• Happy Reading •~

Hari ini adalah hari Sabtu. Artinya Victoria bisa menghabiskan banyak waktu di mansion daripada di luar. Seperti saat ini contohnya. Bersantai di atas tempat tidur sambil meladeni kedua sahabatnya melalui videocall.

"Vic, gimana keadaan lo? Lo baik-baik aja 'kan?" ujar Evelyn di seberang sana.

"Maaf banget ya kemarin kita gak bisa temenin lo." kata Rachel dengan rasa bersalah.

Victoria tersenyum tipis, "Gue baik-baik aja. It's ok. Bryson udah ngejelasin ke gue kalau dia yang suruh kalian pulang."

"Lo tau gak kemarin waktu lo pingsan dia khawatir banget. Bahkan dia rela meninggalkan pertandingan demi bawa lo ke UKS. Padahal itu 'kan ulah tim basket SMA Lawrence yang tertiba main kasar." Evelyn mengucapkannya dengan sedikit menggebu-gebu antara senang dan kesal.

Rachel ikut mendukung pernyataan Evelyn "That's right! Dia yang bawa lo ke UKS, Vic."

Victoria terkekeh seraya menggangguk-anggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dirinya mengerti atas pernyataan kedua sahabatnya yang kelewat antusias.

Namun, sedetik kemudian dia berdecak kesal "Ck. Kalian gak tau aja gimana sifat aslinya dia. Dia itu tuan pemaksa yang menyebalkan." Victoria mengingat kembali bagaimana sifat lelaki yang mengantarnya semalam.

"Maksud lo?" Tanya Rachel

Victoria memutar kedua bola matanya "Dia itu lelaki paling menyebalkan dan pemaksa."

Evelyn menyergah pendapat Victoria tentang Bryson, "Tapi 'kan —" ucapannya terhenti ketika mendengar suara ketukan di pintu. Bukan pintu kamarnya bukan juga Rachel karena gadis itu sedang berada di tempat umum melainkan berasal dari pintu di kamar milik Victoria.

Victoria melirik ke arah pintu kamarnya yang masih mengeluarkan suara ketukan, "I'll call you guys soon. See ya." kemudian gadis itu mematikan layar handphonenya dan meletakkan asal benda pipih berlambang apel tersebut.

Rose selaku kepala pelayan di mansion membungkukkan badannya sebagai tanda hormat terhadap Victoria tepat setelah gadis itu membuka pintu kamarnya.

"Nona Victoria, sarapan sudah siap. Sudah ditunggu oleh Tuan dan Nyonya di ruang makan." ujar Rose dengan sopan.

"Baiklah, Rose. Aku akan segera menyusul. Terima kasih." ucap Victoria seraya tersenyum.

"Sama-sama Nona Victoria." Rose tersenyum tipis lantas pamit dari hadapannya.

Victoria kembali masuk ke dalam kamar lalu memperbaiki sedikit penampilannya. Setelah dirasanya cukup ia bergegas menyusul kedua orang tuanya yang sudah menunggu dirinya di ruang makan untuk sarapan bersama.

"Good Morning." ujar Victoria dengan tersenyum lebar begitu sampai di ruang makan.

"Good Morning." balas Daddynya tersenyum kemudian diikuti oleh Mommynya yang sedang mengoleskan selai kacang ke atas roti.

Victoria lalu duduk di salah satu kursi makan yang berhadapan dengan Mommynya. Sementara Daddynya duduk diantara Victoria dan Mommynya. Meja makannya berbentuk lonjong disertai 10 kursi makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married with Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang